Anies Klaim Banjir Surut Kurang dari 6 Jam Usai Ciliwung Kembali Normal

Anies Klaim Banjir Surut Kurang dari 6 Jam Usai Ciliwung Kembali Normal

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Selasa, 11 Okt 2022 11:04 WIB
Pemprov DKI Jakarta meresmikan Implementasi Tarif Integrasi Jak Lingko dan Layanan Mikrotrans AC di Stasiun MRT ASEAN, Jumat (7/10). Peresmian dilakukan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Anies Baswedan (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan banjir yang melanda sejumlah kawasan Ibu Kota kemarin disebabkan luapan air Sungai Ciliwung imbas cuaca ekstrem. Merujuk pada laporan wali kota setempat, Anies mengklaim banjir surut dalam kurun kurang dari 6 jam.

"Kejadian kemarin di daerah aliran Sungai Ciliwung itu ada limpahan air yang datang dari hulu dan ini karena curah hujan di kawasan hulu tinggi otomatis kapasitas sungai terlampaui dan begitu terlampaui melimpah. Saya mendengar dari pak wali, dalam waktu kurang dari 6 jam sesudah permukaan air sungai normal kurang dari enam jam surut semua," kata Anies Baswedan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2022).

Anies memandang pencapaian ini membuktikan manajemen pengelolaan banjir yang diterapkan Pemprov DKI berhasil. Pasalnya, setiap kali ada hujan ekstrem, Anies meyakini Jakarta pasti dilanda banjir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itulah manajemen pengelolaan banjir. Ketika volume air hujan melampaui sungai dan melampaui kapasitas drainase tentu akan terjadi genangan akan terjadi banjir," jelasnya.

Anies mencontohkan kawasan Halim Perdanakusuma pernah terendam banjir karena intensitas curah hujan yang ekstrem. Padahal, kata dia, drainase di lokasi tersebut tak pernah tersumbat sedikit pun.

ADVERTISEMENT

"Teman-teman pernah ingat Halim Perdanakusuma itu bersih, rapi, dan hijau bisa terjadi genangan 40 cm bukan karena gorong gorong tersumbat, tapi karena volume air yang turun waktu itu sampai 370 mm otomatis terjadi genangan," ujarnya.

Eks Mendikbud itu memandang jumlah atau intensitas hujan yang turun ke tanah di luar kehendak manusia. Justru, yang menjadi tanggung jawab ialah bagaimana manajemen penanganan banjir diupayakan semaksimal mungkin.

Di Jakarta sendiri, kata dia, pihaknya menerapkan Key Performance Indicator (KPI) banjir mesti surut dalam kurun 6 jam. Dia lantas mempersilakan seluruh pihak membandingkan penanganan banjir di Jakarta maupun kota-kota lainnya.

"Jadi kita tidak khawatir dengan foto-foto genangan itu. Yang kita khawatir kalau genangan berhari hari baru kami khawatir, itu manajemennya nggak betul. Jadi anda salahkan bandingkan Jakarta dengan kota kota lain. Ketika terjadi hujan berapa lama surut di situlah manajemen. Kalau jumlah hujannya itu di luar kuasa manusia, tapi kalau manajemen itu tanggung jawab kita," tegasnya.

"Di Jakarta pakai KPI penanganannya, bila di bawah 100 mm dan banjir berarti ada yang salah. Bila di atas 100 mm dan ada genangan wajar. Lalu KPI-nya 6 jam. Harus surut," tambahnya.

Simak Video: Anies: Jika Ada Daerah Banjir Berhari-hari, Manajemennya Nggak Bener

[Gambas:Video 20detik]



(aik/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads