Pihak kepolisian telah melakukan pendalaman terhadap 4 pelaku perampokan toko emas di mal Serpong, Tangsel, yang ditangkap beberapa waktu lalu. Dari hasil pendalaman keempatnya dinyatakan tak terkait dengan jaringan teroris.
"Kami sudah koordinasikan ke Densus 88, dipastikan mereka tidak terlibat dengan jaringan teroris," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat dihubungi wartawan, Jumat (7/10/2022).
Terpisah, Kabagops Densus 88 Antiteror Kombes Aswin Siregar mengatakan hal yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah dicek tidak ada yang terkait dengan kelompok maupun jaringan terorisme yang ada," kata Aswin.
Polisi awalnya mensinyalir para pelaku terlibat jaringan teroris. Hal itu mengacu pada rentetan tiga aksi perampokan toko emas yang dilakukan para pelaku.
Perampokan toko emas itu acap kali merupakan upaya pencarian dana yang dilakukan kelompok teroris. Namun, dari hasil penyelidikan polisi dan pihak Densus memastikan motif perampokan pelaku didasari faktor ekonomi semata.
"Rentetan kasus perampokan toko emas di Tangerang Raya setelah di dalami penyelidikan bersama sama dengan Densus, murni bermotif ekonomi," ucap Hengki.
Empat pelaku yang ditangkap berinisial SU (37), TH (37), MK (33), dan H (34). Keempatnya ditangkap di tiga lokasi, yakni di Bogor, Jawa Barat; Grobogan, Jateng; dan Benda, Kabupaten Tangerang, pada Kamis (29/9).
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....
Salah satu pelaku inisial MK diketahui merupakan pecatan TNI. MK ikut beraksi di dua lokasi perampokan.
Tersangka TH dan MK pernah melakukan perampokan di 'Toko Mas Paris' di Desa Telagasi, Cikupa, Tangerang, 1 Mei 2022 dan di 'Toko Mas Jaya Baru' di Kutabumi, Pasar Kemis, terjadi pada 11 April 2022. Aksi perampokan ini dilakukan tersangka TH dan MK.
Sementara perampokan di toko emas di mal Serpong, Tangsel, Jumat (16/9) dilakukan oleh tersangka TH, MK, H dan SU. Dari lokasi, pelaku menggasak 600 gram emas.
Sebelumnya Ditreskrimum Polda Metro Jaya turut melibatkan Densus 88 dalam penyelidikan kelompok tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendalami apakah kelompok ini memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris, mengingat ada ciri khas yang sama dengan kelompok teroris yang kerap merampok toko emas untuk kegiatan fai.
"Kami sedang mendalami apakah pelaku ini ada kaitannya dengan jaringan teroris. Kami bekerja sama dengan Densus 88 untuk mendalaminya," ujar Hengki saat dihubungi, Jumat (30/9).
"Karena sasaranya selalu toko emas dan menggunakan senjata api. Metode fai sebelum-sebelumnya sasaranya selalu toko emas dan bersenjata api," kata Hengki.