Puan Ingatkan Tak Ada Negara yang Bisa Hadapi Gejolak Global Sendirian

Puan Ingatkan Tak Ada Negara yang Bisa Hadapi Gejolak Global Sendirian

Inkana Izatifiqa R Putri - detikNews
Kamis, 06 Okt 2022 16:24 WIB
Puan Maharani (Tangkapan layar YouTube DPR)
Foto: Puan Maharani (Tangkapan layar YouTube DPR)
Jakarta -

Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri pembukaan the 8th G20 Parliamentary Speakers' Summit (P20). Seperti diketahui, Gelaran P20 yang merupakan rangkaian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 telah dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, hari ini.

Puan menyampaikan penyelenggaraan P20 bertujuan untuk menggalang kerja sama parlemen dalam mendukung agenda dan implementasi kesepakatan G20, khususnya dalam kerangka pemulihan global, pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, dan mengatasi berbagai tantangan global lainnya.

Di hadapan pimpinan-pimpinan parlemen negara G20, Puan mengingatkan tentang pentingnya kerja sama global dalam menghadapi tantangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selamat datang di Gedung DPR RI kepada para peserta P20! Merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia, dapat menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan the 8th G20 Parliamentary Speakers' Summit (P20) tahun 2022," kata Puan dalam keterangan tertulis, Kamis (6/10/2022).

"Kita bertemu pada momen di mana dunia baru saja menghadapi pandemi COVID-19 dan setiap negara sedang menjalankan pemulihan sosial dan ekonomi dari dampak pandemi tersebut," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Puan kondisi perekonomian global saat ini membuat banyak negara berada dalam kerentanan yang tinggi. Hal ini terlihat dari munculnya lonjakan inflasi, respons kebijakan moneter, perlambatan ekonomi, konflik geopolitik, serta meluasnya stagflasi. Puan menyebut kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2023.

"Di samping itu, kita juga masih memiliki sejumlah agenda global untuk direspon melalui kerja-kerja nyata, antara lain isu-isu yang berkaitan dengan climate change, lingkungan hidup, ekonomi hijau, ketahanan pangan dan energy, serta kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan," katanya.

Puan menilai pertemuan P20 merupakan kegiatan strategis karena G20 menguasai 85% ekonomi dunia dan memiliki 65% penduduk dunia. Dengan demikian, lanjutnya, aksi konkrit G20 akan membawa dampak dan manfaat nyata, tidak hanya untuk G20 tapi juga untuk dunia.

"Dalam menghadapi gejolak dan tantangan global ke depan, tidak ada satu negara yang mampu menghadapinya sendirian. Setiap negara membutuhkan kerja sama dengan negara lainnya," urainya.

Pentingnya Kerja Sama untuk Hadapi Risiko Ancaman Krisis Global

Dalam kesempatan ini, Puan menyampaikan masalah lokal dapat mudah berkembang menjadi krisis global yang berdampak pada kehidupan sehari-hari rakyat di berbagai negara. Oleh karena itu, ia mengimbau agar setiap negara dapat selalu memperhitungkan kemungkinan terjadinya krisis global dalam setiap pembuatan kebijakan.

"Jelaslah bahwa saat ini segala masalah dunia kita saling berhubungan. Sehingga diperlukan respon bersama yang melibatkan berbagai kalangan dan perspektif," ungkapnya.

Untuk mengatasi hal ini, Puan menambahkan diperlukan kerja bersama, kolaborasi, gotong royong antar negara. Hal ini berupa kerja sama internasional, gotong royong antar pihak yang melibatkan berbagai stakeholders, dan gotong royong antar bidang, melalui pendekatan multi sektor yang melibatkan solusi keamanan, politik, ekonomi, sosial.

"Setiap negara memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam menghadapi risiko ancaman krisis. Melalui kerja bersama, kolaborasi, dan gotong royong antar negara, diharapkan dapat meningkatkan daya respons setiap negara untuk menanggulangi permasalahan global," kata Puan.

"Hal ini dapat kita lakukan hanya bila kita memperlakukan Sidang Forum P20 ini dengan komitmen yang kuat, untuk menyelamatkan nasib dunia yang ditentukan oleh keputusan- keputusan yang akan kita diambil," imbuhnya.

Peran P20 dalam Atasi Tantangan Global

Puan menyampaikan saat ini masyarakat di seluruh negara memiliki harapan besar agar P20 berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai gejolak dan tantangan global. Untuk itu, P20 mengambil tema 'Stronger Parliament for Sustainable Recovery', sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia 'Recover Together, Recover Stronger'.

"Kekuatan parlemen, P20, adalah mewakili suara rakyat global. P20 memberikan legitimasi atas upaya pemerintah, dalam menjalankan komitmen kebijakan luar negeri, pemulihan pascapandemi dan merespons tantangan global," jelasnya.

Ia menyebut P20 dibentuk sebagai salah satu Engagement Group G20 guna membawa elemen demokrasi, dan memperkuat akuntabilitas agenda G20. P20 juga menjadi upaya untuk memperkuat agenda G20 dalam konsolidasi pemulihan global yang inklusif, resilien, dan hijau.

Tak hanya itu, kata Puan, P20 dapat berperan untuk memberikan perspektif parlemen, memberikan kontribusi dalam menjembatani perbedaan antar negara, dan memperkuat interaksi dan jejaring antara para ketua parlemen negara-negara G20, bahkan meluas ke negara-negara mitra lainnya.

"Parlemen memiliki kesempatan untuk menyampaikan perspektif dari aspirasi rakyat yang menginginkan adanya ́harapan baru ́ (new hope) dalam mengelola tata dunia yang lebih humanis, ramah, nyaman, dan sejahtera bagi semua orang," urainya.

Dalam mewujudkan komitmen parlemen untuk memberikan sebuah harapan baru, Puan mengatakan perlu komitmen kerja sama antar negara. Di samping itu, diperlukan juga dalam upaya yang dapat membangun nilai global untuk mempromosikan perdamaian, toleransi, dan solidaritas dalam persaudaraan, serta agenda kerja sama antar negara.

"Kita memiliki kesadaran bahwa diperlukan kerja bersama dalam mengatasi permasalahan global. Namun di saat bersamaan, kita melihat dunia yang semakin terbelah. Kitq melihat masing-masing negara melangkah secara unilateral, kita menyaksikan meningkatnya rivalitas," tukasnya.

"Kolaborasi, kerja bersama, bukan untuk mengejar agar menjadi winner takes all, tetapi kita inginkan all be winner. Komitmen antar negara untuk kemajuan bersama, menjadi harapan baru, sebagai aspirasi rakyat, yang semakin menghendaki dunia memiliki wajah yang humanis," imbuhnya

Pentingnya Kerja Sama Antar Parlemen

Di momen ini, mantan Menko PMK itu pun kembali menyuarakan semangat dan prinsip 'no one left behind' untuk kemajuan bersama. Menurutnya, budaya damai dan toleran semakin diperlukan untuk memperkuat interaksi antar bangsa dan negara.

"Kerja bersama antar parlemen dapat berperan penting untuk menyebarkan budaya damai dan toleran, yang semakin diperlukan dalam menghadapi ketegangan geopolitik saat ini. Dialog dan diplomasi dalam penyelesaian berbagai masalah global, menjadi protokol yang utama dalam setiap kerja bersama antar negara," paparnya.

Meski demikian, Cucu Proklamator RI Bung Karno itu menyatakan kerja sama antar negara membutuhkan agenda kerja yang nyata. Menurutnya, hal ini dapat dimulai melalui langkah-langkah kecil agar sampai pada tujuan yang besar. Untuk itu, Puan berharap pertemuan P20 dapat menetapkan sebuah kesepakatan bersama yang dapat mendorong adanya aksi nyata penyelesaian berbagai permasalahan global.

"Indonesia, dengan semangat gotong royongnya, siap, mau dan mampu untuk berkolaborasi dengan dunia global dalam membangun dunia dengan harapan baru, dunia dengan kemajuan bersama; dunia yang lebih humanis, dunia yang lebih baik, dunia yang sejahtera, tentram dan indah," jelasnya.

Ia menyebut kesiapan Indonesia untuk berkolaborasi dengan dunia global dapat ditunjukan melalui politik pembangunan nasional yang inklusif. Selain itu, hal ini dapat dibuktikan melalui pembangunan yang mengutamakan kehadiran negara dalam melindungi rakyat secara ekonomi dan sosial, serta berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

"Hal-hal tersebut dapat dilihat dari pembangunan infrastruktur untuk kemajuan seluruh wilayah, program sosial yang komprehensif dan masif, stimulus ekonomi dalam program pemulihan ekonomi nasional, regulasi pajak karbon dan energi baru terbarukan; dan lain sebagainya," kata Puan.

Puan pun optimistis pertemuan P20 akan menghasilkan rumusan yang tepat dan dapat diimplementasikan dalam mendukung kesepakatan G20. Terutama dalam rangka pemulihan global, pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, dan mengatasi berbagai tantangan global.

"Rumusan komitmen bersama adalah penting. Akan tetapi tindakan nyata, sekecil apapun, menjadi lebih penting bagi kita untuk semakin dekat dalam mencapai tujuan," urainya.

"Coming together is a beginning, staying together is progress, and working together is success. Kata-kata ini untuk mengingatkan kepada kita semua bahwa keberhasilan P20 apabila kita dapat mewujudkan kerja nyata bersama," lanjut Puan mengutip kata-kata Henry Ford.

Tak hanya itu, Puan mengingatkan bahwa saat ini menjadi waktu yang tepat untuk segera bertindak tanpa menunda dalam membangun tatanan dunia yang lebih baik.

"Inilah komitmen Parlemen negara G20, Stronger Parliament for Sustainable Recovery. Kita gunakan kesempatan ini, untuk membangun dunia yang berwajah humanis, memiliki budaya cinta pada kemanusaiaan, cinta damai, dan cinta pada alam lingkungan hidup," ujarnya.

"Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya. Make a better place for you and for me and the entire human race. One earth for all," pungkasnya.

Seperti diketahui, dalam pembukaan P20, Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU) Duarte Pacheco ikut memberi sambutan. Sementara itu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyampaikan pesan melalui video.

Seluruh pimpinan parlemen negara G20 juga hadir dalam forum internasional bergengsi ini. Di antaranya, Ketua Dewan Rakyat Inggris Sir Lindsay Harvey Hoyle, Chairman of Foreign Affairs Committee House of Representatives Amerika Serikat Gregory Meeks, Ketua Majelis Tinggi Parlemen Rusia Valentina Matviyenko dan Ketua Parlemen Ukraina Olena Kondratiuk.

Hadir pula Ketua Dewan Federal Nasional Uni Emirat Arab Saqr Ghobash, Ketua DPR Australia Milton Dick, Wakil Ketua Komite Tetap National People's Congress Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Zhu Chen, serta Deputy Speaker of the National Assembly Korea Kim Young Joo.

Halaman 3 dari 3
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads