Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan ruang limpah Sungai Brigif di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Anies mengatakan ruang terbuka publik ini dibangun dengan menerapkan pendekatan berbasis alam.
"Kita bersyukur, kita bangga bahwa alhamdulillah sebuah ikhtiar panjang yang dikerjakan, yang sempat mengalami tantangan karena kita diterpa pandemi akhirnya hari ini ikhtiar itu tuntas. Nature based solution, solusi berbasis alam," kata Anies Baswedan di lokasi, Kamis (6/10/2022).
Anies menilai pembangunan kota selama beberapa abad kerap mengadopsi pendekatan yang berimbas kepada kerusakan lingkungan hingga perubahan iklim. Pemprov DKI lalu memilih menerapkan pendekatan berbasis alam dalam sebagai solusi, khususnya dalam mengatasi masalah banjir Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengklaim infrastruktur yang dibangun Pemprov DKI berupa kombinasi antara ruang terbuka hijau dan ruang terbuka biru. Anies meyakini ruang limpah sungai mampu mengembalikan ekosistem sungai seperti sedia kala.
"Ruang limpah sungai ini adalah upaya juga mengembalikan ekosistem sempadan sungai, yaitu menahan air pada saat terjadi limpahan, tapi juga dia menjadi sebuah ekosistem sungai yang hidup, sehingga kita berharap di sini akan muncul kembali hewan air, muncul tanaman rindang, dan burung yang berdatangan sehingga menjadi ekosistem yang sehat," jelasnya.
"Inilah kita dari dulu sering katakan nature based solution melakukan naturalisasi sehingga kita kembali pada posisi alam, sebagaimana ketika dulu masyarakat belum melakukan intervensi lewat pembangunan," tambahnya.
Adopsi Konsep Sungai di Singapura
Lebih lanjut Anies menjelaskan prinsip kerja ruang limpah sungai ini mengadopsi konsep naturalisasi Sungai Kallang di Bishan-Ang Mo Kio Park, Singapura. Menurutnya, ruang limpah bisa dijadikan taman sewaktu musim kering dan menjadi penampungan air saat musim penghujan.
![]() |
Selain Singapura, negara lainnya yang menjadi percontohan ialah Belanda, yang membangun ruang untuk sungai.
"Bisa dilihat itu contoh naturalisasi contoh, bagaimana mengendalikan air. Pada saat musim hujan dan waktu hujan yang deras, kawasan lembah berisi air. Begitu musim kering, tidak ada air, maka jadi tempat warga bermain," terangnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Resmikan Sekolah Net Zero, Anies: Gedung Abad 19, Kini Abad 21
"Begitu juga di Belanda, di sana ada maze wall river. Di sungai ini diterapkan hampir sama room for the river, ruang untuk sungai. Inilah konsep modern, inilah konsep maju berbasis solusi alam," tambahnya.
Program 942 Drainase Vertikal
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Yusmada menerangkan ruang limpah ini merupakan bagian dari program mengelola air dan mengendalikan banjir bernama '942-Drainase Vertikal (DV)'. Selain di Sungai Brigif, terdapat tiga lokasi lain yang dijadikan sebagai ruang limpah Ibu Kota.
"Upaya kita meng-improve 9 polder itu tersebar di utara, timur, pusat ya salah satunya polder Kamal, polder Kelapa Gading, Kali Betik, Pulomas, dan Muara Angke dalam rangka kita polder itu dalam bentuk menampung air terus kita pemompaan, terus 4 ruang limpah sungai ini di Pondok Rangon, Brigif, Lebak Bulus, dan Jagakarsa, dan 2 adalah peningkatan kapasitas sungai kali besar dan Ciliwung-Pasar Baru," terangnya.
Yusmada menerangkan progres naturalisasi sungai Brigif ini baru mencapai 70 persen. Sejauh ini, baru area atas Sungai Brigif yang baru dibuka untuk publik.
"Brigif atas ini yang sudah kita bisa optimalkan, Brigif bawah nanti sampai Desember selesainya, dan kita berharap pendekatan-pendekatan ini akan terus berlanjut ke depan, supaya kita mengelola air hujan terutama hujan-hujan ekstrem kita tampung, kita tahan supaya tak langsung menuju sungai," tandasnya.