HNW: Ruang Ormas Islam Perempuan untuk Berkontribusi Terbuka Lebar

HNW: Ruang Ormas Islam Perempuan untuk Berkontribusi Terbuka Lebar

Inkana Putri - detikNews
Senin, 03 Okt 2022 22:01 WIB
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menghadiri pertemuan dengan Pengurus Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Jakarta, Senin (3/10).
Foto: Dok. MPR RI
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menghadiri pertemuan dengan Pengurus Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Jakarta, Senin (3/10).

Dalam pertemuannya, HNW berharap Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) dapat memaksimalkan potensi dan berkontribusi lebih konkrit, serta solutif untuk kemaslahatan bangsa dan negara, khususnya kaum perempuannya.

Di samping itu, dia mengimbau agar BMIWI dapat menguatkan kolaborasi dan kerja sama dengan semua pihak, terutama dengan organisasi-organisasi perempuan yang sudah mapan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi agar memberikan kontribusi maksimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di era reformasi ini, ruang bagi ormas Islam perempuan untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara, makin terbuka lebar. Apalagi di era ini tidak ada barrier (hambatan) untuk memaksimalkan ruang Indonesia ini untuk kemaslahatan keumatan dan kebangsaan. Kita berada di era reformasi, di mana ruang ini dibuka sangat luas. Maka sudah sangat sewajarnya bila Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia mengisi ruang itu dengan memaksimalkan potensi dan jaringannya untuk memberikan kontribusi yang lebih konkrit dan solutif," kata Hidayat dalam keterangannya, Senin (3/10/2022).

Lebih lanjut, HNW menyampaikan dalam konteks kehidupan bernegara, kontribusi konkrit dan solutif dari ormas perempuan muslimah memang diperlukan, baik untuk saat ini maupun ke depannya. Terlebih dir era reformasi ini, ruang untuk berperan serta terbuka luas.

ADVERTISEMENT

"Semua pihak boleh berperanserta dan memberikan kontribusi. Maka BMIWI juga bisa memaksimalkan ruang keterbukaan itu untuk berperan serta dan memberikan kontribusi, jangan malah dimubadzirkan," katanya.

Oleh karena itu, Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKS ini mendorong BMIWI untuk memaksimalkan potensi ruang terbuka yang ada. Beberapa di antaranya, ruang pemberdayaan SDM termasuk untuk kaum milenial, media sosial, pemberdayaan ekonomi, ruang berpartisipasi di dunia publik termasuk dakwah, juga ruang di dunia politik.

Dalam konteks politik, kata HNW, tidak ada hambatan bagi muslimin dan muslimat untuk menduduki posisi tinggi di pemerintahan. Bahkan, tidak ada pula hambatan untuk berkontribusi menghadirkan regulasi atau mengkoreksi regulasi untuk kemaslahatan umat dan bangsa.

"Mestinya BMIWI dengan segala jaringan dan potensinya, dapat mengisi dan memaksimalkan ruang keterbukaan ini," tuturnya.

Ia menyebut semua posisi dan kontribusi mungkin untuk dicapai. Apalagi, ketika umat telah mendapatkan kekuasaan, orientasinya tentu bukan untuk melakukan kezaliman dan kejahatan. Hal ini seperti ungkapan 'power tend to corrupt, absolutely power absolutely corrupt', atau kekuasaan yang cenderung melanggar hukum dan korup, melainkan dalam visi umat, kekuasaan untuk berkhidmat, melayani, dan peduli.

"Semakin kewenangan dan kekuasaan didapat, maka semakin banyak yang kita pedulikan, bantu dan selamatkan. Orientasinya seperti itu," katanya.

Meski demikian, HNW menyebut di tengah keterbukaan, BMIWI perlu waspada dengan adanya pihak yang mengisi ruang keterbukaan tersebut dengan hal yang tidak sesuai Pancasila. Misalnya, seperti LGBT, komunisme, atheism, separatisme, adu domba sesama anak bangsa, mengeksploitasi SDA dan merusak lingkungan.

Guna mencegah hal ini, HNW mengusulkan BMIWI agar membuat lembaga yang dapat menganalisa dan mempersiapkan kajian untuk memberi jawaban, alternatif, dan arahan,. Dengan demikian, kegiatan BMIWI dapat menjadi solusi, berkontribusi positif, dan menyelesaikan masalah ke depan.

"Bahkan mengarahkan umat untuk berada di arah yang benar ke depan di tengah semakin tajamnya persaingan ideologi dan globalisasi yang mengubah banyak hal dalam kehidupan," imbuhnya.

Selain itu, BMIWI harus memperkuat kolaborasi dan kerja sama dengan semua pihak, baik internal maupun dengan organisasi lain, seperti Muslimat NU atau Aisyiyah Muhammadiyah.

"Dalam perjuangan membela umat dan bangsa, kita tidak bisa sendirian. Kita harus bersama-sama dan bekerja sama. Begitulah sunnah Islam dan hajat kehidupan untuk atasi tantangan. Sebagai badan musyawarah, BMIWI sudah menggambarkan kerjasama antara ormas-ormas Islam," kata HNW.

Sementara itu, Ketua Presidium BMIWI, Hartini Salama menjelaskan BMIWI memiliki 38 organisasi Islam wanita yang tergabung. Beberapa di antaranya yakni, Muslimat NU, Aisyiyah Muhammadiyah, BKMT, Muslimat Al Washliyah, Muslimat Al Ittihadiyah, Salima, Mushida, Muslimah PUI dan lainnya.

Hartini menyebut BMIWI turut menggelar berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi umat.

"Kegiatan BMIWI antara lain pendidikan, dakwah, ekonomi, hukum. Misinya adalah perjuangan Islam, menjadikan muslimah-muslimah tangguh. Muslimah mempunyai kekuatan yang besar jika bersatu," tutupnya.

Sebagaimana diketahui, pertemuan ini turut dihadiri para pengurus BMIWI antara lain, Ketua Presidium Dr. Hartini Salama, M.M yang didampingi para pengurus lainnya dari beragam Organisasi Wanita Perempuan tingkat Nasional.

Halaman 2 dari 2
(akd/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads