Bocah Ini Jadi Yatim Piatu Akibat Tragedi Kanjuruhan, Ingin Jadi Polisi

Bocah Ini Jadi Yatim Piatu Akibat Tragedi Kanjuruhan, Ingin Jadi Polisi

Antara - detikNews
Senin, 03 Okt 2022 14:55 WIB
Sabtu (1/10) malam terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan. Hingga saat ini, korban tewas akibat tragedi tersebut mencapai 174 orang berdasarkan data yang disampaikan Wagub Jatim, Emil Dardak.
Tragedi Stadion Kanjuruhan. (M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

M Alfiansyah, seorang anak berusia 11 tahun, menjadi yatim piatu akibat kedua orang tuanya meninggal dunia pada tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Alfiansyah bercita-cita menjadi polisi.

Alfiansyah, yang didampingi pamannya, Doni (43), mengatakan bahwa ia memang bercita-cita menjadi polisi karena profesi tersebut dirasa sangat menarik bagi anak yang bersekolah di SD Negeri Bareng 2 Kota Malang itu.

"Saya bercita-cita menjadi polisi, sepertinya asik gitu menjadi polisi," kata Alfiansyah di Kota Malang, Jawa Timur, seperti dilansir Antara, Senin (3/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, kedua orang tua kandung Alfiansyah, yakni M Yulianton (40) dan Devi Ratna Sari (30), meninggal dunia akibat peristiwa kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) malam itu.

Keduanya meninggal dunia pada saat akan keluar dari Stadion Kanjuruhan pintu 14 usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Dalam pertandingan itu, Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.

ADVERTISEMENT

Alfiansyah bersama kedua orang tuanya berusaha keluar dari dalam stadion saat peristiwa itu terjadi. Alfiansyah mengaku sempat terjatuh, tapi berdiri dan bergegas untuk keluar.

"Waktu mau ke bawah saya terjatuh, terus langsung berdiri. Itu masih bersama ayah dan mama. Setelah saya berdiri saya didorong dari belakang dan kemudian melihat ayah terjatuh," ujarnya.

Ia menambahkan, setelah ayah Alfiansyah terjatuh tersebut, ia kemudian berjalan secara perlahan hingga bisa keluar dari Stadion Kanjuruhan. Ia mengaku tidak merasa berdesak-desakan untuk keluar pada saat itu.

"Iya saya keluar sendiri, berjalan. Berjalan aja biasa sampai keluar," ujarnya.

Sementara itu, Doni menambahkan Alfiansyah selama ini dikenal sebagai sosok anak yang pendiam. Ia mengatakan akan mendukung penuh cita-cita Alfiansyah untuk menjadi polisi.

"Kalau nantinya Alfi mau ikut saya, saya akan sangat bersedia, karena dia keponakan saya. Ia juga bercita-cita menjadi polisi, itu sangat mulia, jadi polisi yang baik. Saya mendukung itu," katanya.

Ibunda Alfi baru pertama kali ke Stadion Kanjuruhan. Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Kata Ahli soal Gas Air Mata Sebabkan Kematian di Tragedi Kanjuruhan

[Gambas:Video 20detik]




Ia mengenang kedua almarhum orang tua Alfiansyah sebagai sosok yang sangat baik. Selama ini, almarhum Yulianto memang penggemar Arema FC. Namun, setelah menikah tidak lagi pernah menonton pertandingan ke stadion.

Sementara itu, almarhum ibunda Alfiansyah baru pertama kali ke Stadion Kanjuruhan pada malam terjadi kericuhan itu. Almarhum ayah Alfiansyah sempat berkata bahwa ajakan menonton pertandingan di Stadion Kanjuruhan untuk membahagiakan anaknya.

"Istrinya itu baru pertama kali ke stadion dan anaknya juga baru pertama kali. Almarhum sempat mengatakan, saya ingin membahagiakan anak saya. Ternyata menyenangkan anak yang terakhir kalinya," ujarnya.

Kericuhan terjadi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.

Kerusuhan tersebut semakin besar di mana sejumlah flare dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Berdasarkan data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebanyak 129 orang. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka pada peristiwa itu.

Halaman 2 dari 2
(idh/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads