Susilowati (26) warga Desa Ngulanan Dander Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terdaftar jadi peserta program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) pada tahun 2015. Ibu satu anak ini mengaku tidak perlu lagi mengantre lama di kantor BPJS Kesehatan Cabang Bojonegoro hanya untuk melihat riwayat kesehatannya karena saat ini sudah ada aplikasi di smartphone.
"Aplikasi Mobile JKN ini mudah, tidak sulit, tidak ruwet dan saya berhasil menggunakannya. Apalagi jarak rumah saya ke kantor BPJS Kesehatan jauh, jadi aplikasi ini sangat memudahkan saya untuk melakukan pengurusan administrasi BPJS Kesehatan," jelas Susi dalam keterangan tertulis, Jumat (30/9/2022).
Susi mengatakan dengan kemudahan aplikasi Mobile JKN yang banyak fitur di dalamnya membuat peserta JKN seperti dirinya tidak ketinggalan informasi, seperti saat ingin mengubah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), melihat riwayat kesehatan, serta mengetahui tagihan iuran JKN setiap bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah untuk pembayaran iuran JKN setiap bulannya sudah dengan auto debet jadi tidak pernah menunggak," katanya.
Susi juga memahami betul konsep gotong royong dengan program JKN, di mana peserta yang sehat akan membantu peserta yang sakit. Oleh karena itu, ia mengatakan membayar iuran tepat waktu dan menjaga kesehatan agar tetap sehat bisa menanamkan rasa kepedulian terhadap sesama terutama yang sedang sakit.
"Kita ini kan tidak tahu ya usia di dunia ini sampai kapan. Prinsip saya sepanjang bisa berbuat baik pada sesama dan saling membantu, untuk menambah amal tabungan kelak di akhirat. Makanya saya juga mengajak keluarga yang belum punya JKN untuk segera mendaftar," ucapnya.
"Semoga ke depannya BPJS Kesehatan lebih maju dalam memberikan pelayanan, khususnya meningkatkan kemudahan. Tidak ada lagi yang membutuhkan baru mendaftar, apalagi mengetahui jika penjaminan tanpa JKN sangat menguras isi kantong," pungkasnya.