Tedak Siten adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa. Tradisi Tedak Siten dilaksanakan pada seorang anak ketika mulai menginjakkan kakinya ke tanah. Tradisi Tedak Siten tentunya memiliki sejarah dan pelaksanaannya sendiri.
Lantas apa yang dimaksud dengan Tedak Siten itu? Bagaimana sejarahnya? Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang salah satu tradisi masyarakat Indonesia ini, simak informasi lengkapnya berikut ini.
Apa itu Tedak Siten?
Tedak Siten adalah salah satu tradisi yang bersifat ritual dalam masyarakat Jawa yang berkaitan dengan lingkaran kehidupan manusia, seperti dikutip dari laman Peta Budaya Kemdikbud. Tradisi Tedak Siten dilakukan pada anak masih bayi ketika pertama kali menginjakkan kaki ke tanah.
Menurut buku '70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia' oleh Fitri Haryani NasuXon, arti Tedak Siten adalah menginjak tanah. Tedak Siten berasal dari kata Tedhak artinya turun atau menginjak dan Siten artinya tanah (dari kata 'siti'). Jadi, tradisi Tedak Siten artinya tradisi yang dilakukan saat anak belajar menginjak kaki ke tanah.
Tradisi Tedak Siten biasa dilakukan ketika anak berusia sekitar tujuh atau delapan bulan. Tradisi Tedak Siten adalah penggambaran persiapan seorang anak sejak kecil hingga dewasa untuk menjalani fase kehidupannya dengan baik dan benar.
Tujuan tradisi Tedak Siten adalah:
- Membuat anak tumbuh kuat
- Mampu menghadapi setiap godaan dan rintangan
- Menjadi anak yang mandiri
![]() |
Sejarah Tedak Siten
Sejarah munculnya tradisi Tedak Siten, seperti dilansir laman Peta Budaya Kemdikbud, sebagai sebuah tradisi, upacara Tedak Siten bersifat anonym, artinya tidak dapat diketahui dengan pasti siapa yang pertama kali melaksanakan atau penciptanya.
Namun, tradisi Tedak Siten ini telah berlangsung secara turun temurun dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Para leluhur melaksanakan upacara Tedak Siten sebagai bentuk penghormatan kepada bumi tempat anak mulai belajar menginjakkan kakinya ke tanah dengan diiringi doa-doa dari orangtua dan para sesepuh.
Pada umumnya masyarakat yang masih melaksanakan tradisi Tedak Siten adalah masyarakat Jawa yang tersebar mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Maka dari itu, persebaran tradisi Tedhak Siten biasanya mencakup tiga wilayah tersebut.
Upacara Tedak Siten
Tedak Siten adalah tradisi yang dilaksanakan dengan berbagai perlengkapan dan tahapan. Melansir dari laman Peta Budaya Kemdikbud dan dari buku '70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia' oleh Fitri Haryani NasuXon, berikut ini informasi perlengkapan dan tahapan upacara tradisi Tedak Siten.
Perlengkapan dalam upacara tradisi Tedak Siten:
- Jadah (tetel) Tujuh Warna
- Jenang Bluwok
- Nasi Tumpeng dan Ingkung Pitik (Ayam Kampung Utuh)
- Jajanan Pasar
- Tangga (Ondho)
- Kurungan Ayam dan Perlengkapannya
- Kembang Setaman
Tahapan dalam upacara tradisi Tedak Siten dan maknanya:
- Tahap pertama: anak akan dilatih berjalan maju dengan menginjak bubur beras ketan tujuh warna. Tiap warna melambangkan pengharapan orang tua untuk keberhasilan anak dapat melewati fase kehidupan hingga dewasa dengan pertolongan Tuhan.
- Tahap kedua: anak dituntun menaiki tangga yang terbuat dari tebu. Makna tanaman tebu menurut masyarakat Jawa agar anak mempunyai kemantapan hati dalam menjalani kehidupan.
- Tahap ketiga: setelah turun tangga, anak dituntun menuju onggokan pasir dan dibiarkan mengais pasir dengan kakinya. Makanya anak diharapkan bisa mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya kelak.
- Tahap keempat:anak dimasukkan dalam kurungan ayam yang sudah dihias. Dalam kurungan dimasukkan beberapa benda, seperti buku, ponsel, bola, raket, dan lain-lain. Maknanya ketika anak memilih barang, barang tersebut akan menggambarkan kehidupan anak kelak.
- Tahap kelima: menyebar udhik-udhik atau uang logam yang bercampur dengan berbagai macam bunga. Hal ini menyimbolkan harapan agar anak kelak memiliki sifat dermawan, gemar bersedekah dan rezekinya lancar.
- Tahap keenam: tubuh anak dibasuh dengan kembang setaman. Hal ini bertujuan agar anak memiliki jalan kehidupan yang bagus dan bisa membanggakan keluarganya kelak.
- Tahap ketujuh: anak diberi pakaian bagus dan bersih lalu didandani. Hal ini bertujuan agar anak memiliki jalan kehidupan yang bagus dan bisa menjaga nama baik keluarganya kelak.
Demikian informasi tentang tradisi Tedak Siten adalah tradisi menginjak tanah berasal dari masyarakat Jawa yang berkaitan dengan lingkaran kehidupan manusia. Semoga bermanfaat!
(wia/imk)