Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara terkait pedagang kaki lima (PKL) yang masih berjualan di pinggir jalan kawasan Kota Tua atau di luar lokasi binaan (lokbin) yang disediakan. Riza menginstruksikan Satpol PP untuk menertibkan PKL secara persuasif.
"Di mana-mana penertibannya melibatkan Satpol PP, tapi kan cara kita beda kondusif, persuasif, tidak dengan kekerasan," kata Riza saat ditemui di Perpustakaan Nasional, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2022).
Riza mengakui Satpol PP memang memiliki kewenangan bertindak tegas menangani para pedagang yang bandel. Kendati begitu, dia tetap meminta agar jajaran Satpol PP tetap melakukan penertiban secara humanis.
"Sekalipun kita punya kewenangan dan tanggung jawab tidak pernah kita gunakan cara cara kekerasan harus yang soft sopan dan santun humanis. Begitu caranya kita," jelasnya.
Sebelumnya, terlihat sejumlah PKL masih berjualan di pinggir jalan kawasan Kota Tua, tepatnya di Jalan Kunir, Jakarta Barat (Jakbar). Padahal Pemprov DKI telah menyediakan lokasi binaan (lokbin) Kota Intan.
Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (24/9), pukul 17.30 WIB, puluhan pedagang sudah berjejer di pinggir jalan. Hampir tak terlihat jarak di antara satu pedagang dengan pedagang lainnya.
Lalu lintas di sekitar lokasi PKL cukup padat lantaran hanya satu lajur yang tersedia untuk mobilitas kendaraan. Kendaraan memperlambat laju ketika ada pengunjung yang menyeberang atau kendaraan umum yang menurunkan penumpang.
Kasudin Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (PPUKM) Jakarta Barat Iqbal Idham mengatakan para pedagang di Kota Tua kerap kali menolak direlokasi ke Lokbin Kota Intan lantaran sepi. Dia mengungkapkan Lokbin Kota Intan ini sudah pernah 'dijajaki' oleh para pedagang pada 2018.
"Namun, pada saat berjalannya (2018), ternyata menurut mereka Lokbin Kota Intan ini sepi," kata Iqbal saat dihubungi detikcom.
Iqbal menjelaskan, sepinya Lokbin Kota Intan pada 2018 itu lantaran belum adanya alur lintasan yang mesti melewati lokbin tersebut.
"Nah, saya sampaikan, kondisi 2018 kemarin dengan kondisi 2022 itu berbeda. Ketika dulu memang Lokbin Kota Intan ini belum ada support atau dukungan dari sistem. Artinya, belum menjadi lintasan," jelas Iqbal.
"Pada 2022 ini sebenarnya seluruh parkir kawasan Kota Tua, semuanya masuk ke Lokbin Kota Intan. Artinya, kita menyiapkan Lokbin Kota Intan ini sebagai pintu masuk atau gerbang masuk ke Kota Tua," sambungnya.
(taa/eva)