Suasana Markas PBB Jelang Biden Pidato di Sidang Majelis Umum ke-77

Laporan dari New York

Suasana Markas PBB Jelang Biden Pidato di Sidang Majelis Umum ke-77

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Rabu, 21 Sep 2022 22:16 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dijadwalkan menyampaikan pidatonya di High-Level Week (HLW) atau Pekan Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum PBB.
Suasana Markas PBB jelang pidato Presiden AS Joe Biden. (Gibran Maulana/detikcom)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dijadwalkan menyampaikan pidatonya di High-Level Week (HLW) atau Pekan Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum PBB hari ini. Begini suasana jelang pidato Biden.

Sidang Majelis Umum berlangsung di Markas PBB, New York City, AS, Rabu (21/9/2022). Ini adalah hari kedua HLW Sidang Umum Majelis PBB.

Biden sebelumnya tidak hadir di hari pertama pembukaan HLW dengan agenda Sesi Debat Umum. Biden diketahui terbang ke Inggris untuk pemakaman Ratu Elizabeth II.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biden pun dijadwalkan menghadiri Sesi Debat Umum hari kedua. Penjagaan di sekitar Markas PBB terpantau ketat.

Untuk menuju markas PBB dengan berjalan kaki, harus ditempuh dengan memutar blok-blok karena penutupan sejumlah ruas jalan. Polisi lokal hingga aparat negara AS menjaga ketat agenda ini.

ADVERTISEMENT

Di hari normal, jarak tempuh berjalan kaki dari PTRI ke Markas PBB hanya memakan waktu 6 menit karena tidak ada penutupan jalan. Penjagaan ketat ini sudah tampak dari hari pertama HLW Sidang Majelis Umum PBB.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dijadwalkan menyampaikan pidatonya di High-Level Week (HLW) atau Pekan Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum PBB.Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dijadwalkan menyampaikan pidatonya di High-Level Week (HLW) atau Pekan Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum PBB. (Gibran Maulana/detikcom)

Untuk memasuki aula Sidang Majelis Umum PBB pun harus melalui screening ketat. Pengecekan barang bawaan hingga kartu identitas dilakukan teliti untuk dapat memasuki ruangan yang disediakan untuk jurnalis dari berbagai negara meliput.

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi hadir untuk menyaksikan pidato Biden nanti. Menlu sebelumnya menghadiri Global Governance Group (3G) Ministerial Meeting di Perutusan Tetap Singapura, New York, AS.

Di hari pertama HLW Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno Marsudi juga hadir langsung mewakili Pemerintah Indonesia. Turut hadir Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Menlu RI belum akan berpidato di PBB. Menlu RI dijadwalkan menyampaikan pidato mewakili pemerintah Republik Indonesia pada 26 September 2022.

Di sela-sela sidang ini, Menlu Retno telah melakukan sejumlah pertemuan bilateral maupun multilateral dengan sejumlah menteri luar negeri, antara lain dari negara Belanda, India, Thailand, Australia, hingga Palestina. Menlu juga sudah melakukan pertemuan dengan Sekjen PBB Antonio Guterres serta Wasekjen PBB Martin Griffiths membahas masalah Myanmar hingga ekspor pangan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia yang terganggu karena perang.

Dalam kesempatan ini, Menlu juga membahas dan menerima dukungan terkait Presidensi G20 Indonesia di Bali pertengahan November nanti dan juga keketuaan ASEAN 2023.

Pidato Sekjen PBB

Dalam pidatonya kemarin, Selasa (20/9), Guterres menyinggung dunia yang dalam bahaya. Dia juga menyinggung krisis akibat perang di Ukraina.

Guterres juga menyoroti kesenjangan geopolitik yang disebutnya merusak kerja Dewan Keamanan PBB, merongrong hukum internasional, merongrong keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga demokrasi dan merusak segala bentuk kerja sama internasional.

"Kita tidak bisa terus seperti ini," kata Guterres.

Guterres juga menyoroti negara-negara anggota G20 yang juga disebutnya memiliki masalah kesenjangan geopolitik. Guterres khawatir pada akhirnya dunia berakhir dalam hubungan 'G-nothing'.

Bahkan berbagai kelompok yang dibentuk di luar sistem multilateral oleh beberapa anggota masyarakat internasional telah jatuh ke dalam perangkap kesenjangan geopolitik, seperti G-20.

"Sekarang kita berisiko berakhir dengan G-nothing," ujar Guterres.

"Tidak ada kerja sama, tidak ada dialog, tidak ada pemecahan masalah kolektif," kata dia.

Guterres menegaskan logika kerja sama dan dialog adalah satu-satunya jalan ke depan untuk menyelesaikan tantangan global.

"Kita membutuhkan koalisi dunia," katanya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads