Effendi Simbolon Cerita Dapat Ancaman Nyawa Usai Bicara TNI 'Gerombolan'

Effendi Simbolon Cerita Dapat Ancaman Nyawa Usai Bicara TNI 'Gerombolan'

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Kamis, 15 Sep 2022 17:42 WIB
Effendi Simbolon (Firda Cynthia Anggrainy/detikcom).
Effendi Simbolon (Firda Cynthia Anggrainy/detikcom)
Jakarta -

Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon mengaku mendapat intimidasi terkait pernyataannya yang menyebut TNI seperti gerombolan dalam rapat kerja bersama Jenderal TNI Andika Perkasa beberapa waktu lalu. Effendi mengatakan dirinya mendapat intimidasi setelah potongan pernyataannya itu viral di media sosial.

Effendi mulanya mengklarifikasi dirinya tak ada maksud untuk menstigmakan institusi TNI dalam pernyataan itu. "Sekaligus saya ingin meng-clear-kan tidak pernah saya menstigmakan, bahwa diksi itu ada kata gerombolan, ada kata ormas, iya, tapi tidak dalam kaitan men-judge, menstigmakan TNI nya yang gerombolan," kata Effendi seusai sidang putusan aduan terhadap dirinya di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2022).

"Stressing-nya adalah bahwa kalau tidak ada kepatuhan, pada kepatuhan itulah kehormatan bagi prajurit, maka itulah seperti gerombolan, begitu. Nah ini kemudian menjadi viral begitu dan saya sayangkan adanya proses-proses lanjutan yang mengintimidasi begitu, saya kira enggak zamannya lagi lah ya," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Effendi Simbolon menduga ada pihak yang menyebar informasi privasinya seperti nomor telepon dan alamat rumah.

"Mungkin teman-teman lihat sendiri viral-viral alamat rumah saya dikasih, kemudian handphone saya 24 jam nggak berhenti-henti berdering," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Effendi bercerita intimidasi yang dia dapat sampai pada ancaman nyawa. Menurutnya, intimidasi itu juga dirasakan oleh keluarga.

"Iya, iya (dapat intimidasi). Ancaman nyawa. Semua (keluarga juga)," katanya.

Terkait rencana pemanggilan MKD DPR terhadap KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, Effendi tak ambil pusing. Effendi menegaskan pernyataan yang dia sampaikan terkait isu adanya disharmoni antara Jenderal Andika dan Jenderal Dudung sekadar penyampaian kritik dalam rapat di Komisi I DPR.

"Sekali lagi, saya tidak ada kaitannya, hubungannya masalah saya dengan orang yang saya tanyakan, baik Pak Jenderal Andika maupun ke Pak Jenderal Dudung. Justru kepada keduanya saya menanyakan, 'Kenapa kalian disharmoni?' begitu. Kenapa saya yang disasar, kalau antara dia dengan saya aja apa pengaruhnya ke TNI, wong saya ini nothing, kok," katanya.

"Justru saya mau tanya ke mereka berdua (Dudung dan Andika) seyogianya ada Pak Menhan di situ, 'Pak, ini pertanyaannya sama, ke Bapak dan ke Pak Andika', ini satu ini, kan ada banyak catatannya di kita. Tapi karena beliau enggak hadir (dalam rapat), ya enggak bisa dong pertanyaan itu disampaikan. Baru kemudian kita melihat dari kejadian-kejadian di lapangan gitu, kok adanya ya ketidakdisiplinan, itu apa sih, apa karena faktor disharmoninya ada antarkalian, kan gitu," lanjutnya.

Effendi Simbolon kemudian menyinggung adanya mobilisasi atau perintah dari TNI untuk merespons terkait pernyataannya. Dia mempertanyakan soal mobilisasi itu.

Untuk diketahui, Effendi Simbolon mendapat protes dari kalangan TNI di sejumlah daerah setelah menyebut TNI seperti 'gerombolan' dan mengungkap persoalan pribadi antara Jenderal Andika Perkasa dan Jenderal Dudung Abdurrachman. Hal itu disampaikan oleh Effendi dalam rapat Komisi I DPR bersama Panglima TNI Andika.

Kecaman sejumlah TNI itu diduga atas arahan Dudung sendiri. Dalam video yang beredar, ia mendorong para prajurit TNI untuk memprotes sikap Effendi.

Simak video 'Sesal Effendi Simbolon Terima Intimidasi Buntut Ucapan TNI 'Gerombolan'':

[Gambas:Video 20detik]



(fca/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads