Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menerima Pimpinan Perwakilan Pelajar Islam Indonesia (PII) Mesir di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut ia mengingatkan tentangan yang kerap dirasakan oleh para organisasi pelajar bisa menjadikan pribadi setiap orang menjadi lebih tangguh, unggul, dan tidak mudah menyerah.
Dalam pertemuan pada Selasa (13/9) tersebut turut hadir Ketua Umum Perwakilan PII Mesir Fikri Haiqal Arif yang didampingi oleh Sekretaris Umum Perwakilan PII Mesir Indri Raisa Hanum, dan Kadiv Kaderisasi Korpus PII Wati Mega Asyifa.
"Saat di Madinah dalam beraktivitas organisasi kami juga menghadapi banyak keterbatasan dan tantangan," kata Hidayat Nur Wahid dalam keterangan, Rabu (14/9/2022).
HNW mengatakan, saat dirinya aktif berorganisasi dan mengenyam kuliah di Madinah, ia tidak terlepas dari sejumlah tantangan, salah satunya karena minimnya sejumlah fasilitas. Tantangan tersebut tidak dijadikan sebagai halangan. Sebab ketika berorganisasi telah didasari dengan kesukaan, kerelaan, pengabdian, dan profesionalisme demi kemajuan bangsa.
"Tapi itu tidak kami jadikan sebagai penghalang, malah jadi penyemangat. Sehingga di sana saya tetap bisa aktif berorganisasi, berdakwah, dan berolahraga tanpa melupakan sukses study juga," jelasnya.
Ia menuturkan anak muda yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di luar negeri khususnya di Mesir harus memiliki agresivitas, totalitas, dan intelektualitas tinggi. Sebab untuk berkuliah di Mesir membutuhkan keseriusan lebih dibandingkan dengan di dalam negeri.
"Segala kesulitan dan biaya yang tak murah harus menghasilkan pelajar Indonesia dengan kualitas yang lebih tinggi dari kalau belajar di dalam negeri," jelasnya.
Ia turut berpesan agar kader PII mempunyai nilai lebih dibanding dengan kader organisasi pelajar dan mahasiswa lainnya. Kader organisasi ini harus menunjukkan keislaman, keintelektualan, dan keberpihakan kepada bangsa Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan para pahlawan bangsa yang pernah mengenyam pendidikan di Mesir.
Pelajar-pelajar Islam yang di Mesir pada masa perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia seperti Kahar Mudzakkir maupun Saridi (Rasyidi) kerap menulis dan mempublikasikan perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Melalui tulisan-tulisan itulah bangsa Arab seperti Mesir dan lainnya mengetahui tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia.
"Dari sinilah Mesir dan beberapa negara Arab menjadi yang pertama mendukung kemerdekaan Indonesia," jelasnya.
Dukungan Mesir atas kemerdekaan Indonesia itulah yang membuat hubungan Indonesia-Mesir tercatat dalam sejarah emas kedua negara.
"Peran-peran penting dan sukses sebagai organisator, aktivis pembela bangsa dan intelektual seperti yang dicontohkan oleh alumni Kairo Mesir seperti Kahar Mudzakkir, Rasyid, dan lain-lain penting dilanjutkan dan dihadirkan kembali dan terus menerus oleh pelajar dan mahasiswa Islam Indonesia di Mesir. Dengan tetap mengantisipasi perkembangan zaman dengan generasi milenial, Z, dan Alpha. Itulah medan juang mereka sekarang dan saat yang akan datang," pungkasnya.
Simak juga 'Kala Kongres Ikatan Pelajar Putri NU Ricuh, Kursi-kursi Dilempar':
(prf/ega)