Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggelar demonstrasi di depan kantor BPH Migas, Jakarta Selatan (Jaksel). GMNI mengatakan terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di daerah-daerah karena para pemburu rente.
Oleh sebab itu, GMNI mendesak BPH Migas memberantas pemburu rente yang membuat penyelewengan dan penimbunan BBM bersubsidi semakin marah di tengah rencana kenaikan harga BBM.
"Maraknya perburuan rente BBM, ini membuat rakyat gelisah, pasokan BBM diselewengkan jadi langka. Negara bisa kacau," kata Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino dalam keterangan tertulis, Kamis (1/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, GMNI merupakan bagian dari organisasi kemahasiswaan dan pemuda (OKP) Cipayung Plus. Arjuna sendiri merupakan salah satu mahasiswa dari 12 perwakilan mahasiswa dan pemuda yang bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (23/3) di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Aldino menyebut demonstrasi ini adalah bentuk protes mahasiswa atas banyaknya penyelewengan di sektor hilir migas, yakni saat penyaluran BBM bersubsidi. Aldino menyebut para pemburu rente membuat distribusi BBM subsidi jadi tak tepat sasaran.
"Kami minta Presiden evaluasi, karena di tengah polemik kenaikan harga dan kesulitan masyarakat, perburuan rente masih saja marak terjadi," seru Arjuna.
GMNI menuntut BPH Migas berbenah dan meminta KPK juga proaktif dengan isu perburuan rente terkait BBM bersubsidi ini.
"Kami meminta KPK untuk memeriksa. Kami sudah serahkan semua data dan kajian kami ke KPK, semoga KPK menindaklanjuti," pungkas Arjuna.
(aud/fjp)