Lebih lanjut, Tuan Guru Turmudzi menjelaskan mengenai kisah raja atau kepemimpinan perempuan dalam Al-Qu'ran diceritakan dalam tiga ayat berturut-turut, tepatnya di surat al-Naml ayat 22, ayat 23, dan ayat 24. Menurutnya, ayat-ayat dalam surat al-Naml itulah yang menjadi dasar penerimaan Ibu Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI pada tahun 2001-2003 lalu.
Tuan Guru Turmudzi juga menyinggung sejarah nusantara, tepatnya di Aceh yang disebut sebagai Serambi Mekkah. Ia menjelaskan masyarakat di Aceh tidak pernah memiliki masalah terkait kepemimpinan perempuan dalam Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian menambahkan hak politik perempuan mendapatkan tempatnya dalam Islam diperlihatkan di Aceh. Selain itu, Aceh juga diketahui merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara sekaligus salah satu wajah Islam di Indonesia.
Menurut Tuan Guru Turmudzi, Alim ulama dan masyarakat Aceh tidak pernah menolak kerajaan dipimpin oleh seorang raja perempuan atau disebut ratu. Hal ini dibuktikan dengan empat perempuan yang pernah memimpin Kerajaan Aceh, di antaranya Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (1641-1675), Sri Ratu Naqiatuddin Nurul Alam (1675-1678), Sri Ratu Zaqiyatuddin Inayat Syah (1678-1688), dan Sri Ratu Zainatuddin Kamalat Syah (1688-1699).
"Artinya, sekarang tidak ada lagi alasan untuk mempertentangkan kepemimpinan perempuan dalam Islam untuk bangsa Indonesia. Selain landasan agama sesuai fatwa alim ulama NU, pemimpin perempuan juga memiliki landasan sejarah seperti antara lain yang diperlihatkan di Aceh," ucap Tuan Guru Turmudzi.
"Ditambah lagi, ideologi Pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara kita juga tidak melarang perempuan menjadi pemimpin," tambahnya.
Diterimanya raja perempuan dalam Islam bukan tanpa alasan. Hal tersebut bisa terjadi berkat kearifan seorang ulama karismatik asli Aceh, Syaikh Abdul Rauf as-Singkili atau dikenal dengan nama Syiah Kuala (1591-1996). Syiah Kuala sendiri memiliki gelar qadli malikul adil, yaitu Hakim Raja yang Adil.
Untuk diketahui, Syiah Kuala adalah seorang ulama ahli tafsir dan fiqih asal Aceh yang terkenal dalam sejarah penulisan tafsir di Indonesia. Ia dikenal sebagai penulis tafsir Al-Qur'an lengkap 30 juz pertama dalam bahasa Melayu dengan judul Tarjuman al-Mustafid.
Di akhir pertemuan, Tuan Guru Turmuzi terlihat mendukung Puan untuk maju di Pilpres 2024. Ia juga mendoakan agar Puan senantiasa memperoleh kepercayaan rakyat dan mendapat ridha Allah Swt untuk menjadi Presiden RI.
Kehadiran Puan di Ponpes Qomarul Huda Bagu turut didampingi oleh Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, dan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB Rachmat Hidayat.
(prf/ega)