Analisis Tulisan Tangan Ferdy Sambo

Analisis Tulisan Tangan Ferdy Sambo

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 26 Agu 2022 14:19 WIB
Irjen Ferdy Sambo sewaktu menjalani persidangan etik
Foto: Tangkapan layar YouTube POLRI TV RADIO
Jakarta -

Irjen Ferdy Sambo mengungkapkan penyesalan dan permintaan maaf atas kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua lewat surat tulisan tangan. Ahli grafologi menganalisis tulisan tangan Ferdy Sambo dalam surat tersebut.

Untuk diketahui, grafologi adalah sebuah ilmu yang menganalisis tulisan tangan untuk mengetahui kepribadian. Ahli grafologi Tessa A Sugito selaku pemegang Certified Handwriting Analyst mencoba menganalisis tulisan tangan Sambo. Dari tulisan tangannya, Sambo disebut memiliki pola pikir yang tajam dan cerdas.

"Berdasarkan tulisan, penulis memiliki pola pikir yang tajam, cerdas, mudah beradaptasi. Self-esteem, kepercayaan diri, diplomasi & determinasi yang baik. Jadi tidak heran kalau FS memiliki karier yang cemerlang dan relatif cepat naik jabatan sampai di posisi terakhir," ujar Tessa kepada wartawan, Jumat (26/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Selain itu, dari tulisan Sambo, tampak ada sifat yang kurang rapi. Hal ini juga menunjukkan kecerobohan.

"Dari tulisan ada trait perencanaan yang kurang rapi, messy, sloppy, berantakan, kecenderungan mengambil tindakan yang ceroboh atau gegabah. Trait ini sesuai dengan kronologi pembunuhan berencana dan bukti-bukti TKP rekonstruksi yang menunjukkan banyaknya kejanggalan," tuturnya.

Surat penyesalah dan permintaan maaf Irjen Ferdy SamboSurat penyesalan dan permintaan maaf Irjen Ferdy Sambo (dok. Istimewa)

Tulisan tangan tersebut juga menunjukkan trauma dan ketakutan Sambo. Sambo disebut ingin menutupi masa lalunya.

"Penulis memiliki trauma dan ketakutan yang besar akan masa lalunya, berusaha lari atau menutupi masa lalunya, apa pun itu," lanjutnya.

Bukan hanya soal trauma, Tessa juga melihat ciri-ciri sensitif dan sifat yang temperamental.

"Muncul juga ciri-ciri mudah meledak, sensitif, unpredictable, temperamental & physical aggression (agresi fisik) yang berpotensi mengarah ke tindakan kekerasan fisik, brutality (kebrutalan), sadisme & cruelty (kekejaman)," jelasnya.

Tessa juga mengungkap tulisan tangan Sambo juga menunjukkan ciri-ciri manipulatif, yakni kecenderungan untuk berbohong.

"Adanya banyak trait manipulatif, kecenderungan untuk menutupi kebenaran dengan kebohongan," ungkapnya.

Sifat manipulatif inilah yang, menurutnya, cenderung berpotensi mengungkap kecenderungan seseorang untuk berselingkuh. Apalagi, menurutnya, ada sifat fantasi seksual dalam tanda tangan Sambo.

"Adanya ciri-ciri kesepian atau kesendirian yang apabila dikombinasikan dengan poin nomor 4 (manipulatif), penulis-penulis seperti ini memiliki kecenderungan atau berpotensi melakukan perselingkuhan," tuturnya.

Tonton Video: 5 Sosok Jenderal yang Tanda Tangani Pemecatan Ferdy Sambo

[Gambas:Video 20detik]



Surat Sambo

Sebelumnya, dalam surat yang diperoleh detikcom secara eksklusif, Ferdy Sambo menyampaikan siap menjalani setiap konsekuensi sesuai dengan hukum yang berlaku atas pembunuhan terhadap Brigadir Yosua. Ia juga siap menanggung akibat hukum yang dilimpahkan kepada rekan sejawatnya.

"Saya juga siap menerima tanggung jawab dan menanggung seluruh akibat hukum yang dilimpahkan kepada senior dan rekan-rekan yang terdampak," ujar Ferdy Sambo.

Sambo pun sudah menjalani sidang etik di gedung TNCC Polri selama 17 jam. Sebanyak 15 saksi diperiksa dalam sidang yang dipimpin oleh Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri. Putusan sidang adalah memberhentikan Ferdy Sambo dengan tidak hormat dari Polri.

Setelah pembacaan putusan, Ferdy Sambo melakukan perlawanan dengan mengajukan banding. "Izinkan kami mengajukan banding. Apa pun putusan banding, kami siap untuk melaksanakan," kata Sambo pada Jumat (26/8/2022) dini hari.

Halaman 2 dari 2
(rdp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads