Meski Biaya Kuliah Mahal, Nelayan Ini Mampu Kuliahkan Anak hingga S2

Tapal Batas

Meski Biaya Kuliah Mahal, Nelayan Ini Mampu Kuliahkan Anak hingga S2

Jihaan Khoirunnisa - detikNews
Senin, 22 Agu 2022 19:00 WIB
Meski Biaya Kuliah Mahal, Nelayan Ini Mampu Kuliahkan Anak hingga S2
Foto: Rafida Fauzia/detikcom
Kepulauan Anambas -

Perjuangan Widayanti (47) dan Nardius (47) patut menjadi teladan bagi para orang tua. Meski di tengah ekonomi yang serba pas-pasan, namun keduanya berhasil menyekolahkan anak hingga ke jenjang pendidikan tinggi.

Untuk diketahui saat ini biaya S1 saja sudah tergolong mahal dan banyak orang tua yang tak mampu menguliahkan anaknya. Namun kedua pasangan suami istri tersebut mampu menguliahkan anaknya hingga jenjang S2.

Nardius hanyalah lulusan SMP. Sedangkan Widayanti (Yanti) hanya sempat mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah menengah atas (SMA). Kendati demikian, hal tersebut tak lantas menyurutkan semangat untuk memberikan kesempatan bagi anak-anaknya meraih pendidikan yang lebih tinggi. Harapannya mereka dapat mengangkat derajat orang tua di kemudian hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ibu menyekolahkan anak sampai S2 untuk mengangkat derajat orang tua. Biarlah orang tua yang mati-matian berkorban, (ibaratnya) kepala untuk kaki, (kaki untuk kepala)," katanya.

Diketahui, Yanti dan Nardius dikaruniai sepasang putra dan putri. Anak pertama bernama Mutia (22), telah menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Jember (UNEJ). Sementara si bungsu, yakni Afian (18) masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan Pelayaran di Probolinggo, Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

Kepada tim Tapal Batas detikcom, Yanti mengungkapkan sehari-hari mata pencariannya membuat kerupuk ikan. Sebanyak 15 kilogram ikan tongkol, ia olah menjadi kerupuk untuk kemudian dijual di Letung maupun ibu kota provinsi, Tanjung Pinang.

Meski Biaya Kuliah Mahal, Nelayan Ini Mampu Kuliahkan Anak hingga S2Meski Biaya Kuliah Mahal, Nelayan Ini Mampu Kuliahkan Anak hingga S2 Foto: Rafida Fauzia/detikcom

Warga Desa Keramut, di Kepulauan Anambas ini menyebut setidaknya ada 100 bungkus kerupuk yang terjual. Dengan harga Rp 10 ribu per bungkus, dia bisa mengantongi untung Rp 200 ribu dalam sehari. Namun menurutnya, penghasilan tersebut tak menentu, tergantung pada stok ikan dari nelayan. Selain itu, besaran untung juga sangat dipengaruhi oleh harga bahan baku di pasar.

"Kalau musim ikan ya kita buat. Kalau nggak, kita nggak buat. Biasanya saya buat 100 bungkus, kadang lebih dari 100 bungkus. Tergantung (stok) ikan," katanya.

Menurut Yanti, kegiatan menjual kerupuk ikan dilakukannya untuk mengisi waktu luang, sekaligus membantu menambah penghasilan suami yang berprofesi sebagai nelayan. Adapun penghasilan dari mencari ikan di laut sekitar Rp 1 hingga Rp 3 juta, bergantung banyak-sedikit hasil tangkapan.

"Suami saya seorang nelayan. Biasanya ke laut bisa 3-4 hari (baru pulang)," kata dia.

Halaman Selanjutnya: Tabung Mimpi Sekolah Anak

Simak juga 'Pemkab Banyuwangi Apresiasi Farel Prayoga dengan Berikan Beasiswa Penuh':

[Gambas:Video 20detik]



Keuntungan menjual kerupuk ditambah hasil melaut sang suami itulah yang rutin ia sisihkan dan ditabung untuk menyekolahkan kedua anaknya.

"Alhamdulillah hasil dari jualan kerupuk dan (melaut) bisa sekolahkan anak hingga S2. Biasanya kalau ada uang lebih, saya nabung di BRI," terangnya.

"(Nabung biasanya) Rp 200 ribu. Setiap kapal (Teras BRI Kapal) masuk," lanjut Yanti.

Dia pun mengaku terbantu dengan kehadiran Teras BRI Kapal. Sebab sebelum ada layanan bank terapung, ia cuma bisa menyimpan uang di rumah.

"Atau kalaupun nabung di bank, harus ke Tarempa. Ongkosnya kan mahal. (Sekarang ada Teras Kapal) lebih gampang," terangnya.

Meski Biaya Kuliah Mahal, Nelayan Ini Mampu Kuliahkan Anak hingga S2Meski Biaya Kuliah Mahal, Nelayan Ini Mampu Kuliahkan Anak hingga S2 Foto: Rafida Fauzia/detikcom

Sementara itu, Kepala BRI Unit Tarempa Farid menyebut pihaknya menyediakan layanan Teras BRI Kapal untuk menjangkau masyarakat di 6 pulau kecil di wilayah Kepulauan Anambas. Salah satunya yaitu Pulau Keramut. Adapun transaksi perbankan yang dilayani antara lain pembukaan tabungan serta penyaluran kredit kepada nasabah dengan usaha nelayan, perdagangan, maupun perkebunan.

Farid mengaku bersyukur karena layanan bank terapung tersebut disambut antusiasme positif dari masyarakat setempat.

"(Setiap) ada jadwal kapal ke sana, anak-anak dengan antusias membawa uang celengan, uang tabungan. Itu suatu kepuasan untuk kita lah. Antusias warga mulai dari orang tua hingga anak-anak luar biasa dengan adanya kapal kita," tandasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!

(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads