Citra KPK Turun Versi Litbang Kompas, MAKI Ungkit Firli Naik Heli-Lili Mundur

Citra KPK Turun Versi Litbang Kompas, MAKI Ungkit Firli Naik Heli-Lili Mundur

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 09 Agu 2022 05:46 WIB
Jakarta -

Hasil Survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa citra KPK selama 5 tahun terakhir menurun. Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menilai turunnya kepercayaan publik kepada KPK karena beberapa hal, di antaranya kontroversi yang dilakukan oleh pimpinan KPK hingga revisi undang-undang KPK.

"Diakui atau tidak diakui oleh KPK sendiri memang masyarakat semakin menurun kepercayaan kepada KPK. Ini diperparah paling utama adalah revisi UU KPK nomor 19 tahun 2019," kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman kepada wartawan, Senin (8/8/2022).

Boyamin menilai seleksi pimpinan KPK tahun 2019-2023 menimbulkan kontroversi. Dia kemudian menyinggung Ketua KPK Firli Bahuri yang dinyatakan melanggar kode etik dan dikenakan sanksi ringan atas kasus menggunakan helikopter mewah dalam perjalanan dari Palembang ke Baturaja pada Sabtu, 20 Juni 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Boyamin juga menyinggung pengunduran diri Lili Pintauli Siregar dari pimpinan KPK saat Dewas tengah memproses kasus dugaan penggunaan fasilitas nonton MotoGP Mandalika.

"Sebelumnya pemilihan pimpinan yang kontroversi, terus kemudian pimpinan KPK selama perjalanan kontroversi dimulai Pak Firli helikopter sampai Bu Lili mengundurkan diri karena barangkali takut dipecat," kata dia.

ADVERTISEMENT

Penanganan Perkara Dinilai Tak Greget

Selain itu, Boyamin juga menyoroti penanganan perkara di KPK yang dinilai tidak lagi greget. Serta, dia juga menyoroti penyidik handal KPK yang gugur saat tes wawasan kebangsaan.

"Terus juga penanganan perkara yang nampak tidak greget lagi, yang besar bansos dan Edy Prabowo, kemudian nampak malah antiklimaks karena apa, karena tidak apa... istilahnya persoalan sampai di situ saja," tutrunya.

"Dan kemudian yang paling diperparah adalah penyidik-penyidik yang handal menangani perkara itu berguguran di tes wawasan kebangsaan, itu adalah pentolan-pentolannya KPK. Jadi jangan disalahkan masyarakat apabila memberikan penilaian yang semakin menurun kepercayaan kepada KPK," imbuhnya.

Lebih lanjut, Boyamin menilai saat ini ada pembanding KPK, yaitu Kejaksaan Agung. Dia menyebut Kejaksaan Agung saat ini tengah menangani kasus besar seperti dugaan korupsi minyak goreng.

"Sisi lain juga ada pembanding yaitu Kejaksaan Agung makin moncer, makin mempesona terutama yang terakhir adalah kasus dugaan terkait minyak goreng yang langka dan mahal bisa diproses hukum korupsi dan kerugian-kerugian yang diselamatkan Kejaksaan Agung puluhan triliun sejak kasusnya, bahkan terakhir adalah terkait Surya Darmadi 78 triliun, jadi satu memang menurun, kedua ada pembanding. Jadi artinya survei-survei makin menurun," tutur dia.

Selengkapnya pada halaman berikut.

Hal itu, kata Boyamin, harus dijadikan cambuk bagi KPK untuk meningkatkan kinerjanya. Boyamin juga meminta agar kontroversi di KPK dihentikan.

"Ini sebenarnya harus menjadi pemecut KPK untuk lebih baik lagi, apa yang harus dilakukan supaya KPK lebih baik lagi, lebih dipercaya lagi? Sebaiknya itu tadi kontroversi dihentikan, prestasinya besar-besar dan kemudian penanganan perkara yaitu yang istilahnya mempesona dan membuat masyarakat sangat dipercaya," ucapnya.

Citra KPK Menurun Versi Litbang Kompas

Litbang Kompas sebelumnya merilis hasil survei tren citra KPK terendah dalam lima tahun terakhir. Citra KPK saat ini berada di angka 57 persen.

Survei tersebut dilakukan lewat wawancara telepon oleh Litbang Kompas pada 19-21 Juli 2022. Sebanyak 502 responden berusia minimal 17 tahun dari 34 provinsi diwawancara. Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai dengan proporsi jumlah penduduk di 34 provinsi.

Dengan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan nirpencuplikan penelitian +/- 4,37 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Hasilnya, KPK sempat mengalami penurunan citra sebanyak lima kali. Namun tahun ini adalah citra KPK terendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Hasil survei wawancara tatap muka Litbang Kompas pada Juni 2022, citra KPK terekam berada di angka 57 persen, paling rendah dalam lima tahun terakhir," bunyi rilis Litbang Kompas dilihat, Senin (8/8).

Selain itu, survei tersebut menyodori responden dengan pertanyaan 'yakinkah Anda, kinerja KPK di bawah kepemimpinan Firli Bahuri akan lebih baik lagi di sisa masa periodenya sampai 2023?'.

Sebanyak 59% responden menjawab yakin, sementara 36,7% mengaku tidak yakin. Dan sisanya menjawab tidak tahu.

Berikut ini hasil lengkap citra KPK dari tahun ke tahun:

- Januari 2015: 88,5 persen
- April 2015: 73,5 persen
- Oktober 2015: 68,8 persen

- April 2016: 78,0 persen
- Oktober 2016: 76,7 persen

- April 2017: 84,8 persen
- Oktober 2017: 87,3 persen

- April 2018: 85,3 persen
- Oktober 2018: 83,2 persen

- Oktober 2019: 76,5 persen
- Agustus 2020: 65,8 persen

- Januari 2021: 74,3 persen
- April 2021: 76,9 persen
- Oktober 2021: 68,6 persen

- Januari 2022: 70,9 persen
- Juni 2022: 57,0 persen

Halaman 2 dari 2
(lir/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads