Pengakuan Keluarga Siswi SMP Jaksel yang Disebut Ditegur agar Pakai Jilbab

Pengakuan Keluarga Siswi SMP Jaksel yang Disebut Ditegur agar Pakai Jilbab

Rakha Arlyanto Darmawan - detikNews
Rabu, 03 Agu 2022 10:36 WIB
Ilustrasi sekolah
Ilustrasi sekolah (Getty Images/iStockphoto/smolaw11).

Anggota DPRD DKI Terima Laporan

Sebelumnya, anggota DPRD DKI dari Fraksi PDIP Ima Mahdiah mendapat laporan adanya SD di Jakbar dan SMP di Jaksel yang memaksa siswi memakai jilbab. Ima mengatakan pihak sekolah menyampaikan aturan wajib berjilbab hanya secara lisan.

Ima menerima laporan SMP negeri di Jaksel memaksa siswi menggunakan jilbab. Ima menyebut ada intimidasi terhadap murid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sekolah yang lain itu kan berdasarkan mereka chat WA ke saya, tapi mereka masih minta dilindungi, jangan sampai nanti ada anaknya jadi di-bully atau apa. Yang pasti sekolah nggak berani instruksi secara tertulis, tetapi di sini murid-murid diintimidasi," kata Ima.

"Contoh, kebetulan tim saya cerita adiknya dipaksa pakai kerudung, padahal dia nggak mau pakai kerudung dan sudah beli seragam yang biasa akhirnya dipaksa. Jadinya beli seragam lagi gitu. kalau yang dia punya uang, kalau dia nggak punya uang, satu sisi saya tanya, ini diperintahkannya secara apa? Secara lisan," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Penjelasan Disdik DKI


Wakil Kepala Disdik DKI Jakarta Purwosusilo awalnya menjelaskan pihaknya telah melakukan pengecekan ke sekolah usai mendengar kabar siswi SD negeri di Jakbar dipaksa mengenakan jilbab. Hasilnya, kata dia, tidak ada pemaksaan yang dilakukan pihak sekolah maupun guru kepada siswi untuk memakai jilbab.

Dia juga menjelaskan soal laporan pemaksaan penggunaan jilbab terhadap siswi di SMP negeri di Jaksel. Purwosusilo mengatakan pihaknya telah menemui keluarga dari siswi SMP tersebut untuk berkomunikasi.

Hasilnya, kata dia, tidak ditemukan adanya pemaksaan terhadap siswi SMP negeri untuk memakai jilbab. Purwosusilo mengatakan pihak sekolah juga tidak pernah memaksa siswi memakai jilbab.

"Kakak anak itu juga menyadari 'Sebetulnya tidak begitu, Pak'. Jadi kalau yang di SMP itu tidak ada sekolah memaksa (siswi pakai jilbab), tidak ada. Jadi, di sekolah tidak ada menyampaikan memaksa menggunakan jilbab kepada muslimah pun, apalagi yang muslim, tidak disinggung sama sekali," ujarnya.

Dia pun mengingatkan para guru agar hati-hati saat memberi nasihat kepada murid. Dia juga berharap orang tua murid mengkonfirmasi ke sekolah apabila mendapat kabar dari anak.

"Itu sudah clear, sudah tidak ada masalah. Justru kalau paling pokok adalah semua komponen, termasuk juga, kami di dinas, di sudin, itu justru mengingatkan kalau ada seperti ini, kita sudah melakukan pembinaan, intinya harus hati-hati. Guru itu menyampaikan kepada peserta didik harus hati-hati, apalagi anak SD," ujar Purwosusilo.

"Orang tua juga tidak boleh menerima secara bulat, tapi juga harus konfirmasi ke sekolah. Guru juga ditanya ngomong apa adanya di-crosscheck dengan ini, tidak ada (paksaan)," imbuhnya.


(rak/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads