Respons Paloh, PAN Usul Pakta integritas Politik Identitas Peserta Pemilu

Eva Safitri - detikNews
Selasa, 26 Jul 2022 16:11 WIB
Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta -

PAN merespons pernyataan Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang menyampaikan tidak perlu ada pemilu jika berujung perpecahan. PAN mengusulkan perlu dilakukan pakta integritas bagi para parpol peserta pemilu untuk berkomitmen tidak menggunakan politik identitas.

Mulanya Waketum PAN Viva Yoga Mauladi menekankan pemilu bersifat wajib dilaksanakan untuk membuktikan RI bukan pemerintahan otoriter.

"Pemilu itu amanat UUD 1945 yang wajib dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Adanya pemilu sebagai bukti adanya pemerintahan demokrasi, bukan pemerintahan diktator, otoriter, atau monarki," kata Viva kepada wartawan, Selasa (26/7/2022).

Viva mengatakan, apabila selama ini masih ada kekurangan dalam penyelenggaraan pemilu, partai politik wajib memperbaiki. Dia lantas mengajak Paloh memperbaiki bersama soal penyelenggaraan pemilu sehingga tidak berujung perpecahan.

"Jika ada kekurangan di dalam pemilu, ayo, Bang Surya Paloh, mari kita perbaiki bersama. Karena yang paling bertanggungjawab adalah partai politik," ucapnya.

Viva menilai politik identitas muncul karena penggunaan isu SARA untuk mendapatkan dukungan suara. Dia sepakat politik identitas yang buruk bakal memecah belah bangsa.

"Politik identitas adalah menggunakan ciri khas pembeda suatu kelompok masyarakat berdasarkan pada suku, agama, ras, etnis, dan golongan, untuk tujuan mendapatkan dukungan suara dalam pemilihan, memicu sentimen publik dengan menjual sektarianisme," ujarnya.

"Politik identitas dijadikan alat manipulasi untuk mempengaruhi pemilih. Hal ini sangat berbahaya bagi kohesivitas sosial dan integrasi nasional. Karena negara Indonesia dibangun di atas ratusan suku bangsa yang telah berkomitmen untuk membentuk negara nasional, yaitu Indonesia. Bayangkan, jika masyarakat Indonesia yang majemuk ini terpecah karena virus yang disebarkan oleh politik identitas maka dipastikan Indonesia akan porak-poranda, terpecah-belah," lanjut Viva.

PAN menilai politik identitas merupakan musuh demokrasi. Dia meyakini partai politik tidak akan menggunakan politik identitas.

"Oleh karena itu, PAN menilai bahwa menggunakan politik identitas sebagai alat efektif dan berbiaya murah untuk tujuan elektoral figur atau peserta pemilu adalah musuh demokrasi. Makanya tidak menjadi masuk akal jika partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi, lalu menggunakan politik identitas sebagai alat kampanye dan akan mencalonkan figur-figur yang identik dengan politik identitas di dalam pemilu," ujarnya.

Lebih lanjut, Viva mendorong perlunya dilakukan pakta integritas untuk mengikat komitmen para parpol peserta pemilu tak melakukan politik identitas yang buruk. "Perlu dilakukan pakta integritas dari peserta pemilu untuk tidak menggunakan politik identitas demi kenaikan elektoral calon figur atau partai politik," kata Viva.

Simak selengkapnya soal pernyataan Paloh di halaman berikut.




(eva/fca)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork