Analisis Penyebab Orang Kaya Ramai-ramai 'Invasi' Citayam Fashion Week

Analisis Penyebab Orang Kaya Ramai-ramai 'Invasi' Citayam Fashion Week

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Senin, 25 Jul 2022 15:41 WIB
Jika Jepang punya Harajuku, Indonesia kini punya istilah Haradukuh usai viral Citayam Fashion Week di Dukuh Atas. Kawula muda Ibu Kota pun ikut ambil bagian.
Citayam Fashion Week di Dukuh Atas (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Citayam Fashion Week (CFW) di Dukuh Atas yang viral karena didominasi oleh para remaja dari kota penyangga Ibu Kota kini mulai berubah. Fenomena yang disebut telah menjadi subkultur ini mulai diinvasi oleh orang-orang kaya.

Ranny Rastati, periset dari Center for Society and Culture Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan bahwa hal ini merupakan konsekuensi dari keviralan CFW. Menurutnya, keviralan inilah yang mengundang orang-orang untuk mencari eksposur dari CFW.

"Ketika sesuatu ada yang viral, maka semua orang akan berlomba-lomba menjadikan itu sebagai panggungnya. Mengharapkan eksposure dari fenomena CFW. Bermula dari remaja suburban tiba-tiba dari artis sampai politisi ikut-ikut berada di dalamnya," kata Ranny kepada detikcom, Senin (25/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia pun menjelaskan bahwa kooptasi atas fenomena CFW ini terjadi karena modal yang dimiliki oleh orang kelas atas. Apalagi, menurutnya, orang kelas atas memiliki pengetahuan untuk memonetisasi fenomena ini.

"Sampai ada istilah created by the poor, stolen by the rich. Jadi memang kalau orang kelas atas itu mereka punya modal, punya pengetahuan, mereka tahu cara mengkomersialisasikan fenomena ini. Mereka punya privilege memonetisasi fenomena ini. Sementara orang-orang Citayam ini tidak, mereka cenderung memakai ini sebagai ajang ekspresi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dia pun mengungkit soal artis Baim Wong yang mendaftarkan CFW sebagai HAKI melalui permohonan PT Tiger Wong. Permohonan tersebut teregistrasi dengan nomor JID2022052181. Permohonan itu diterima PSDKI Kemenkumham pada 20 Juli 2022.

"Saya merasa kecewa sih ketika ada pihak yang mendaftarkan CFW ini sebagai HAKI. Sementara kan CFW ini milik bersama, milik remaja pinggiran. Milik kita semua," ujarnya.

Baca halaman selanjutnya.

Ranny juga menuturkan bahwa CFW sendiri telah menjadi subkultur. Hal ini misalnya bisa dilihat dari bagaimana catwalk a la CFW diimitasi oleh anak muda di kota-kota lain.

"Ini sudah menjadi subkultur bagian street fashion. Apalagi catwalk di zebra cross itu diimitasi di kota-kota lain, seperti Surabaya dan Bandung," ujarnya.

Oleh karena itu, Ranny berharap bahwa fenomena CFW tetap bisa menjadi organik yang dibuat oleh orang-orang kelas bawah. Sebab, kata Ranny, orang-orang kaya sudah mempunyai ruang ekspresi di mal-mal mewah.

"Jadi sebaiknya ini tetap jadi organik buat orang-orang bawah. Kan orang-orang kelas atas udah punya mal-mal mewah. Sedangkan remaja pinggiran ini harus naik KRL dulu buat sampai di Dukuh Atas," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads