Pandih Bewok, Penerus Jurus Langka Silat Cikaret

Pandih Bewok, Penerus Jurus Langka Silat Cikaret

Nada Celesta - detikNews
Minggu, 24 Jul 2022 11:44 WIB
Jakarta -

Seni bela diri pencak silat muncul sejak abad ke-7 yang mana kerajaan Sriwijaya masih berkuasa. Bukan sekedar teknik bela diri, Silat adalah warisan budaya yang diajarkan turun-temurun melalui padepokan tradisional yang tersebar di seluruh nusantara.

Dari berbagai macam aliran pencak silat yang ada, terdapat satu jenis teknik langka dan semakin sulit ditemui. Teknik langka ini bernama Cikaret. Salah satu dari beberapa padepokan yang masih mengajarkan aliran Cikaret ini adalah Padepokan Satria Panulung (PSP). Terletak di Kampung Gabus, Desa Sriamur, Bekasi, Jawa Barat, PSP digawangi oleh seorang tokoh terkenal yang disegani di wilayah itu.

Sosok itu adalah Pandih Bewok. Sebelum secara resmi mendirikan PSP tahun 2014, ia mengajar silat hanya kepada beberapa orang pilihannya saja. Menurutnya, ada ciri khusus yang membedakan antara aliran Cikaret dengan teknik Pencak Silat lainnya. Inilah karakter utama yang membuat teknik ini terlihat unik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kalau (aliran) Cikaret itu kan ada tarikan ke depan, sampai tangkepan-nya," tutur Pandih mengenai ciri khas aliran Cikaret saat ditemui tim detikcom untuk program Sosok (24/7/22).

Pandih sendiri mempelajari aliran Cikaret secara turun temurun dari keluarganya. Pandih mengaku, ilmu silat yang dipelajarinya sejak umur 17 tahun itu hanya diberikan pada kalangan terbatas. Ia bahkan harus mempelajarinya di tempat-tempat tersembunyi agar tak banyak yang mengetahui.

ADVERTISEMENT

"Kalau dulu belajar (silat) ngumpet. Tidak boleh yang lain tahu, di dalam rumah. Itu juga belajarnya kadang-kadang di kebon, tempat yang sepi. Entah, dari gurunya begitu, jangan sampai orang pada tahu," kata Pandih.

Jawara masa kini menurut Pandih Bewok, halaman berikutnya.

Kini, pandangan Pandih terhadap teknik silat yang dikuasainya itu berubah. Sebagai seorang guru besar, ia meyakini bahwa teknik Cikaret harus dilestarikan. Maka, ia bertekad bahwa siapa saja boleh ikut belajar pencak silat di PSP. Besar-kecil, tua-muda, laki-laki serta perempuan di wilayah Kampung Gabus, kini dapat mempelajari langsung dari ahlinya. Latihan PSP dilakukan secara terbuka di Lapangan Bola Sriamur agar tidak mengganggu kegiatan para muridnya.

Pandih menyadari, stigma yang muncul pada kampungnya serta-merta menyeret pandangan masyarakat terhadap para warganya. Para calon jawara silat didikan Pandih tidak hanya dilatih secara fisik tetapi juga mental. Berkaca dari masa lalunya, sang guru tidak ingin ilmu yang diturunkan membuat muridnya sombong dan angkuh. Maka, Pandih mengajak para murid untuk memahami bahwa pencak silat adalah seni dan budaya yang harus tetap lestari.

"Jaman dulu, siapa yang jago itu yang berkuasa. Jawara itu bukan sekadar jago silat atau tempur. Tapi juga karena kita bijak dan menghargai satu sama lain. Itu yang bikin orang segan sama kita, bukan karena kita itu 'jawara'-nya, Paling kita kasih wejangan saja, artinya jangan dibawa sombong, jangan pada ribut. Ya kalau kita bersandar atau bangga dengan suatu panggilan, takutnya nanti kebawa sombong," tutup Pandih.

Halaman 2 dari 2
(nad/fuf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads