Dishub Bungkam soal Kajian Pasang Lampu Merah di TKP Kecelakaan Maut Cibubur

Dishub Bungkam soal Kajian Pasang Lampu Merah di TKP Kecelakaan Maut Cibubur

Wildan Noviansah - detikNews
Jumat, 22 Jul 2022 17:51 WIB
Sejumlah kendaraan melintas di kawasan jalan alternatif Cibubur Transyogi, Kota Bekasi, Jawa  Barat, Selasa(19/7). Jalan tersebut menjadi lokasi kecelakaan maut yang menewaskan 10 orang.
Sejumlah kendaraan melintas di kawasan jalan alternatif Cibubur Transyogi, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa(19/7). Jalan tersebut menjadi lokasi kecelakaan maut yang menewaskan 10 orang. (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bekasi Dadang Ginanjar enggan menjelaskan soal kajian pemasangan traffic light atau lampu merah di tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan maut truk tangki BBM milik Pertamina, CBD, Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi, Jawa Barat. Dia menyebut pihaknya menunggu hasil penelitian yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Saya nggak mau komentar tentang itu (alasan pemasangan lampu lalu lintas) dulu. Tapi hasil rekomendasi rapat hari ini, salah satunya traffic light di sana dinonaktifkan," kata Dadang saat ditemui di Polres Metro Bekasi Kota, Jumat (22/7/2022).

Untuk diketahui, Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyebut Dishub sudah memiliki kajian sejak pemasangan pertama kali traffic light di sana. Pernyataan Tri disampaikan kepada wartawan pada Rabu (20/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan telah menjelaskan pihaknya fokus pada dugaan rem blong truk Pertamina, bukan keberadaan lampu merah di jalanan menurun pada Selasa (19/7)

"Kami dari Dishub masih menunggu hasil investigasi KNKT yang sedang bekerja. Sampai hari ini kami masih nunggu. Jadi ya intinya kami masih menunggu dari KNKT. Kami tunggu nanti rilis dari KNKT seberapa besar faktor traffic light sebagai penyebab dari kecelakaan ini," kata Dadang.

ADVERTISEMENT
Kadishub Kota Bekasi Dadang GinanjarKadishub Kota Bekasi Dadang Ginanjar (Wildan Noviansah/detikcom)

Dadang juga enggan memberi berkomentar banyak soal pemasangan traffic light yang disinyalir demi kepentingan pengembang properti di wilayah tersebut, PT Ciputra Nugraha, anak perusahaan Ciputra Group.

"Itu tanya ke PU-lah, kalau saya kan kaitannya bukan median jalan," singkatnya.

Sementara itu, Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki juga menyebut pihaknya tidak fokus pada sejarah pembangunan fasilitas lalu lintas di TKP, melainkan fokus pada pembenahan.

"Kan kita ini bukan mencari sejarah itu (pemasangan). Semua dibuat itu untuk kelancaran. Sekarang ada proses perjalanannya ada, masyarakat berkembang, pembangunan berjalan, masyarakat makin banyak. Pertumbuhan kendaraan makin banyak, makanya ini dikaji, kok sering beberapa kali kejadian kecelakaan, inilah yang kita benahi semua," jelas Hengky.

Simak video 'Buntut Kecelakaan Truk Pertamina: Sopir-Kernet Tersangka, U-Turn Ditutup':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

"Apa pun yang ada di Kota Bekasi itu, ada instansi terkait yang melakukan itu ya, sekarang itu ada kekurangan tentu akan dibenahi, jangan sampai terjadi lagi. Kita tidak cari salah, benar ini nggak. Sekarang bagaimana ini tidak terjadi lagi, tidak terjadi lagi kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka dan sebagainya," imbuhnya.

Sebelumnya, Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto angkat bicara soal lampu merah di pertigaan CBD Cibubur yang menjadi lokasi kecelakaan maut. Penempatan lampu merah di lokasi mengundang banyak kritik dari masyarakat karena berada di jalan menurun.

Tri menyebutkan Dishub memiliki analisis dan kajian terkait pemasangan lampu merah di lokasi tersebut. Kajian itu meliputi analisis dampak lalu lintas.

"Ya pasti mempunyai (analisis)-lah, pasti ada kajian yang secara area yang bisa disebut dampak lalu lintas," kata Tri kepada wartawan, Rabu (20/7).

"Terkait dengan kondisi yang ada, sejalan dengan perkembangan yang ada terkait dengan volume, terkait dengan kapasitas, terkait dengan jaringan, dan lain sebagainya. Pasti mereka punya kajian secara mendalam," imbuhnya.

Sementara itu, KNKT, yang telah memeriksa truk Pertamina, mengatakan sopir mengaku kesulitan mengerem. Perihal kondisi jalan, lanjut KNKT, juga selaras dengan apa yang disampaikan sopir truk Pertamina.

KNKT menyebut hasil pemeriksaan betul adanya dugaan rem blong dalam kasus tersebut.

"Nggak ada masalah. Jadi jalannya secara geometrik nggak ada masalah, itu pertama. Kedua keberadaan traffic light yang ada di sana itu bisa saja jadi masalah, tapi saya nggak fokus ke sana. Itu bisa jadi masalah, karena jaraknya terlalu pendek dan sebagainya. Tapi dalam kasus kecelakaan ini, itu nggak ada relevansinya. Jadi saya nggak mendalami itu," kata senior investigator KNKT Ahmad Wildan saat dihubungi.

"Saya memeriksa sistem remnya, sesuai penjelasan pengemudi apa saja dan sebagainya. Iya (rem blong), memang kegagalan pengereman masalah di pengemudi itu. Pengemudi menjelaskan kepada saya apa yang terjadi sebenarnya. Itu dia mengalami kesulitan untuk melakukan pengereman pada saat mau turun itu. Jadi dari penjelasannya saya memeriksa kendaraan, saya sudah ketemu," sambung dia.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads