Sekelompok advokat yang tergabung dalam Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan (TAMPAK) mendatangi kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat. TAMPAK mendorong Komnas HAM segera memberi rekomendasi terkait kasus tewasnya Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
"Kita datang di sini untuk mendorong Komnas HAM untuk secepatnya memberikan rekomendasi atau mengungkapkan persoalan ini agar terang benderang. Agar semua publik tahu," kata Ketua TAMPAK Robert Keytimu di Kantor Komnas HAM, Rabu (20/7/2022).
Robert menyebut baku tembak antara Brigadir Yoshua dan Bharada E di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7), membuat resah warga. Dia berharap kasus ini segera terungkap secara terang benderang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Publik sebenarnya resah terhadap kejadian ini. Peristiwa ini terjadi di sebuah institusi, di rumah dinas pejabat. Tapi kok sampai sekarang kok tidak terungkap ungkap. Sudah 10 hari kok belum terungkap," ucap Robert.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menilai kedatangan TAMPAK dalam rangka mengapresiasi kinerja Komnas HAM. Dia mengatakan Komnas HAM bekerja secara independen di luar Tim Khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Mereka memberikan kepada Komnas HAM apresiasi sudah memilih jalannya sendiri, 'kami mengapresiasi Komnas HAM'," ujar Anam menjelaskan soal kedatangan TAMPAK.
Anam menyebut Komnas HAM tetap menjalin komunikasi dengan Tim Khusus Polri. Terutama, katanya, terkait jaminan akses selama proses pengusutan kasus tersebut.
"Tapi bahwa kami sesuai dengan pengalaman-pengalaman memang ya tetap berkomunikasi, tetap kerja independen tetap minta jaminan akses," ujarnya.
Simak video 'Keluarga Tolak Hasil Autopsi Brigadir J, Minta Kapolri Bentuk Tim':