Pembelaan Diri Mahasiswa IPB Usai Dituding BEM KM Pro-LGBT

Danu Damarjati, Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 20 Jul 2022 07:27 WIB
Ilustrasi LGBT (Andhika/detikcom)
Jakarta -

Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM KM IPB) memecat pengurusnya yang dinilai mendukung lesbian, gay, bisexual, transgender, queer, intersex, asexual (LGBTQIA+). Mahasiswa itu, Arlen Elvide Ariyanto Sudi, menjelaskan pembelaan dirinya.

Awalnya, keputusan pemecatan terhadap Arlen ini disampaikan melalui akun Instagram @bemkmipb. Pengurus tersebut diduga melanggar peraturan Senat Akademik IPB.

"BEM KM IPB meninjau bahwa yang bersangkutan (ybs) melanggar Peraturan Senat Akademik IPB 33/SA-IPB/P/2019 pasal 8 (delapan) ayat 1 (satu) huruf (c). Yang bersangkutan (ybs) terbukti mendukung LGBTQIA+ dengan adanya bukti ybs menggunakan foto profil pada media sosial Instagram dengan berlatar pelangi, di mana simbol pelangi tersebut merupakan simbol LGBTQIA+ dan gerakan sosialnya," tulis BEM KM IPB seperti dilihat detikcom, Selasa (19/7/2022).

BEM KM IPB menjelaskan, pada 1978, Gilbert Baker dari San Francisco merancang bendera pelangi dengan enam strip warna, melambangkan simbol komunitas gay dan lesbian. Pengurus tersebut dinilai sudah mengungkap simbol ini.

"Bilamana sebuah simbol diungkapkan, muncullah makna (Wardani 2010). Pernyataan ini menyatakan bahwa ketika ybs menggunakan simbol tersebut, terlepas dari motif pribadi ybs, penggunaan simbol terkait tidak lepas dari makna yang sesungguhnya," ungkapnya.

Pengurus tersebut juga disebut telah mengunggah ucapan tentang Happy Pride Month untuk kelompok LGBTQIA+.

"Ybs mengunggah pendapat pribadinya tentang menolak diskriminasi terhadap komunitas LGBTQIA+ dalam bentuk tulisan dengan mencantumkan ucapan 'Happy Pride Month' yang kemudian ditampilkan di fitur Insta Story Instagram pada akun pribadinya pada tanggal 6 Juni 2022, bertepatan dengan Pride Month. Pride Month adalah pengingat atas kejadian Stonewall Riots yang terjadi di New York City, US, pada Juni 1969 dan dijadikan sebagai perayaan untuk memperkenalkan dampak yang ditimbulkan oleh komunitas LGBTQIA+ di dunia," tuturnya.

Apa yang dilanggar oleh Arlen? Baca halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Buntut Bendera LGBT, PBNU Minta Kedubes Inggris Hormati Adat Istiadat






(rdp/rdp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork