KIB Dinilai Bak Kandang Harimau, Golkar-PAN-PPP Tak Mudah Keluar Koalisi

KIB Dinilai Bak Kandang Harimau, Golkar-PAN-PPP Tak Mudah Keluar Koalisi

Nahda Rizky Utami - detikNews
Jumat, 15 Jul 2022 20:19 WIB
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) resmi menandatangani nota kesepakatan. Para ketua umum dan sekretaris jenderal Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menandatangani nota kesepakatan itu.
Koalisi Indonesia Bersatu (dok detikcom)
Jakarta -

Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, memprediksi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP, akan menjadi koalisi yang solid. Arya menyebut tidak mudah bagi ketiga partai itu untuk mencari koalisi baru.

"Soal KIB ini seperti partai masuk kandang harimau karena kalau sudah masuk tidak bisa keluar. Karena kalau keluar sudah berdarah-darah, sudah babak belur. Jadi gitu juga KIB, jadi ini inisiatif baru yang partai ini sudah tanda tangan," kata Arya di Jakarta Selatan, Jumat (15/7/2022).

Dia mengatakan itu dalam diskusi Talkshow Lembaga Komunikasi dan Informasi (LKI) Partai Golkar dengan tema 'Peta Koalisi Pasca Kelahiran KIB'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arya melihat akan ada dampak buruk bagi satu dari ketiga partai itu jika memutuskan keluar dari KIB. Bahkan, partai itu akan dianggap tidak berkomitmen terhadap kesepakatan politik.

"Kalau ada partai yang coba-coba main mata dengan partai lain atau nggak komit dengan kesepakatan awal, kalau ini terjadi dampaknya akan buruk dengan partai tersebut. Image-nya akan buruk dianggap sebagai partai lompat pagar atau partai yang nggak komit pada kesempatan politik," ujar Arya

ADVERTISEMENT

Untuk itu, menurutnya, koalisi yang dibangun Golkar, PAN, dan PPP dalam KIB akan solid. Terlebih, hal tersebut akan berdampak juga pada image partai kepada publik.

"Jadi pasti image-nya akan buruk. Jadi makannya saya duga ini mungkin akan solid karena partai kalau dia keluar itu pertaruhannya bagi image partai akan buruk sekali, apalagi bagi publik ya," ucap Arya.

"Pertaruhan image partai bagi publik itu akan dicap 'oh ini partai nggak komitmen pada kesepakatan politik'," sambungnya.

Arya kemudian bicara soal kesempatan partai untuk membangun koalisi usai memutuskan keluar dari KIB. Dia menilai tidak mudah bagi partai itu untuk mencari koalisi baru.

"Nah yang kedua relasinya dengan partai lain nggak mudah loh ini KIB sudah bikin kesepakatan, terus satu partai karena deadlock keluar. Memang mudah nyari teman koalisi sekarang? Nggak mudah juga," jelas Arya.

"Misalnya partai X mau ke mana dia? Ke NasDem? Koalisi NasDem sudah kuat. Mau ke PDIP? Belum tentu juga PDIP, mungkin last minute akan menentukan. Mau ke Gerindra? Gerindra situasinya Pak Prabowo lagi stagnan. Jadi pilihannya mau ke mana? Jadi ini masuk kandang harimau, nggak bisa keluar," tambahnya.

Lebih lanjut, Arya menyoroti pertemuan-pertemuan yang kerap kali dilakukan oleh elite partai. Dia menyebut pertemuan itu hanya sebagai silaturahmi sebelum salah satu partai memberikan penyataan politiknya.

"Nah kalau ada pertemuan itu saya lihat itu sebagai silaturahim aja karena kalau key player-nya belum memberikan statement politik, itu nggak akan ada perubahan. Itu pertemuan biasa aja," ujarnya.

Lihat juga video 'PAN: Ada Partai yang Dilirik KIB, Masih 50:50 Bergabung atau Tidak':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

KIB Teken Nota Kesepakatan

Sebagaimana diketahui, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) adalah salah satu koalisi yang sudah mendeklarasikan dirinya. Para ketua umum (ketum) dan sekretaris jenderal (sekjen) Golkar, PAN, dan PPP telah menandatangani nota kesepakatan.

Koalisi itu berharap hiruk pikuk politik pada 2024 dapat berjalan tentram dan damai. Dengan begitu, tidak ada lagi perpecahan di antara masyarakat.

"Malam ini menjadi malam yang bersejarah karena kami bertiga Partai Golkar, PAN dan PPP menandatangani kerja sama," ujar Ketum Golkar Airlangga Hartarto kepada wartawan di Hutan Plataran, Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (4/5).

Kekuatan politik KIB pun dinilai cukup besar. Koalisi ini sudah dapat mengusung pasangan capres dan cawapres karena sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.

Berikut jumlah kursi KIB di DPR:

Golkar: 85 (12,31%)
PAN: 44 (6,84%)
PPP: 19 (4,52%)
Total: 148 kursi (23,57%)

Diterpa Isu Pertemuan Sekjen PAN dan Sekjen PDIP

Sebelumnya diberitakan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Sekjen PAN Eddy Soeparno bersepeda bersama hingga berbicara terkait kondisi politik jelang Pemilu 2024 pagi tadi. Pertemuan keduanya dinilai bisa jadi sinyal kuat koalisi PDIP dan PAN.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan pertemuan sekjen partai biasanya jadi pertemuan yang serius. Dia menyebut pertemuan selevel sekjen partai bisa jadi sinyal kuat koalisi di 2024.

"Sekjen itu level serius. Banyak keputusan politik strategis model penjajakannya dimulai dari pergerakan para sekjen partai. Nanti bersama ketum, sekjen akan eksekusi bersama-sama," kata Adi Prayitno saat dihubungi, Jumat (15/7).

"Ini bisa jadi sinyal kuat PDIP dan PAN akan koalisi di 2024," lanjutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads