Lazim dimengerti, nama asli Kapitan Pattimura adalah Thomas Matulessy. Ada pula teori yang ramai dibicarakan belakangan ini, nama asli pahlawan nasional itu adalah Ahmad Lussy. Selain itu, ada lagi yang menganggap bahwa Kapitan Pattimura adalah Alim Pattimura.
Berdasarkan situs web daftar Pahlawan Nasional dari Kementerian Sosial, diakses detikcom pada Senin (11/7/2022), Kapitan Pattimura lahir pada 8 Juni 1783 di Negeri (sebutan desa di Maluku) Haria, Pulau Saparua. Dia gugur di tiang gantung Belanda di Ambon pada 16 Desember 1817.
Versi lainnya, Kapitan Pattimura bernama asli Thomas Matulessy bukan berasal dari Haria Pulau Saparua, tapi dari Hulaliu Pulau Haruku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui, Pulau Ambon, Haruku, dan Saparua berada dalam satu deret di bawah Pulau Seram yang lebih besar di utara. Kepulauan di bawah Pulau Seram itu juga disebut sebagai Kepulauan Lease.
detikcom mewawancarai peneliti Kapitan Pattimura dari Universitas Pattimura bernama Heppy Leunard Lelapary, juga keturunan generasi ke-6 Thomas Matulessy dari Negeri Hulaliu Pulau Haruku, nama dia juga Thomas Matulessy, penulis buku 'Kapitang Pattimura Anak Negeri Hulaliu, terbitan Pustaka Obor Indonesia, 2022. Baik Thomas maupun Heppy Leunard Lelapary menekankan bahwa Kapitan Pattimura adalah Thomas Matulessy yang berasal dari Hulaliu, Pulau Haruku.
![]() |
Dalam acara Musyawarah Besar Pertama Keluarga Besar Matulessy di FKIP Unpatti, Ambon, 15 Mei 2022 lalu, keluarga Thomas Matulessy dari Negeri Hulaliu Pulau Haruku mempresentasikan klaimnya. Hadir secara virtual, keluarga Thomas Matulessy dari Itawaka, Pulau Saparua. Maka setidaknya ada tiga klaim soal Thomas Matulessy: dari Haria Saparua, Hulaliu Haruku, dan Itawaka Saparua.
Thomas Matulessy (generasi ke-6) dan Heppy Leunard Lelapary dari Unpatti juga menjelaskan, ada pihak yang menyatakan Kapitan Pattimura sebagai Ahmad Lussy dari Negeri Hualoy di Pulau Seram. Ada pula yang mengklaim bahwa Kapitan Pattimura sebenarnya adalah Alim Pattimura dari Negeri Latu di Pulau Seram.
Tahun 2018, Forum Dosen Indonesia (FDI) Perwakilah Daerah Maluku menggelar seminar sehari membedah historiografi sejarah asal-usul Kapitan Pattimura-Thomas Matulessy dari Hulaliu. Dalam forum itu, hadir pula keturunan Ahmad Lussy dan Alim Pattimura.
"Kita duduk bersama keluarga Thomas Matulessy, ada pula keturunan Ahmad Lussy dan Alim Pattimura dari Negeri Latu Pulau Seram," kata Thomas Matulessy, keturunan generasi ke-6 Thomas Matulessy dari Negeri Hulaliu, kepada detikcom.
![]() |
Namun demikian, keturunan Ahmad Lussy tidak memaparkan dokumen yang mendukung klaim bahwa Kapitan Pattimura adalah Ahmad Lussy. Landasan klaim soal Ahmad Lussy adalah tradisi lisan yang hidup di masyarakat, termasuk nyanyian dan pepatah-petitih. Dosen dari Universitas Pattimura, Heppy Leunard Lelapary, yang hadir dalam seminar itu juga menyatakan hal yang sama.
"Wakil dari Ahmad Lussy pada saat itu tidak mempresentasikan sesuatu yang menjadi bukti bahwa Ahmad Lussy adalah Kapitan Pattimura. Mereka berpegang pada teks Kapata (tradisi lisan) biasanya dalam bentuk nyanyian. Kemudian, ada kuburan Ahmad Lussy di Negeri Hualoy, Pulau Seram," kata Heppy Leunard Lelapary.
"Hasil Seminar merekomendasikan harus ada penelitian tentang tokoh Ahmad Lussy dari Negeri Hualoy dan Alim Pattimura dari Negeri Latu. Kedua tokoh ini tidak bisa menggantikan keberadaan Thomas Matulessy sebagai Kapitan Pattimura," kata dia.
![]() |
Klaim bahwa Kapitan Pattimura adalah Ahmad Lussy belakangan ini ramai diperbincangkan warganet di media sosial lewat cuplikan pidato Ustaz Adi Hidayat yang menyatakan bahwa Kapitan Pattimura beragama Islam. Catatan ini juga serupa dengan klaim Ahmad Mansur Suryanegara dalam buku 'Api Sejarah', bahwa Kapitan Pattimura sejatinya beragama Islam.
Untuk versi lain yang menyatakan bahwa Kapitan Pattimura sebenarnya adalah Alim Pattimura, detikcom belum menemukan penjelasan lebih lanjut. Namun menurut keterangan Heppy leunard Lelapary dan Thomas Matulessy (generasi ke-6), keluarga Alim Pattimura juga hadir di seminar tahun 2018.
Lihat juga video 'Museum De Tjolomadoe Tawarkan Wisata Sejarah Pabrik Gula Bagi Keluarga':
Selanjutnya, tiga versi Kapitan Pattimura: