Dua Versi Gambar Kapitan Pattimura, Mana yang Benar?

ADVERTISEMENT

Dua Versi Gambar Kapitan Pattimura, Mana yang Benar?

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 07 Jul 2022 17:57 WIB
Dua versi gambar sosok Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura (Repro detikcom)
Dua versi gambar sosok Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura (Repro detikcom)
Jakarta -

Polemik sejarah soal Kapitan Pattimura ternyata tidak berhenti di topik viral Ahmad Lussy saja. Setelah membantah kebenaran narasi soal 'Ahmad Lussy', keturunan Thomas Matulessy di Pulau Haruku juga menegaskan cerita sejarah yang diakui pemerintah soal Kapitan Pattimura selama ini keliru. Bahkan, gambar wajah Pattimura yang mereka simpan juga berbeda.

Sampai saat ini, ada dua versi gambar Kapitan Pattimura. Pertama, gambaran yang sudah populer di masyarakat yakni Pattimura yang berkumis dan memegang golok, kadang juga sambil memegang perisai atau salawaku.

Gambar Pattimura yang berkumis tebal ini juga tertera di uang kertas pecahan Rp 1.000,00 emisi tahun 2000. Terlihat Pattimura berkumis, berambut pendek berombak, dan berbaju polos dengan kancing di dada.

Uang Rp 1.000 Kapitan PattimuraUang Rp 1.000 Kapitan Pattimura Foto: Sylke Febrina Laucereno

Menurut buku 'Sejarah Maluku: Banda Naira, Ternate, Tidore, dan Ambon' karya Des Alwi di halaman 574, pelukis Kapitan Pattimura versi ini adalah Latuputi dari LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) tahun 1951. Peneliti sejarah Kapitan Pattimura versi Negeri (Desa) Hulaliu Pulau Haruku, Heppy Leunard Lelapary, mengomentari gambar ini.

"Soal Kapitan Pattimura yang berkumis itu adalah sketsa, biar mirip dengan fisik laki-laki Maluku saja," kata Heppy kepada detikcom, Kamis (7/7/2022).

Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy (Yayasan Idayu-Perpustakaan Nasional via situs Perpusnas)Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy (Yayasan Idayu-Perpustakaan Nasional via situs Perpusnas)

Versi kedua adalah versi yang dikemukakan oleh keluarga Matulessy asal Negeri Hulaliu Pulau Haruku. Keturunan generasi ke-6 bernama Thomas Matulessy (sama dengan moyangnya) menyampaikan gambar ini kepada detikcom.

Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessi, dokumen dari keluarga di Hulaliu, Saparua. (Dok Thomas Matulessy)Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessi, dokumen dari keluarga di Hulaliu, Saparua. (Dok Thomas Matulessy)

Terlihat, Thomas Matulessy digambarkan punya tulang pipi bulat. Rambutnya pendek dengan kening yang relatif lebar. Gambaran ini berbeda sekali dengan versi yang kadung populer sebelumnya, termasuk yang tercantum di uang Rp 1.000. Menurut Thomas, gambar Thomas Matulessy tanpa kumis ini mirip dengan versi gambar karya Quirjin Maurits Rudolph (QMR) Ver Huell, tentara Belanda semasa Pattimura yang juga musuh Pattimura.

"Pada tahun 1951, tim sejarah melukis wajah Pattimura yang memegang parang dan salawaku itu, sedangkan gambar wajah yang disimpan di Hulalui (Pulau Haruku) mirip dengan wajah lukisan (dari) Ver Huell, kapten perang Belanda," kata Thomas, Kamis (6/7) kemarin.

detikcom menelusuri gambar QMR Ver Huell di situs web DBNL (Perpustakaan Digital untuk Literatur Belanda). Gambar Thomas Matulessy karya QMR Ver Huell dimuat kembali dalam 'Indische Letteren, Jaargang 28'.

Gambar Tuwan Thomas Matulesija (Thomas Matulessy) dari QMR Ver Huell. (Museum of Modern Art Arnhem GM 01358 via Situs DBNL)Gambar Tuwan Thomas Matulesija (Thomas Matulessy) dari QMR Ver Huell. (Museum of Modern Art Arnhem GM 01358 via Situs DBNL)

Terlihatlah gambar 'Tuwan Thomas Matulesija' karya QMR Ver Huell. Gambar ini disimpan Museum Seni Modern Arnhem. Gambar ini menunjukkan Matulessy mengenakan pakaian seperti seragam militer Eropa zaman lampau.

Ver Huell menceritakan penangkapan Thomas Matulessy dalam catatan berjudul 'Kenangan Perjalanan ke Hindia Timur' atau 'Herinneringen van eene reis naar de Oost-Indiƫn'. Thomas Matulessy ditangkap di kawasan Negeri Siri Sori.

"Letnan Pietersen masuk tanpa ragu-ragu, dan berbicara kepada Kepala Pemberontak, yang dia temukan benar-benar putus asa dan kehabisan akal untuk bertindak dalam penderitaannya, meramalkan bahwa dia tidak bisa lepas dari hukumannya, dan bahwa dia harus memberikan pertanggungjawaban dari bisnisnya yang haus darah. Pietersen menasihatinya untuk menyerah secara sukarela; yang, bagaimanapun, dia tidak bisa memutuskan. Selama musyawarah ini, tiba-tiba Rajah masuk dengan pasukan bersenjatanya, dan membawa mereka semua sebagai tawanan," tulis QMR Ver Huell.

Simak juga video 'Museum De Tjolomadoe Tawarkan Wisata Sejarah Pabrik Gula Bagi Keluarga':

[Gambas:Video 20detik]





(dnu/tor)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT