Beda Data dengan Pemerintah, Peneliti: Kapitan Pattimura Punya Istri-Anak

Beda Data dengan Pemerintah, Peneliti: Kapitan Pattimura Punya Istri-Anak

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 07 Jul 2022 18:49 WIB
Heppy Leunard Lelapary memaparkan data baptis anak-anak Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura. (Dok Heppy Leunard Lelapary)
Heppy Leunard Lelapary memaparkan data baptis anak-anak Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura. (Dok. Heppy Leunard Lelapary)
Jakarta -

Menurut catatan sejarah yang diakui pemerintah, Kapitan Pattimura tewas di tiang gantungan Belanda sebelum sempat menikah dan punya anak. Namun, menurut peneliti dari Universitas Pattimura (Unpatti), Kapitan Pattimura punya anak-istri sebelum tewas.

Heppy Leunard Lelapary adalah dosen Unpatti Ambon yang meneliti sejarah Kapitan Pattimura dari Negeri Hulaliu, Pulau Haruku, Maluku. Lokasi negeri (sebutan 'desa' dalam bahasa setempat) tempat Kapitan Pattimura berasal bukan di Haria, Pulau Saparua, Maluku, sebagaimana catatan sejarah yang selama ini diakui pemerintah, melainkan di Hulaliu, Pulau Haruku.

"Ada penemuan bukti di Negeri Hulalui, Pulau Haruku. Itu adalah catatan baptisan tahun 18 Oktober 1816 (anak pertama bernama Asaf). Di situ tertulis anak-anak Thomas Matulessy yang dibaptis di tahun itu," kata Heppy Leunard Lelapary kepada detikcom, Kamis (7/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heppy Leunard Lelapary memaparkan data baptis anak-anak Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura. (Dok Heppy Leunard Lelapary)Heppy Leunard Lelapary memaparkan data baptis anak-anak Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura. (Dok Heppy Leunard Lelapary)

Catatan baptisan itu tersimpan di Perpustakaan Kantor Klasis GPM Pulau Pulau Lease di Tiouw Kecamatan Saparua. Catatan itu memang berupa berkas-berkas salinan diperkirakan dari masa era pasca-kemerdekaan, bukan asli dari era penjajah Belanda. Namun salinan itu berasal dari era terdahulu, yakni abad ke-19, saat anak-anak Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) dibaptis secara Kristen Protestan.

Naskah salinan baptisan ini menyalin nama Thomas Matulessy sebagai Thomas Lessiputty. Soalnya, setelah Thomas Matulessy dihukum gantung oleh Belanda pada 1817, marga Matulessy sempat dipersekusi-didiskriminasi oleh pihak pemerintahan penjajah Belanda sampai 1920. Maka, pada rentang waktu itu, keluarga Matulessy mengganti marga menjadi Lessiputty. Barulah pada 1920, mereka mengembalikan marga mereka menjadi Matulessy.

ADVERTISEMENT
Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessi, dokumen dari keluarga di Hulaliu, Saparua. (Dok Thomas Matulessy)Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessi, dokumen dari keluarga di Hulaliu, Saparua. (Dok. Thomas Matulessy)

Thomas Matulessy punya istri bernama Maria Taihuttu dan punya tiga putra, yakni Huapati, yang bernama baptis Asaf; Risamena, yang bernama baptis Matheus; dan Benjamin.

Heppy Leunard Lelapary memaparkan data baptis anak-anak Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura. (Dok Heppy Leunard Lelapary)Heppy Leunard Lelapary memaparkan data baptis anak-anak Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura. (Dok. Heppy Leunard Lelapary)

Keturunan Thomas Matulessy masih hidup sampai sekarang dan meminta pemerintah RI meluruskan sejarah. Soalnya, keturunan Pattimura yang diakui pemerintah saat ini adalah keturunan yang diklaim berasal dari anak-cucu saudara kandung Pattimura lantaran Pattimura sendiri dianggap tidak pernah punya anak. Keturunan Pattimura yang menjadi ahli waris Pattimura saat ini berasal dari Saparua. Padahal, menurut Heppy, Pattimura berasal dari Haruku.

"Bukti temuan pembaptisan ini menggugurkan teori yang menyatakan Thomas digantung, mati muda (34 tahun) dan tidak menikah. Cerita itu adalah kesalahan," kata Heppy Leunard Lelapary.

Heppy Leunard Lelapary memaparkan data baptis anak-anak Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura. (Dok Heppy Leunard Lelapary)Heppy Leunard Lelapary memaparkan data baptis anak-anak Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura. (Dok. Heppy Leunard Lelapary)

Heppy termasuk salah satu periset dalam penelitian tahun 2018 soal Thomas Matulessy di Pulau Haruku. Penelitian itu dikawal oleh Forum Dosen Indonesia (FDI) Maluku.

Lihat juga video Museum De Tjolomadoe Tawarkan Wisata Sejarah Pabrik Gula Bagi Keluarga':

[Gambas:Video 20detik]



Selanjutnya, Kasimilale Pattimura leluhur Thomas Matulessy disebut beragama Islam kemudian dibaptis.

Kasimilale Pattimura

Bagaimana Heppy Leunard Lelapary bisa yakin bahwa Thomas Matulessy di Pulau Haruku itu adalah Kapitan Pattimura? Dari mana pula asal nama Pattimura?

"Di Pulau Haruku, Pattimura bukan marga namun gelar. Pada zaman dahulu, Pattimura adalah nama dari kakek moyang Thomas Matulessy," kata Heppy Leunard Lelapary.

Meski ada masyarakat di Negeri Latu Pulau Seram yang menggunakan nama Pattimura sebagai marga, nama Pattimura di Negeri Hulaliu Pulau Haruku dipakai sebagai gelar. Gelar ini berasal dari kakek moyang Thomas Matulessy yang datang dari lain pulau dan menikahi perempuan setempat.

Kakek moyang Thomas Matulessy bernama Kasimilale Pattimura yang hidup di Abad 16-17. Kasimilale Pattimura datang dari Sahulau, Pulau Seram. Kasimilale menikah dengan anak perempuan di Negeri Hulalui Pulau Haruku bernama Hua Putih Pentury.

"Kasimilale itu dulunya beragama Islam, namun dia menikah dengan perempuan setempat, kemudian dia dibaptis menggunakan nama Martinus Matulessy. Sejak saat itu, marga Matulessy mulai dikenal," kata Heppy.

Keturunan Kasimilale Pattimura alias Martinus Matulessy beranak-pinak sampai ke Thomas Matulessy, yang kemudian menggunakan nama kakek moyangnya sebagai gelar, yakni Pattimura. Dalam catatan sejarah, gelar 'Kapitan Besar' disematkan kepada Pattimura lewat rapat umum di Baileu Negeri Haria Pulau Saparua pada 7 Mei 1817, sebelum dia memimpin penyerbuan Benteng Duustede.

"Bagi saya, manusia ini sudah diakui dan dikenal bahwa dia Thomas Matulessy, Kapitan Pattimura, dan beragama Kristen Protestan," kata Heppy.

Heppy Leunard Lelapary memaparkan data baptis anak-anak Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura. (Dok Heppy Leunard Lelapary)Heppy Leunard Lelapary memaparkan data baptis anak-anak Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura. (Dok Heppy Leunard Lelapary)

Meski begitu, masalah agama Kapitan Pattimura tidaklah jadi soal. Kapitan Pattimura adalah simbol persatuan masyarakat Maluku.

"Pattimura di masa perjuangannya menyatukan masyarakat Kristen-Islam di Maluku melawan penjajah. Kita jangan menggiring wacana-wacana Patimura Islam atau Kristen. Ini simbol perjuangan masyarakat Maluku dan bangsa Indonesia, yang tidak melihat dia Islam atau Kristen," kata Heppy.

Halaman 2 dari 2
(dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads