Pedagang sapi di Bogor mengeluh pembeli hewan kurban sepi gara-gara wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Untuk mengatasinya, pedagang menjual sapi lewat media sosial.
Salah satu pedagang, Tjahyadi, mengatakan harus mengunggah foto-foto hingga live kondisi sapi di media sosial untuk menarik pelanggan. Padahal biasanya pembeli bakal ramai datang ke Pasar Hewan Bubulak, Kota Bogor, menjelang Idul Adha.
"Kadang kalau cuma posting foto kan orang nggak langsung percaya, bisa saja itu dianggap foto lama. Makanya untuk meyakinkan pembeli saya kadang live, siaran langsung di Instagram, sambil lihatin sapinya, kondisi kandangnya, semuanya kita kasih lihat," kata Tjahyadi di Pasar Hewan Bubulak, Kota Bogor, Selasa (5/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjahyadi menyebut berjualan sapi via media sosial cukup efektif. Dia mengatakan pembeli akhirnya mau datang ke lapaknya untuk membeli sapi setelah melihat postingannya di media sosial.
"Kadang kan orang mau tanya-tanya dulu sebelum beli, mereka juga teliti, mungkin nggak mau ketipu ya. Banyak yang sudah tanya-tanya, terus mereka datang ke sini. Alhamdulillah ada banyak yang beli," kata pria yang biasa disapa Acay ini.
Tjahyadi menyebut wabah PMK menurunkan penjualan sapi di lapaknya. Dia menyebut pembatasan lalu lintas sapi asal luar Kota Bogor juga berimbas pada berkurangnya pasokan sapi di lapaknya.
"Kalau di sini grafiknya menurun ya angka penjualan, bisa dibilang cukup drastis, hampir 50 persen ya penurunannya," kata Tjahyadi.
"Sampai sekarang 5 hari jelang Idul Adha kalau dibanding dengan tahun kemarin, dengan adanya PMK ini dan adanya larangan lalu lintas ternak ini sangat mempengaruhi ya, karena kami kan tidak bisa mendatangkan sapi-sapi baru ya," tambahnya.
Tjahyadi mengatakan kondisi itu diperparah dengan kekhawatiran warga yang merasa tidak aman untuk mengkonsumsi daging sapi di tengah wabah PMK.
"Jadi pekerjaan kita nambah, kita harus meyakinkan orang kalau daging sapi tetap aman dikonsumsi. Ya selain itu, kita di sini juga tetap jaga kesehatan sapi kita," kata Tjahyadi.
"Tapi saya coba optimis karena kan masih ada waktu masih ada beberapa hari lahi sebelum Lebaran, dan dua hari setelah hari H juga biasanya masih ada yang beli. Ya mudah-mudahan ada mukjizat dari Allah ya, di last minute ini tetap ada tambahan order," tambahnya.
Simak juga 'Kementan Sebut Virus PMK Bertahan 50 Hari di Air':
(haf/haf)