PAN Sindir Tajam Elite Demokrat yang Rayu Golkar Tinggalkan KIB

PAN Sindir Tajam Elite Demokrat yang Rayu Golkar Tinggalkan KIB

Mochamad Zhacky - detikNews
Selasa, 05 Jul 2022 17:07 WIB
Ketua DPP PAN, Saleh Daulay
Saleh Partaonan Daulay (dok. Istimewa)
Jakarta -

PAN bereaksi terhadap rayuan elite Partai Demokrat (PD) Syahrial Nasution kepada Golkar untuk membangun koalisi berdua saja. Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay menyinggung level Syahrial Nasution di internal Demokrat.

Saleh awalnya mengungkapkan kondisi internal koalisi PAN, Golkar, dan PPP, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Dia memastikan KIB solid dan tak terpengaruh rayuan-rayuan parpol lain.

"KIB ini kan sudah ada tahapan-tahapan yang kita lalui, antara Golkar PAN dan PPP. Kita sudah berjalan maksimal dan sampai sekarang saya kira belum ada isu-isu yang tidak baik di antara koalisi, dan semuanya baik-baik saja," kata Saleh kepada wartawan, Selasa (5/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan karena itu juga kita tenang-tenang saja dengan adanya godaan-godaan seperti itu," imbuhnya.

Baru kemudian Saleh menganggap level Syahrial jauh untuk bisa mengonsolidasikan parpol lain agar mau berkoalisi dengan Demokrat. Terlebih, sebut Saleh, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sudah bertemu, yang bisa saja sudah membuat keputusan soal potensi koalisi Demokrat dengan Golkar di 2024.

ADVERTISEMENT

"Pak Syahrial ini saya kira levelnya jauhlah. Karena Mas AHY itu kan sudah bertemu dengan Airlangga," terang Saleh.

"Jadi sesama ketua umum mereka kan tentu punya kesepakatan juga, atau juga pembicaraan yang mungkin tidak dipublikasi ke media, dan kita tidak tahu hasil pertemuannya seperti apa," imbuh Ketua Fraksi PAN DPR itu.

Bahkan, Saleh juga menyindir kalimat rayuan Syahrial kepada Golkar agar mau membangun koalisi berdua saja. Di mana, Syahrial menyebut, jika Demokrat dan Golkar berkoalisi, itu sudah memenuhi syarat agar bisa mengusung capres-cawapres.

Saleh menuturkan, sebelum ada rayuan Syahrial, KIB pun sudah memenuhi syarat untuk bisa mengusung pasangan capres-cawapres.

"Kemudian, kalau ada usulan seperti ini yang mengatakan Demokrat saja sudah cukup dengan Golkar, ya sebetulnya kan kita yang di KIB aja sudah cukup, malah lebih. Kalau mau dibalik ya," kata Saleh

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Sindiran Demokrat soal Partai Tutup Koalisi Dini':

[Gambas:Video 20detik]



Namun, Saleh memastikan KIB terbuka jika Demokrat mau ikut bergabung. Namun, sebut dia, tetap perlu dibicarakan mengenai kesepahaman Demokrat dengan KIB.

"Kecuali kalau Syahrial itu berharap Demokrat akan ikut bergabung dengan KIB. Ya itu nanti pembicaraan bisa dilakukan nanti, bisa bicara dengan Golkar, dengan PAN, bicara dengan PPP, bersama-sama nanti kalau mau ikut gabung," sebut Saleh.

"Nanti kita lihat kesepahaman-kesepahaman apa yang bisa diperoleh dari ketiga partai ini ditambah dengan Demokrat," sambung dia.

Terakhir, Saleh menganggap tindakan Syahrial merayu Golkar tidak sesuai dengan etika politik. Sebab, Golkar, PKS, dan PAN sudah lebih dulu mendeklarasikan KIB.

"Jadi bukan tiba-tiba mau gabung terus bilang, 'ya kami berdua udah cukup'. Itu secara etika politik kan kurang baik, karena kan orang udah bicara duluan, bicara baik-baik duluan, hampir final, untuk sama-sama mengusung capres-cawapres yang sama," pungkasnya.

Sebelumnya, elite Demokrat Syahrial Nasution mengaku pihaknya masih melirik Golkar untuk berkoalisi di 2024. Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang Partai Demokrat itu merayu Golkar dengan 'berdua saja cukup'.

"Kerja sama Demokrat dengan Golkar cukup bagi kedua partai sebagai jangkar untuk mengantarkan kandidat presiden dan wakil presiden. Namun, lebih dari itu, kerja sama Demokrat-Golkar dapat menjadi solusi terciptanya stabilitas politik, perbaikan iklim demokrasi dan kembali menggenjot roda ekonomi yang saat ini sedang terpuruk," kata Syahrial Nasution dalam keterangannya, Selasa (5/7).

Halaman 2 dari 2
(zak/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads