Pondok Pesantren Ukhuwwah Islamiyyah yang dinaungi Khilafatul Muslimin di Pekayon, Bekasi, menghentikan kegiatannya malam ini. Puluhan santri pun dipulangkan.
Pantauan detikcom di lokasi, Jalan Kompleks Patal RT 08 RW 03, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kamis (16/6/2022), pukul 18.15 WIB, para santri satu per satu keluar dari Pondok Pesantren Ukhuwwah Islamiyyah sambil membawa barang bawaannya.
Barang-barang para santri dikumpulkan di satu titik. Sementara pengurus mencabut spanduk hingga plang bertulisan 'Khilafatul Muslimin'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar pukul 18.50 WIB, dua unit mobil Elf penjemput para santri datang ke depan pondok pesantren. Para santri pun segera memasukkan barang-barangnya ke dalam mobil.
Para santri itu rata-rata masih anak-anak hingga usia remaja. Mereka kemudian saling mengucapkan salam perpisahan satu sama lainnya.
![]() |
Ditolak Warga
Juru bicara Khilafatul Muslimin di Bekasi, Abu Salma alias Djhonny Pahamsah, mengatakan kegiatan di Ponpes Ukuwwah Islamiyah ini dihentikan menyusul adanya penolakan dari warga setempat. Abu Salma mengaku pihaknya juga dipanggil pihak kecamatan untuk membicarakan spanduk penolakan. Abu Salma mengatakan pihaknya akan kooperatif dan siap diedukasi.
"Pertama kita menghadiri undangan camat pukul 09.00 terkait dengan spanduk yang beredar tentang penolakan Khilafatul Muslimin di lingkungan kita, karena di media saya sampaikan bahwasanya saya kooperatif dan saya siap edukasi dan siap untuk diarahkan oleh apara,t maka disambut oleh pihak aparat diundang dan kami hadir alhamdulillah tadi," ujar Abu Salma kepada wartawan di lokasi, Kamis (16/6/2022).
Menurut Abu Salma, dalam pertemuan itu nantinya pihak kecamatan akan membantu untuk pengurusan legalitas Ponpes Ukhuwwah Islamiyyah. Karena hal itu, pihaknya menutup sementara ponpes dan mencabut spanduk dan pelang yang berkaitan dengan Khilafatul Muslimin.
"Hasil dari pertemuan musyawarah dengan pak camat bahwasanya yang pertama akan membantu melegalkan lebih sempurna, legalitas yang ada di pondok kami. Yang kedua pondok kita untuk sementara di off-kan, banner-banner dicabut itu atas dasar inisiatif saya juga walaupun ada arahan dari aparat," ucapnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....
Simak Video: Pengurus Khilafatul Muslimin Diisi Eks Napiter JI hingga JAD
Para santri pun kata Abu Salman akan terlebih dahulu dipulangkan untuk menjaga kondusivitas. Ia pun mengaku mengalami kendala pembiayaan pemulangan santri.
"Untuk santri sendiri sebetulnya pak camat tidak tidak menyuruh untuk pulang terkait dengan pembiayaan dan lain hal tetapi atas dasar inisiatif saya untuk kondusif kita pulang kan dengan diawali dengan santri-santri yang terdekat begitu," ungkapnya.
Abu Salma mengatakan para santrinya tersebut terhitung sekitar 100 santri setingkat SD dan 100 santri setingkat SMP. Kampung halaman santri terjauh kata Abu Salma berada di Batam.
"200, tingkat setara SD 100 tingkat setara SMP 100 Kurang lebih 200, 230 dengan pengurus. Terjauh ada dari Batam, ada Lampung ada Jawa Tengah, ada Jawa Timur," ucapnya.
Sebelumnya Polda Metro Jaya terus melakukan penyelidikan terkait keberadaan ormas Khilafatul Muslimin. Hasil penyelidikan saat ini mengungkap adanya temuan pelanggaran baru yang dilakukan ormas tersebut.
"Kami temukan delik baru, perbuatan melawan hukum yang baru yaitu terkait UU Sistem Pendidikan Nasional di mana kegiatan mereka langgar UU Sisdiknas dan UU Pesantren," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Hengki mengatakan hasil temuan penyidik juga menemukan fakta adanya puluhan pesantren yang terafiliasi dengan ormas Khilafatul Muslimin. Hasil koordinasi polisi dengan Kementerian Agama, puluhan pesantren tersebut dinyatakan melanggar aturan.
"Setelah kami koordinasi dengan Kementerian Agama bahwa apa yang disebut mereka pesantren itu bukan pesantren. Karena tidak penuhi persyaratan sebagai pesantren. Mereka miliki 25 pondok pesantren," katanya.