Demo di DPR, Buruh Tolak UU PPP-Kampanye Pemilu 75 Hari

Demo di DPR, Buruh Tolak UU PPP-Kampanye Pemilu 75 Hari

Wildan Noviansah - detikNews
Rabu, 15 Jun 2022 13:15 WIB
Demo buruh di DPR
Demo di DPR (WIldan Noviansah/detikcom)
Jakarta -

Massa buruh yang tergabung dalam Partai Buruh dan serikat buruh menggelar unjuk rasa di depan gedung DPR RI hari ini. Mereka membawa beberapa tuntutan, mulai menolak revisi Undang-Undang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (UU PPP) hingga menyoroti pelaksanaan kampanye 75 hari.

"Tuntutannya ada lima, satu menolak UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan atau kita kenal dengan UU PPP. UU PPP ini pintu masuk daripada pemerintah dan DPR melegalkan omnibus law dan Cipta Kerja," kata Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal di lokasi, Rabu (15/6/2022).

Selain melakukan demo untuk penolakan UU PPP ini, buruh akan melakukan judicial review (JR) ke Mahkamah Konstitusi (MK).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan kata lain, UU PPP ini hanya akal-akalan hukum agar omnibus law bisa dibenarkan dalam proses pembuatannya ke depan. Oleh karena itu, kita menolak UU PPP dan kita akan melakukan judicial review," ujarnya.

Selain itu, Said mengatakan massa aksi menyoroti permasalahan lain, di antaranya menolak omnibus law UU Cipta, mendesak pengesahan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan menolak liberalisasi pertanian.

ADVERTISEMENT

"Yang kedua isunya adalah tolak omnibus law UU Cipta Kerja. MK sudah memutuskan inkonstitusional bersyarat dan cacat formil. Ketiga, mengesahkan rancangan UU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga atau UU PPRT. Sudah 17 tahun dibahas tapi tidak disahkan," kata Said.

"Keempat, kami menolak liberalisasi pertanian dalam sidang WTO. Sekarang sedang berlangsung konferensi tingkat menteri ATMWTO. Liberalisasi pertanian akan merugikan petani. Daya beli petani turun, harga benih dan pupuk naik, karena ditaruh dalam mekanisme pasar. Harga pangan sekarang sudah naik menurut FAO adalah 13 persen," imbuhnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga menyoroti soal kampanye pemilu yang akan berlangsung selama 75 hari. Said Iqbal menyoroti kesepakatan pelaksanaan masa kampanye antara DPR, pemerintah, dan KPU itu.

"Partai Buruh dan organisasi buruh menolak masa kampanye hanya 75 hari. Kan itu melanggar UU. KPU adalah penyelenggara pemilu, DPR dan pemerintah adalah peserta pemilu. Kok peserta pemilu bersepakat dengan penyelenggara pemilu. Ini melanggar UU," jelasnya.

Simak berita selengkapnya pada halaman berikut.

Untuk itu, Said meminta pemerintah mengembalikan masa kampanye menjadi minimal 7 bulan dan maksimal 9 bulan. Kata dia, ini diperlukan demi tercapainya pemilu yang jujur, adil, dan bersih.

"Oleh karena itu, kami meminta KPU mengembalikan pada UU bahwa masa kampanye adalah minimal 7 bulan, maksimal sekitar 9 bulan. Agar mendapat porsi pemilu yang jujur, adil, dan bersih," kata dia.

Said mengatakan kurang lebih 10 ribu orang turun dalam aksi unjuk rasa hari ini. Said menuturkan tidak akan ada audiensi dalam aksi unjuk rasa ini. Kalaupun ada, dia meminta pemerintah yang menghampiri masa aksi ke depan gedung DPR RI.

"Kami bisa pastikan hampir 10 ribu akan hadir dalam aksi hari ini. Aksi ini diikuti buruh dari Jabodetabek, Karawang, Bandung, dan Purwakarta. Aksi kali ini juga serempak dilakukan di kota-kota besar. Di Bandung besok, Surabaya hari ini, Makassar, Banda Aceh, Medan, Batam, Gorontalo, kemudian di Banjarmasin, Lampung dan beberapa kota industri lainnya," kata Said.

"(Demo hari ini) hanya menyampaikan aspirasi. Kalaupun ada audiensi, kita akan meminta mereka ke sini," kata dia.

Ancam Mogok Nasional

Said juga menuturkan, jika lima poin tuntutan tidak dipenuhi, dipastikan pihaknya akan menyerukan mogok nasional.

"Bilamana ini (tuntutan) tidak didengar aksi pada hari ini, bisa dipastikan Partai Buruh bersama organisasi serikat buruh akan mengorganisasi mogok nasional, setop produksi, diikuti 5 juta buruh," kata dia.

Selain itu, pihak buruh akan mengancam melakukan aksi nasional dengan estimasi massa di seluruh Indonesia yang mencapai 10 juta orang.

"Akan terlibat di dalam aksi ini di 34 provinsi. Partai Buruh punya 34 provinsi 480 kabupaten/kota, 4.000 kecamatan dan anggota kami adalah hampir total dan semua serikat buruh empat konfederasi besar dan 60 federasi tingkat nasional, Serikat Petani Indonesia, dan juga forum guru honorer juga bergabung. PRT pekerja rumah tangga bisa dipastikan 10 juta akan terlibat dalam aksi pengelompokan umum kelompok nasional," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads