Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri menjadi salah satu penguji di sidang terbuka promosi doktor Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Megawati mencecar Hasto soal bagaimana teori geopolitik Presiden RI pertama, Sukarno, menjadi solusi alternatif masa kini.
"Nah jadi pertanyaan saya, itu yang saya katakan gampang saja, bagaimana teori geopolitik Bung Karno bisa menjadi solusi alternatif untuk geopolitik pada masa ini? Coba rekomendasi apa yang diusulkan promovendus?" tanya Megawati ke Hasto di uji sidang terbuka promosi doktor di Universitas Pertahanan (Unhan), Bogor, Senin (6/6/2022).
Disertasi Hasto berjudul 'Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara'. Dia mengatakan teori geopolitik Sukarno merupakan instrumen penting untuk menciptakan perdamaian dunia. Hasto menyebut teori geopolitik Sukarno sebagai progresif geopolitical.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teori geopolitik Sukarno yang kami sebut sebagai progressive geopolitical pada dasarnya merupakan suatu suatu instrument of national power dari kekuatan demografi, teritorial, sumber daya alam politik, militer, dan konsistensi damai, teknologi dan juga variabel yang begitu penting guna menciptakan bagaimana bangsa-bangsa di dunia hidup damai," kata Hasto.
Teori geopolitik Bung Karno, kata Hasto, juga relevan untuk membangun perdamaian dunia. Terlebih, kata Hasto, di dalam perspektif geopolitik Sukarno, kebijakan luar negeri dan kebijakan pertahanan harus ada dalam satu kesatuan.
"Karena cita-citanya yang ingin membangun perdamaian dunia, dunia yang menurut Sukarno bebas dari segala bentuk penjajahan, maka teori geopolitik Bung Karno tersebut senantiasa relevan, terlebih Bung Karno setelah menggagas 'The New Emerging Forces' di mana ketidakadilan dihadapi dengan aliansi strategis. Dengan demikian, di dalam perspektif geopolitik Sukarno kebijakan luar negeri dan kebijakan pertahanan harus ada dalam satu kesatuan," kata Hasto.
Hasto mengatakan semangat geopolitik seolah luntur. Karena itulah, kata Hasto, rekomendasi kebijakan pertahanan negara pemikiran geopolitik Sukarno harus menjadi landasan dari kebijakan luar negeri dan pertahanan negara.
"Spirit imajinasi geopolitik itulah yang nampaknya luntur sehingga apa yang menjadi rekomendasi kebijakan pertahanan negara pertama seluruh konstruksi pemikiran geopolitik Bung Karno harus menjadi suatu landasan dari kebijakan luar negeri dan pertahanan negara agar kita mampu menggunakan instrumen national power dalam tujuh variabel Bung Karno itu memperjuangkan kepentingan Indonesia," kata Hasto.