Yuslih Ihza Mahendra, kakak Ketum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra pindah ke Partai Demokrat. Terungkap Yuslih sempat marah sebelum angkat kaki dari PBB.
Awalnya Yuslih mengungkap dirinya sudah resmi memiliki kartu tanda anggota (KTA) Partai Demokrat dan sudah bertemu dengan beberapa petinggi Partai Demokrat, salah satunya Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief. Dia mengaku diterima dengan baik oleh Demokrat.
"Saya kan sudah punya KTA, sudah resmi kan sekalian saya melapor kenalan dengan bapak bapak di DPP saya datang sendiri di situ, kantor di Jakarta Utara. Iya jadi saya itu sampai di resepsionis lapor dari Bangka Belitung, kenalkan diri saya berniat mau ketemu orang DPP siapa aja yang ada di sini, sekalian mau sowan. Katanya 'oke tunggu di sini'. Terus ada yang melapor ke atas terus disuruh ke ruang bappilu, ada 6 orang 7 orang kita ngobrol-ngobrol sebentar. Saya senang diterima baik, direspons," kata Yuslih saat dihubungi detikcom, Kamis (2/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuslih lantas sempat bercerita kepada para kader Demokrat terkait rekam jejaknya yang sudah beberapa kali menjadi anggota dewan di Bangka Belitung sampai menjadi Bupati Bangka Belitung mengalahkan adik Ahok. Yuslih menekankan keputusan pindah partai itu merupakan pilihan pribadinya.
"Pada intinya saya ke sini ini kan hidup itu pilihan, pilihan saya, saya itu lah mudah-mudahan bisa membesarkan partai Demokrat ke depannya. Ya sebetulnya (motivasi) samalah untuk tetap membesarkan partai, untuk kebesaran partai, saya bilang dengan kehadiran saya di Belitung kan cuma 1 orang kursi, di Belitung Timur cuma 1 kursi juga, kalau di provinsi kalau nggak salah ada 5, mudah-mudahan bisa 6 ke depannya," ucapnya.
Selain itu, Yuslih mengungkap ada kekecewaan terhadap PBB. Namun dia tidak menjelaskan rinci apa yang membuat dirinya kecewa.
"Sebetulnya gimana ya, saya juga adalah semacam kekecewaan juga, jadi saya cobalah saya berkiprah di anu (partai) yang lain kalau masih bisa, dan saya kira itu pun bukan lagi hal yang sakral, bukan hal keramat, orang pindah partai kan boleh saja, ini kan demokratis," ujar dia.
Lebih lanjut, Yuslih tidak menampik adanya pembicaraan negatif terkait keputusannya pindah ke Demokrat. Dia menegaskan dirinya juga sudah berusaha membesarkan PBB sebelum memutuskan pergi.
"Orang ada bilang pernah dibesarkan partai terus pindah ke partai lain, meninggalkan partainya, sekarang lupa dengan partainya. Kalau saya tidak seperti itu, saya melihat dari 2 sisi, pertama betul dia dibesarkan partai, tapi dia pernah membesarkan partai di masanya, di zamannya, benar kan? Saya 2 kali anggota dewan di provinsi, cuma saya yang duduk di sana, nggak ada lagi, mana berkibar PBB, cuma karena saya aja berkibar. Jadi bupati itu saya juga," jelas dia.
"Jadi bagaimanapun juga jangan sebelah mata melihat, dibesarkan partai, lalu meninggalkan partai artinya, kurang bagus lah, tidak, yang positif juga," lanjutnya.
Yuslih berharap hubungannya dengan Yusril bisa baik-baik saja meski memutuskan pindah. Dia menekankan lagi pindah partai bukanlah hal yang sakral.
"Ya bagaimanapun kita sudah sama tua lah, ya kan, saya kira apa lah artinya persoalan begini hanya sesaat, nggak apa, boleh-boleh saja. Ini bukan hal yang sakral, jadi mudah-mudahan aja nggak apa," tutur dia.
Bagaimana kemarahan Yuslih? Baca halaman selanjutnya.
PBB Buka Suara
Sekjen PBB Afriansyah Noor merespons keputusan Yuslih. Afriansyah mengatakan pihaknya tak ada masalah dengan keputusan Yuslih. Dia mengungkit selama ini partainya telah membesarkan Yuslih di perjalanan karier politiknya.
"Kita nggak ada masalah dengan Pak Yuslih pindah, itu hak dia. Selama ini PBB sudah besarkan dia. Dua kali DPRD provinsi dan satu kali bupati," kata Afriansyah kepada wartawan, Jumat (3/6).
Kemarahan Yuslih
Afriansyah kemudian mengungkapkan alasan di balik keputusan politik Yuslih. Menurutnya, Yuslih Ihza Mahendra kecewa terhadap PBB lantaran tak lagi dicalonkan menjadi bupati. Untuk diketahui, Yuslih menjabat Bupati Belitung Timur periode 2016-2021.
"Kecewa nggak dicalonkan jadi bupati lagi. Marah, biasalah karena PBB kan ada penilaian tersendiri terhadap kader yang duduk di legislatif maupun eksekutif," ujar dia.
PBB Tak Kehabisan Kader
Kendati begitu, Afriansyah mengaku tak memusingkan keputusan Yuslih. Dia menyebut kepindahan Yuslih sebagai bentuk hibah dari PBB.
"Sekarang dia pindah, nggak ada masalah, dan kami hibahkan dia ke Partai Demokrat," ujar Afriansyah.
Afriansyah berharap Partai Demokrat semakin besar dengan bergabungnya Yuslih di sana. Afriansyah menekankan PBB tak akan kehabisan kader.
"Semoga Partai Demokrat besar adanya bekas kader PBB di sana. Kami tidak kehabisan kader," ujarnya.