Fahri 'Gagal Bintara' karena Buta Warna, Kapolda Metro: Akan Dievaluasi

Fahri 'Gagal Bintara' karena Buta Warna, Kapolda Metro: Akan Dievaluasi

Yogi Ernes - detikNews
Rabu, 01 Jun 2022 14:41 WIB
Kapolda Metro Jaya
Foto: Iswahyudi/20detik
Jakarta -

Kasus Fahri Fadillah Nur Rizky yang gagal berangkat pendidikan Bintara Polri usai namanya dicoret akibat buta warna parsial menuai sorotan. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran pun angkat bicara terkait polemik tersebut.

Fahri awalnya lolos seleksi tahap 1 sebagai Bintara Polri. Namun, namanya dicoret usai dinyatakan buta warna parsial dari hasil tes saat proses supervisi. Fadil mengaku akan melakukan evaluasi agar peristiwa serupa tidak berulang.

"Saya akan evaluasi," kata Fadil saat dihubungi detikcom, Rabu (1/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak Fahri sendiri telah membantah pernyataan Polda Metro soal pencoretan namanya. Fahri menegaskan tidak memiliki kondisi buta warna parsial.

detikcom telah menyampaikan bantahan dari Fahri itu kepada Irjen Fadil Imran selaku Kapolda Metro Jaya. Fadil hanya merespons dengan ucapan terima kasih dan mengaku akan melakukan evaluasi.

ADVERTISEMENT

Fahri Gagal Berangkat Pendidikan karena Buta Warna

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan membenarkan Fahrifadillah Nur Rizky telah dinyatakan lulus pada gelombang 1. Namun, saat dilakukan supervisi, Fahri ditemukan mengalami masalah kesehatan mata, yakni buta warna parsial.

"Berdasarkan surat dari Mabes Polri sebelum para peserta mengikuti pendidikan, ada kegiatan supervisi yang dilakukan terhadap para peserta yang sudah lulus. Kemudian supervisi yang dipimpin ketua tim menyebutkan yang bersangkutan tidak memenuhi syarat dengan temuan buta warna parsial," kata Zulpan dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/5).

Zulpan mengatakan Fahrifadillah Nur Rizky sudah tiga kali mengikuti seleksi anggota Bintara Polri sejak 2019. Dari ketiga seleksi itu, Fahri dinyatakan tidak lulus karena masalah buta warna parsial.

Menurut Zulpan, pihaknya telah bersikap transparan dalam kasus Fahri. Pada Januari 2022, pihaknya dan keluarga Fahri melakukan pendalaman terkait hasil supervisi yang telah dilakukan.

Fahri kembali dilakukan tes kesehatan di RS Polri. Hasilnya, pemuda itu dinyatakan tidak lulus dengan kondisi adanya buta warna parsial.

"Kita melaksanakan pendalaman hasil temuan supervisi tersebut yang dilakukan di RS Polri. Hasilnya yang dipimpin Dokter Susan selaku spesialis mata, hasilnya adalah buta warna parsial. Ini yang membuat yang bersangkutan tidak bisa mengikuti pendidikan karena ini syarat mutlak untuk anggota Polri adalah harus tidak buta warna," jelas Zulpan.

Polda Metro menduga Fahri lolos seleksi tahap awal karena menghapal buku tes buta warna. Sebab, saat dua kali ikut seleksi sebelumnya Fahri juga dinyatakan tidak memenuhi syarat karena buta warna parsial.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya soal bantahan Fahri terkait klaim polisi perihal kondisi buta warna parsial yang dideritanya:

Simak Video 'Klarifikasi Polisi soal Viral Curhatan Calon Bintara Gagal karena 'Ditukar'':

[Gambas:Video 20detik]




Bantahan dari Fahri

Fahri Fadillah Nur Rizky (21) buka suara terkait dicoretnya namanya menjelang pendidikan Bintara Polri setelah dinyatakan lolos seleksi tahap I. Fahri menepis jawaban Polda Metro Jaya yang menyebutnya gagal karena buta warna parsial.

"Kalau pada saat saya tes 2021 itu saya dinyatakan tidak buta warna. Kan ada beberapa poin, ada tes Bidkes 1, nah di Bikes 1 itu saya lolos. Saya dinyatakan tidak buta warna," kata Fahri saat dihubungi detikcom, Selasa (31/5) malam.

Terkait pernyataan polisi yang menyebutnya lolos tes buta warna karena menghapal buku tes, menurutnya, Polri punya buku tes buta warna tersendiri.

"Kalau menghapal itu--yang saya ketahui ya--waktu saya tes buta warna dari Polri itu dia kaya bikin sendiri bukunya. Jadi tidak dijual bebas, buku (tes buta warna) Polri. Jadi kalau (dibilang) menghapal itu engak bisa dan juga kalau misalkan tes umum, saya enggak mungkin hapal sampai beberapa halaman seperti itu," tuturnya.

Fahri lalu bicara soal dua kali tes sebelumnya yang gagal. Versi Polda Metro Jaya, Fahri gagal tes di 2019 dan 2020 karena buta warna parsial. Akan tetapi, Fahri sendiri saat itu tidak tahu kegagalannya di mana.

"Kalau dua kali gagal itu, karena waktu itu saya tes nggak dikasih tahu gagal di mana. Jadi kita tes nih, dari awal sampai akhir udah jalan aja lancar. Sampai nanti tiba-tiba di layar tulisannya 'tidak memenuhi syarat'. Tahunya itu dari layar proyektor yang ditampilkan bahwasanya tidak memenuhi syarat," jelasnya.

Fahri mengatakan sebelumnya dia pernah mengikuti sekolah kedinasan. Sama halnya dengan seleksi Bintara Polri, di sekolah kedinasan pun dites buta warna dan hasilnya dirinya dinyatakan tidak buta warna.

"Sebelumnya dari 2020 saya pernah mengikuti sekolah seleksi sekolah kedinasan. Nah di sekolah kedinasan saya lulus sampai pantohir dan di sekolah kedinasan itu juga ada tes buta warnanya juga," tuturnya.

Halaman 3 dari 2
(ygs/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads