Teguran soal Banjir Rob dari Megawati ke Ganjar Jadi Kenyataan

Teguran soal Banjir Rob dari Megawati ke Ganjar Jadi Kenyataan

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 25 Mei 2022 21:04 WIB
Ganjar & Megawati
Ganjar Pranowo dan Megawati Soekarnoputri (Pemprov Jateng)
Jakarta -

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pernah menegur Gubernur Jateng Ganjar Pranowo soal potensi banjir rob di Jawa Tengah. Teguran Megawati ini pun menjadi kenyataan.

Seperti diketahui, banjir rob menerjang Pelabuhan Tanjung Mas hingga kawasan pesisir Semarang. Di Semarang, ada 8.000 KK yang terdampak.

BMKG mengungkapkan, banjir rob di Jateng terjadi akibat fenomena alam. Di mana terjadi puncak pasang tertinggi karena posisi jarak bumi dan bulan yang dekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertengahan Mei hingga Juni merupakan puncak pasang tertinggi disebabkan posisi jarak bumi dan bulan relatif dekat dan memicu air pasang tinggi," kata Ganis dilansir detikJateng, Senin (23/5/2022).

ADVERTISEMENT

Teguran Megawati

Teguran soal banjir rob itu diungkapkan Megawati dalam pertemuan secara virtual dengan Ganjar dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada 5 Agustus 2021. Ketika itu Megawati sedang menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden soal Jakarta bakal tenggelam 1o tahun lagi.

"Dengar Joe Biden ngomong begitu, 10 tahun lagi, batin saya, 'enak banget loh', loh iya dong. Saya langsung ngomong sama Pak Jokowi, itu Presiden Amerika loh, bagus dia bisa ngomong kayak gitu. Karena biasanya orang kita baru dengerin kalau orang asing ngomong," kata Megawati, Kamis (5/8/2021).

Setelah itu, barulah Megawati mengungkapkan tegurannya ke Ganjar soal potensi banjir rob menerjang pesisir Jateng. Megawati mewanti-wanti soal Pelabuhan Semarang.

"Tadi sekilas saya lihat ada Pak Ganjar. Jadi kalau masih mendengarkan saya, nah iki (Ganjar merespons Megawati). Itu kan dari awal kamu saya jadikan (calon gubernur) kamu kan sudah pernah toh saya ngomongi. Urusan Pelabuhan Semarang dan sebagainya," ucap Megawati.

Apa komentar Ganjar? Baca di halaman selanjutnya.

Simak Video 'Aksi Gotong Royong Tambal Tanggul Jebol di Pelabuhan Tanjung Emas':

[Gambas:Video 20detik]



Ganjar Akui Ditegur Megawati soal Banjir Rob

Ganjar pun mengakui pernah ditegur Megawati soal potensi banjir rob menerjang pesisir Jateng. Ganjar mengungkapkan teguran itu disampaikan Megawati secara langsung.

"Sebenarnya bukan saya pribadi, tidak hanya dari Joe Biden, tapi dari Bu Mega juga kemarin 'Hei Ganjar bagaimana itu robnya?'. 'Hai, Bu, siap'," kata Ganjar dalam Webinar Jakarta Tenggelam bersama Ikatan Alumni ITB, Selasa (10/8/2021).

Ganjar saat itu juga mengakui beberapa wilayah di Jateng sudah tenggelam. Penyebabnya, penurunan permukaan tanah atau land subsidence, seperti yang terjadi di Desa Bedono di Kecamatan Sayung, Demak.

Ganjar menjelaskan, penurunan permukaan tanah menimbulkan kerusakan bagi rumah-rumah penduduk di Desa Bedono, yang notabene kawasan pesisir. Bahkan, politikus PDIP itu mengungkap, di Brebes, ada satu wilayah yang tenggelam dan kini menjadi hutan bakau.

"Kemudian ada (di) Pekalongan yang sekarang cukup terancam. Tapi sebenarnya di Brebes sudah sudah terjadi satu area yang sudah tenggelam dan sekarang jadi hutan bakau," katanya.

Peringatan dari Pakar

Setahun lalu, Kepala Laboratorium Geodesi dari ITB, Dr Heri Andreas, menjelaskan yang lebih berpotensi tenggelam adalah kawasan pesisir di Jawa Tengah dan Semarang.

Heri Andreas awalnya mengungkap penurunan permukaan tanah di Jakarta memang sempat sangat mengkhawatirkan pada 2007-2011. Kala itu 14 persen wilayah Jakarta yang sudah berada di bawah laut akan tergenang permanen bila tidak dibuatkan tanggul dan meninggikan infrastruktur di Muara Baru, Pluit, dan sekitarnya.

"Andai tak dibuatkan intervensi semacam itu, wilayah Gunung Sahari, Ancol, dan Pluit saat ini sudah menjadi laut," kata Heri Andreas kepada detikcom, Senin (2/8/2021).

Namun Andreas menepis pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Bidan bahwa Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan. Sebab, dari kajiannya, laju penurunan permukaan tanah di Jakarta sudah melandai. Kondisi yang sangat mengkhawatirkan itu, kata Heri, yang juga anggota Pokjanas Mitigasi Adaptasi Land Subsidence, justru terjadi di Pekalongan, Semarang, dan Demak.

Jika dalam 10 tahun ke depan tidak ada upaya manajemen risiko yang baik, ia melanjutkan, prediksi tenggelamnya wilayah-wilayah ini akan lebih pasti dibandingkan Jakarta. "Kalau Jakarta sih tidaklah. Pernyataan Presiden Biden itu bagus untuk penyadaran kita," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads