Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono berbicara mengenai gaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan kerja ke sejumlah daerah. Jokowi disebut ingin lebih luwes dan tidak kaku terkait dengan protokol.
"Selama kepemimpinan beliau, mungkin baru beliau yang ingin luwes dan sistem keamanannya, protokolnya, itu boleh ada, tetapi tidak boleh terlalu kelihatan walaupun ada ya kelihatan. Tetapi satu, dua, atau tiga orang," kata Heru dalam wawancara bersama detikcom beberapa waktu lalu.
Heru lantas mengungkap pesan yang selalu ditekankan Jokowi saat kunjungan kerja. Jokowi meminta agar tetap ada ruang untuk bisa menyapa masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contoh ketika Bapak Presiden kunjungan ke daerah, beliau selalu menekankan area masyarakat untuk bertemu tetap disiapkan. Zaman sebelum pandemi, jaraknya bisa sampai meter ya, dekat 2-3 meter. Nah zaman pandemi agak dilebarkan 10-15 meter atau 20 meter itu bukan karena apa, Presiden menjaga jarak, tetapi karena kondisi COVID," ujar Heru.
"Penekanan Bapak Presiden kepada kami adalah tetap masyarakat tuh bisa berkomunikasi, tetap bisa bersentuhan dengan Bapak Presiden. Kalaupun nanti pandemi ini sudah melandai, kita kembalikan bahwa Bapak Presiden bisa kembali dekat dengan masyarakat. Dan itu keinginan beliau," sambung Heru.
Bahkan, sambung Heru, pihaknya pernah ditegur Jokowi lantaran persoalan warga yang ingin foto bareng Jokowi. Jokowi mengingatkan jajarannya agar tidak melarang warga berfoto bersama dirinya.
"Kadang-kadang pernah di lapangan sering ditegur ya, 'kalau ada masyarakat yang memang mau foto dengan saya, ya diatur, tidak boleh dilarang'. Kalau misalkan waktunya ada 10 menit, lumayan kan, 10 menit bisa 15-16 orang, dan setiap spot, langkah Bapak Presiden tentunya beliau kami tetap fasilitasi untuk kelonggaran santai beliau, seperti itu," tutur Heru.
(knv/dhn)