"Kami memastikan bahwa sumber sapi yang kita ambil ini selama ini aman dari tempat yang aman, lalu semua sapi yang masuk ke Dharma Jaya itu sebelum turun dari truk kita udah harus screening, terutama sapi dari daerah terindikasi," kata Raditya Endra saat dimintai konfirmasi, Selasa (17/5/2022).
Raditya mengatakan Dharma Jaya mengimpor sebagian besar sapi beku dari Australia dan Brasil. Sedangkan untuk sapi hidup didatangkan dari Jawa Barat, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kalau daging kebanyakan impor, jadi nggak masalah sih. Dari Australia dan Brasil juga nggak ada masalah dengan PMK ini, aman," imbuhnya.
Meski begitu, pihaknya bakal melakukan prosedur pengecekan jika sapi harus diambil dari daerah terindikasi PMK. Nantinya, sapi-sapi tersebut akan dikarantina dan dites sebelum turun dari truk.
"Kalau dari daerah terindikasi sapi itu nggak boleh dulu turun dari truk, kami masukkan karantina, kita tes di atas truk, kalau memang ada indikasi kita suruh keluar, kita pulangin, jadi masuk karantina sendiri," jelasnya.
Di samping itu, pihaknya juga melakukan konsolidasi dengan daerah penyuplai sapi. Tujuannya menyikapi potensi kenaikan harga daging sapi menjelang Idul Adha 2022 mendatang.
"Antisipasi dari sekarang kita sudah mulai konsolidasi dengan daerah aman, kita kumpulkan. Kalau data itu di DKPKP, data riilnya. kalau Dharma Jaya sebulan ada 500-600 ton," imbuhnya.
(taa/jbr)