Arti Halal Bihalal, Tradisi di Indonesia Saat Lebaran

Arti Halal Bihalal, Tradisi di Indonesia Saat Lebaran

Tim detikcom - detikNews
Senin, 09 Mei 2022 12:12 WIB
ilustrasi lebaran
Arti Halal Bihalal, Tradisi di Indonesia Saat Lebaran (Foto: iStock)
Jakarta -

Arti halal bihalal banyak dicari tahu di momen lebaran. Halal bihalal memang dikenal sebagai tradisi yang tak bisa dilepaskan dari perayaan Idul Fitri setiap tahunnya.

Halal bi halal dilaksanakan tak hanya antar keluarga dekat saja, namun juga ke sesama teman hingga rekan kerja. Halal bihalal dilakukan baik dengan saling berbaris bersalaman dan mengunjungi satu sama lain.

Lalu apa arti halal bihalal sebenarnya? detikcom merangkum informasinya sebagai berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arti Halal Bihalal Serta Tujuannya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti Halal Bihalal adalah hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan. Halal bihalal biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang yang merupakan tradisi khas masyarakat di Indonesia.

Arti Halal bihalal lainnya adalah bermaaf-maafan pada Lebaran dengan segenap sanak keluarga dan handai taulan.

ADVERTISEMENT

Halal bihalal dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama sesudah bulan puasa Ramadan dalam suasana Idulfitri pada bulan Syawal dengan tujuan sebagai media untuk saling bermaafan sesama muslim dan orang yang hadir dalam acara tersebut supaya segala kesalahan yang telah dilakukan dapat dimaafkan.

Asal Usul Tradisi Halal Bihalal

Kini arti halal bihalal telah diketahui, adapun halal bihalal ini menjadi tradisi khas yang ada di Indonesia. Di Mekkah atau Madinah, tradisi ini tidak dikenal.

Dilansir situs resmi Kementerian Agama (Kemenag) Sumsel, Astrida menjelaskan makna di balik halal bihalal. Konon tradisi ini pertama kali diperkenalkan oleh Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa.

Kala itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah shalat Idul Fitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Pertemuan itu dilakukan untuk melakukan sungkem, di mana dalam budaya Jawa, seseorang yang sungkem kepada orang yang lebih tua adalah suatu perbuatan yang terpuji. Tujuan sungkem adalah sebagai lambang penghormatan dan permohonan maaf.

Ada pula sumber lain yang menyebut awal mula tradisi halal bihalal terjadi di masa revolusi kemerdekaan. Indonesia yang terancam karena kedatangan Belanda mendorong sejumlah tokoh menghubungi Soekarno pada bulan Ramadan tahun 1946.

Pertemuan itu dilakukan untuk memohon agar Soekarno bersedia di hari raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Agustus menggelar pertemuan dengan mengundang seluruh komponen revolusi. Tujuannya adalah agar lebaran menjadi ajang saling memaafkan dan menerima keragaman dalam
bingkai persatuan dan kesatuan bangsa.

Presiden Soekarno menyetujui dan dibuatlah kegiatan halal bihalal yang dihadiri tokoh dan elemen bangsa sebagai perekat hubungan silaturahmi secara nasional. Sejak saat itu, tradisi halal bihalal dikenal dan kini tetap dilestarikan oleh masyarakat Indonesia saat lebaran.

(izt/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads