Menerka Makna Manuver Puan Lewat 2 Sindiran di Jateng

Farih Maulana Sidik - detikNews
Sabtu, 30 Apr 2022 09:15 WIB
Foto: Puan Maharani saat di Wonogiri Jateng (dok.DPR RI)
Jakarta -

Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPP PDIP Puan Maharani baru-baru melontarkan sindiran soal pemimpin ganteng tapi tak bisa kerja. Tahun lalu, Puan juga melontarkan sindiran serupa dalam acara PDIP di Semarang.

Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai Puan tengah bermanuver lewat sindiran-sindiran tersebut. Menurut Adi, lewat sindiran 'aktif di medsos dan pemimpin ganteng' Puan dalam pencapresan 2024 ingin melampaui data statistik survei yang pesaingnya aktif di media sosial (medsos) hingga rupawan.

"Jadi ini adalah manuver Puan supaya publik itu tidak melulu menjadi referensi pilihan politik itu ya berdasarkan pada survei pada angka-angka, bukan melulu pada ukuran fisik ganteng tidaknya seseorang, termasuk ya aktif di medsos. Puan ingin menggeser itu bahwa orang yang tidak pernah muncul di medsos, tidak pernah narsis atau kecil elektablitasnya di survei itu juga bisa berbuat banyak untuk bangsa dan negara ini," kata Adi kepada wartawan, Jumat (29/4/2022).

Adi menyebut bahwa sindiran Puan itu adalah tantangan serius bagi siapapun pesaingnya di Pilpres 2024 nanti. Puan yang dinilai punya gairah maju di 2024 mengajak pesaingnya untuk bertarung ide dan gagasan tentang apa yang sudah dilakukan dan apa yang bakal dilakukan jika ingin menjadi pemimpin negeri di masa mendatang.

"Karena memang selama ini publik dijejali soal angka-angka statistik siapa yang populer, siapa yang tingkat keterpilihannya tinggi, kemudian yang aktif di medsos. Sepertinya itu menjadi salah satu kelemahan Puan selama ini, dan kelemahan itu ingin ditutup dengan mencoba mengajak bahwa tidak lagi begitu kalau soal capres, tapi bicara tentang apa yang akan dilakukan dan apa pengalaman-pengalaman politiknya," ucapnya.

"Ini sebuah tantangan terbuka supaya orang yang punya keinginan maju di 2024 itu memamerkan apa yang sudah dilakukan terkait dengan posisinya masing-masing, yang jadi gubernur, yang jadi menteri, pembantunya presiden tinggal tunjukkan apa yang sudah bisa dilakukan ke rakyat, pamer kekuatan," tambahnya.

Lebih jauh, Adi bicara soal 'mazhab pencapresan' Puan Maharani. Menurutnya, 'mazhab pencapresan' Puan termasuk antimainstrim karena tidak bicara soal popularitas dan elektabilitas bagus dalam survei.

"Puan mencoba ingin memberikan mazhab yang lain, soal capres itu tidak hanya melulu soal angka-angka, bukan melulu tentang viral tidaknya di medsos, bukan hanya kegantengan atau tidak. Ada orang yang tidak mempunyai itu semua tapi dia bisa bekerja, kira-kira itu mazhabnya Puan," tegasnya.

Lihat juga Video: Puan soal Masinton Kritik Luhut: Sudahi Polemik Tunda Pemilu






(fas/drg)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork