Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat pengaduan langsung dari dua pedagang Pasar Bogor soal maraknya praktik pungutan liar (pungli). Kedua pedagang itu blak-blakan cerita terkait hal yang diadukan ke Jokowi.
Keduanya ialah Rahman (20) dan kakak perempuannya, Kurniali (23). Mereka merupakan keponakan dari Ujang Sarjana, pria yang mereka sebut ditangkap polisi karena menolak pungli.
Saat ditemui detikcom, Rahman dan Kurnialih masih menggunakan pakaian yang sama ketika bertemu Jokowi. Kakak adik ini memilih menginap di kantor kuasa hukum dari Ujang Sarjana karena takut pulang ke rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahman mengaku aksi curhat ke Jokowi dilakukan secara spontan. Ia mengaku nekat mengadu ke Jokowi karena merasa butuh keadilan untuk pamannya, Ujang Sarjana.
Pihak keluarganya juga sempat mengadu ke Komnas HAM, tapi tak mendapatkan respons memuaskan. Melalui pengacaranya, pihaknya juga sempat mengajukan praperadilan, namun ditolak.
"Memang untuk kejadian kemarin itu benar-benar kita spontanitas, jadi benar-lagi lagi jualan di Pasar Bogor, karena kita kan sebagai pedagang buah, pedagang kecil gitu, jadi itupun Pak Presiden itu sedang ada kunjungan, yang mana itu tuh kita nggak tahu bakal ada kunjungan, sebelumnya," kata Rahman, Jumat (22/4/2022).
"Singkat cerita, Bapak Presiden itu menyapa warga, secara spontanitas itu saya dan kakak saya itu, menyampaikan aspirasi kita sebagai rakyat kecil gitu. Karena memang kita tuh butuh keadilan, butuh keadilan yang seadil-adilnya," tambahnya.
Cerita Pedagang Tolak Pungli Ditangkap
Rahman kemudian menceritakan awal mula keributan yang berujung penangkapan pamannya, Ujang Sarjana. Ia menyebut tidak ada pemukulan yang dilakukan Ujang Sarjana terhadap kedua pelapor pada saat malam keributan.
![]() |
"Jadi kasusnya itu sebenarnya, seorang pedagang buah di Pasar Bogor (Ujang Sarjana) sedang berjualan, kemudian tiba-tiba pelapor yang namanya Ardiansah dan Ade Komeng itu, dia itu membagikan minum, kantong plastik, rokok secara paksa kepada para pedagang, tapi harus tetap bayar. Itu harus setiap malam, kontinyu, nggak boleh libur, mau kantung masih ada kek atau minum masih ada kek, tetap itu (harus beli)," beber Rahman.
Rahmat mengatakan Ardiansah dan Ade Komeng tidak segan-segan melakukan kekerasan jika dagangannya tidak dibeli.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Kurniali. Ia juga mempertanyakan kapasitas dari pelapor, apakah benar-benar pedagang murni atau bukan.
"Cuma yang harus digarisbawahi adalah, yang tadi itu mereka itu (pelapor) benar-benar pedagang atau bukan, coba dilihat lagi, coba bedakan pedagang murni apakah pedagang itu sifatnya memaksa? Kan dibolehkan membeli atau tidak, masa pedagang memaksa dan membawa senjata tajam," kata Kurniasih.
Pedagang Curhat soal Pungli ke Jokowi
Diberitakan sebelumnya, Jokowi mendapat pengaduan langsung dari pedagang Pasar Bogor soal maraknya praktik pungli. Momen itu terjadi di sela penyerahan BLT minyak goreng.
Pantauan detikcom, Kamis (21/4), meninjau beberapa pedagang di dalam Pasar Bogor usai pembagian BLT minyak goreng. Di saat itu, ada pria dan wanita yang menyampaikan curahan hati (curhat) ke Jokowi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Momen Pedagang Pasar di Bogor Histeris Saat Curhat Pungli ke Jokowi':
Pria dan wanita berpakaian merah itu tampak histeris saat Jokowi melintas di lokasi. Mereka langsung menyampaikan curhat terkait praktik pungli yang disebut banyak terjadi di Pasar Bogor.
"Bapak, di sini banyak pungli, Pak," kata pria tersebut kepada Jokowi.
Jokowi lalu menghentikan langkahnya. Dia memperhatikan dan mendengarkan curhat pria dan wanita tersebut. Jokowi meminta keduanya untuk tenang dengan cara mengayun-ayunkan tangannya ke bawah.
Pria dan wanita itu juga mengatakan pamannya bernama Ujang Sarjana ditangkap polisi karena menolak pungli yang dilakukan preman.
Di lokasi tampak juga ada Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung. Pramono tampak mencatat curhat dari kedua orang tersebut.
Penjelasan Polisi
Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan pihaknya langsung menindaklanjuti dan memintai keterangan dua pedagang yang mengadu ke Jokowi. Polres Bogor Kota akan melakukan audit investigasi terkait aduan pedagang tersebut.
"Terima kasih atas informasi yang disampaikan dan terhadap pemberi informasi telah kami lakukan pemeriksaan atas keberatan yang disampaikan kepada Bapak Presiden. kami akan menindaklanjuti dengan audit investigasi," kata Susatyo, Kamis (21/4).
Susatyo menyebut perkara yang diadukan pedagang ke Jokowi itu sudah ditangani sejak Desember 2021 lalu tentang pengeroyokan terhadap sesama pedagang.
Ia menyebut keberatan atas penanganan perkara tersebut juga sempat diuji melalui mekanisme praperadilan. Namun kasus kemudian tersebut tetap berlanjut.