Jakarta -
Pemilihan aktris Maudy Ayunda sebagai juru bicara dalam forum presidensi G20 dikritik karena dianggap tak memiliki pengalaman. Anggota DPR RI Komisi I Hillary Brigitta Lasut menyebut generasi muda tidak menawarkan pengalaman melainkan ide dan gagasan.
"Generasi muda memang tidak menawarkan pengalaman, mereka menawarkan ide dan gagasan serta kemampuan beradaptasi selama bekerja di bawah tekanan," ujar Hillary, saat dihubungi, Senin (18/4/2022)
Hillary mengatakan pengalaman tidak selalu menjadi tolak ukur untuk menentukan kualitas. Menurutnya jika tidak ada kesalahan maka dinilai tidak perlu pesimis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengalaman tidak selalu menjadi tolak ukur utama dalam menentukan kualitas. Selama tidak ada kesalahan yang dilakukan jangan pesimis dulu," tuturnya.
 Foto: Hillary Brigitta Lasut dari Partai NasDem. (Dok Pribadi) |
Ia juga mencontohkan orang-orang yang membuat startup maupun unicorn. Menurutnya tak semua dari pengalaman panjang.
"Orang-orang yang membuat unicorn dan perusahaan serta startup-startup, juga tidak semua lahir dari pengalaman panjang," imbuhnya.
Penunjukan Maudy karena dilihat memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi. Simak halaman selanjutnya
Saksikan Video 'Media Asing Kritik Maudy Ayunda Sebagai Juru Bicara Presidensi G20 RI':
[Gambas:Video 20detik]
Senada dengan Hillary, Anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Dave Laksono menilai tidak ada yang salah dalam penunjukan Maudy sebagai jubir.
"Saya sih tidak melihat hal yang salah yah, tinggal disesuaikan dengan materi yang sesuai dengan kebutuhan," ujar Dave saat dihubungi terpisah, Senin (18/4/2022).
 Foto: Dave Laksono (Dok: Istimewa) |
Dave mengatakan penunjukan Maudy karena dilihat memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi. Terkait wawasan yang dimilili, Dave menilai hal ini dapat dilakukan dengan melihat penguasaan materi yang disampaikan.
"Lebih dilihat dari kemampuan dalam menyampaikan informasi kepada dunia international tentunya," kata Dave.
"Bisa diuji ketika ditanya akan hal-hal yang strategis, seberapa jauh menguasai materi tersebut," sambungnya.
Sebelumnya, Bloomberg memberitakan kritik terhadap penunjukan Maudy Ayunda sebagai jubir presidensi G20. Penunjukan ini menuai kritik karena pada pemerintahan Presiden Joko Widodo ada selebriti, pendiri startup sampai anak-anak konglomerat yang masuk dalam lingkaran tersebut untuk mempengaruhi generasi muda di Indonesia.
Maudy Ayunda dinilai tak memiliki pengalaman diplomatik atau di bidang ekonomi. Maudy juga dinilai tidak menanggapi pertanyaan terkait kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dan justru menjawab pertanyaan terkait kehidupan pribadinya.
Sementara itu, peneliti politik LIPI Wasisto Raharjo Jati mengungkapkan penunjukan Maudy sebagai upaya meredam kritik dari kaum muda terhadap isu-isu strategis seperti masalah pekerjaan dan pelayanan publik.
"Pemerintah lebih condong ke anak muda di perkotaan yang punya hak istimewa, sementara mengesampingkan anak muda yang berpenghasilan menengah ke bawah dan tinggal di pedesaan," kata dia dikutip dari Bloomberg, Senin (18/4).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini