Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, mengantisipasi lonjakan penumpang saat mudik Lebaran. Untuk mengantisipasi hal ini, Terminal Lebak Bulus menyiapkan 30-50 armada per hari selama arus mudik lebaran.
"Dari otobusnya sendiri sudah menyiapkan penambahan armada. Biasanya kita menyiapkan per hari 30 sampai 40 (unit), mungkin bisa sampai 50 (unit) arus mudik sendiri," kata Kepala Terminal Lebak Bulus Hernanto di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (18/4/2022).
Hernanto mengatakan penambahan armada dilakukan untuk mengantisipasi penumpukan penumpang di terminal. Armada bus mudik disiapkan mulai H-7 Lebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah menyiapkan armada, agar tidak ada penumpukan-penumpukan. Artinya semua bisa terlayani yang akan mudik, busnya tersedia dengan baik. Artinya dari jumlah volume kendaraan, volume ketersediaan sudah disiapkan jauh-jauh hari dari para pengurus bus," kata dia.
Sementara itu, Hernanto mengatakan diperkirakan puncak arus mudik akan terjadi di dua atau tiga hari sebelum hari raya.
"Untuk puncak arus mudik kita perkirakan H-3 dan H-2 pekan terakhir jelang hari-H. Perkiraan pemudik 400 sampai 600, bahkan lebih, karena 2 tahun tidak mudik, jadi kita berpatokan 2019," jelasnya.
Terminal Lebak Bulus juga mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung mudik Lebaran yang aman dan lancar. Pihak terminal akan bekerja sama dengan instansi terkait melakukan pemeriksaan kendaraan dan kesehatan awak bus.
"Kita menyiapkan sarana dan prasarana, kesiapan armadanya sendiri dan juga dari petugas maupun para awak bus," katanya.
Baca di halaman selanjutnya: Terminal Lebak Bulus akan lakukan pemeriksaan kendaraan dan awak bus.
Pemeriksaan kendaraan dan awak bus dilakukan selama dua pekan mulai 25 April hingga 10 Mei 2022. Pemeriksaan dilaksanakan dengan pihak terkait.
"Sesuai rencana yang kita sampaikan, H-7 mulainya hingga H+7 tanggal 25 April sampai 10 Mei 2022. Kita akan lakukan pemeriksaan kesehatan dari pengemudi dan awak bus," kata dia.
"Dari tim medis dari Dinkes Pemprov DKI dan juga dari BNN. Untuk kelayakan kendaraan juga kita sudah koordinasi dengan penguji dari PKB (Penimbangan Kendaraan Bermotor) Jagakarsa, Jakarta Selatan," sambungnya.
Terkait pemeriksaan armada, nantinya akan dicek mulai dari kelengkapan surat-surat kendaraan hingga pemeriksaan visual mulai dari ban, rem, hingga pemecah kaca sebagai penunjang keamanan dan keselamatan perjalanan.
Hernanto mengatakan pihaknya akan mengikuti instruksi UPPKB (Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor) terkait kelaikan kendaraan. Kendaraan tak laik jalan dilarang beroperasi.
"Koordinasi dengan PKB, apakah bus itu layak jalan untuk mengangkut pemudik atau tidak. Sesuai rekomendasi mereka kita laksanakan, apabila tidak layak, tidak akan jalankan. Apabila layak, toleransi masih kita jalankan," tuturnya.