PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menjalankan sejumlah program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR). Beberapa mitra binaan PKT telah berkembang usahanya hingga dinilai mampu melanjutkan bisnis secara mandiri.
SVP Sekretaris Perusahaan PKT Teguh Ismartono mengatakan dengan terus menyeimbangkan kinerja pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, PKT menciptakan pertumbuhan usaha yang berkualitas hingga mampu membangun kemandirian ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan lewat prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
"Di tengah berbagai tantangan, penting untuk menyelaraskan antara bisnis dan operasional perusahaan dengan kondisi sosial dan ekonomi yang sehat. Karena itu, kami secara konsisten mengedukasi masyarakat sekitar agar memadukan kemampuan mendapatkan sumber pendapatan sambil mengelola dan meningkatkan kelestarian alam lingkungan sekitar. Melalui pelatihan yang intens dilaksanakan selama beberapa tahun, nyatanya beberapa binaan PKT berhasil mencapai exit program karena mampu berkembang dan mandiri secara berkelanjutan," ujar Teguh dalam keterangan tertulis, Jumat (15/4/20220.
"Tentu ke depan kami ingin terus melakukan pembinaan yang berkesinambungan agar kesejahteraan dan kemandirian bisa merata. Ini sejalan dengan tujuan PKT dalam mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), sekaligus menguatkan peran PKT sebagai agen pembangunan," lanjutnya.
Teguh mengatakan sebagai salah satu perusahaan yang bermarkas di Bontang, PKT berusaha untuk konsisten meningkatkan produktivitas masyarakat maritim di kota tersebut. Hal ini diimplementasikan dalam berbagai program yang telah dijalankan, antara lain pengelolaan dan reduksi limbah, pengelolaan keanekaragaman hayati, hingga pengelolaan emisi.
Di sisi sosial, lanjut Teguh, berbagai program pendidikan juga telah dilakukan. Dari situ tiga binaan PKT tahun ini telah memasuki program exit strategy setelah dinilai mampu mandiri di berbagai sektor yang dikembangkan selama masa pembinaan 4-5 tahun terakhir.
Adapun beberapa usaha yang mampu masuk program exit strategy di antaranya.
1. Budidaya Tanaman Obat Keluarga oleh Kelompok Makrifah Herbal
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan akses masyarakat marjinal terhadap akses pekerjaan dengan cara budidaya TOGA dan produk turunan dari hulu sampai ke hilir dengan legalitas usaha berbentuk CV. Dengan masa pembinaan pada 2017-2021, program ini u berkembang di 10 sektor usaha. Pada 2021, program ini telah menjadi pusat edukasi herbal di wilayah Bontang.
2. Inkubator Bisnis Permata Bunda
Dengan masa pembinaan mulai 2016-2021, Ibis menjadi wadah persiapan kemandirian penyandang difabel melalui Sustainable Entrepreneurship Program for Disability (SEP) yang berfokus pada pelatihan, pemagangan, penempatan kerja dan pendampingan wirausaha. Dalam konteks exit strategy, Inbis Permata Bunda berfokus pada replikasi secara masif melalui program 'Suarakan Karya' dan 'I-Youth (Inclusive Youth Hub)' yang telah dijalankan dalam dua sesi.
3. LPK Suvi Training
Melalui pembinaan PKT pada 2018-2021, LPK Suvi Training kini berperan menjadi lembaga pelatihan bagi masyarakat untuk penguatan pendidikan vokasi di Indonesia. LPK ini menjadi satu-satunya lembaga pelatihan di Bontang dengan kurikulum berstandar industri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Di masa pandemi COVID-19,LPK Suvi Training tetap produktif dengan jumlah peserta didik antara 300-400 orang dalam satu tahun.
Berdasarkan hasil survei kepuasan lingkungan tahun 2021, program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PKT dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat hingga engagement perusahaan dengan stakeholder dengan nilai mencapai 89,62%.
"Lewat penerapan ISO 26000 SR dan juga Creating Shared Value (CSV) yang dilakukan, PKT terus mewujudkan masyarakat mandiri melalui berbagai inovasi program. Ke depan, PKT akan terus menjaga keberlanjutan perusahaan dan lingkungan dengan terus membangun ekosistem bisnis yang berfokus pada ESG secara konsisten guna menjaga keberlanjutan usaha masyarakat dalam jangka waktu panjang," jelas VP CSR PKT Anggono Wijaya.
(akn/ega)