Pakar hukum dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar menapresiasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang turun langsung mengawal demonstrasi yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kemarin. Abdul Fickar berharap pengawasan langsung kepala polisi pada anggotanya yang melakukan pengamanan aksi massa diterapkan secara sistemik dan berkelanjutan.
"Ini bagus, Kapolri mengawal langsung. Tapi harus disistemkan, harus sistemik, jangan bergantung pada Kapolri. Demonstrasi kan kemarin nggak hanya di Jakarta, tapi di seluruh kota," kata Abdul Fickar kepada wartawan, Selasa (12/4/2022).
Abdul Fickar mengaku setuju dengan sikap Kapolri. Tinggal, sambungnya, pola pengawasan ini diwajibkan kepada seluruh kepala kepolisian daerah (kapolda).
"Pengawasan melekatnya harus sistemik, tidak bergantung pada orang. Saya setuju kepala polisi mengawasi bawahannya supaya nggak keras. Artinya dibuat sistem, nah sekarang misalnya wajib pada setiap kapolda mengawal demonstrasi supaya tidak ada kekerasan," ucap Abdul Fikcar.
"Kita apresiasi Kapolri dengan langkahnya. Cuma diharapkan pengawasan ini bisa sistemik dan berkelanjutan. Kapolri kemarin turun (ke kerumunan pendemo) nggak apa-apa, bagus," sambung Abdul Fickar.
Selain itu, Abdul Fickar menyoroti keberadaan 'penumpang gelap' dalam demo BEM SI kemarin hingga membuat pegiat media sosial yang juga dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando babak belur dan dilucuti celananya. Abdul Fickar menyarankan ke depan kedua pihak, baik polisi maupun mahasiswa, lebih siap lagi.
"Harus ada kesiapan dua pihak. Di satu sisi, teman-teman mahasiswa juga harus lebih selektif ketika melakukan demo. Ya memang sulit mengontrolnya, tapi kalau semuanya kompak, mahasiswa kompak, kalau ada kekerasan atau pelemparan apa ya mestinya diamankan," ucap Abdul Fickar.
"Kan tiap kampus pasti punya panitia, seksi pengamanan sendiri, dan sebagainya. Artinya secara internal, mahasiswa bisa mengelola massanya sendiri. Kalau mereka tertib semua, artinya akan bisa disaring juga mana mahasiswa, mana yang menumpangi," imbuh Abdul Fickar.
Dia juga meminta polisi lebih berkoordinasi lagi dengan mahasiswa. Koordinasi, ujar dia, tak berhenti pada surat pemberitahuan saja, tapi hingga berlangsungnya aksi di lapangan.
"Di sisi lain pihak keamanan juga lebih berkoordinasi dengan perwakilan massa dari tiap-tiap kampus," kata Abdul Fickar.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
(aud/fjp)