Pondok Tasawuf Underground. Begitulah nama tempat ini. Terdengar tak biasa untuk nama tempat belajar agama. Saya bersilaturahmi ke pondok ini.
Pondok ini terletak di Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Tidak seperti pada umumnya pesantren yang memiliki lahan luas.
Pondok Tasawuf ini menempati sebuah ruko berlantai tiga di Jl RE Martadinata. Saat detikcom mendatangi pada Rabu (6/4/2022), terlihat ada seorang pria yang sedang menghaluskan kayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang sedang menukang tersebut mengenakan topi hitam, berkaos oblong, dan terdapat tato di kedua tangannya. Penampilan seperti ini agak jarang terlihat di pondok pesantren biasanya. Di ruko tersebut tampak jelas tulisan 'Pondok Tasawuf Underground'.
Terlihat juga jasa binatu (laundry) dan kafe, nampak tutup di siang hari bulan puasa ini. Menaiki lantai dua, terdapat banyak lukisan dan karya fotografi bergambar Presiden Keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur.
![]() |
Di lantai dua ini, ada Ustaz Halim Ambiya yang tengah mengajar anak-anak muda di sini. Halim merupakan orang yang berada di belakang berdirinya Pondok Tasawuf Underground ini.
Ini adalah pondok tasawuf yang dihuni oleh anak jalanan dan anak-anak muda berpenampilan mencolok, orang-orang biasa menyebut mereka anak punk. Mereka semua belajar agama Islam dengan kesadaran hati.
Dunia maya ke dunia nyata
Sejarah dimulai dari 2012, satu dekade lalu. Berawal dari jagat maya media sosial, tasawuf underground kemudian berdiri di jagat nyata. Awalnya, Halim Ambiya rajin mengunggah kalimat-kalimat hikmah tentang tasawuf di media sosial.
"Jadi awalnya, saya dirikan tasawuf underground di media sosial," kata Halim kepada detikcom.
Baca juga: Saat Anak Kolong dan Punk Mengaji |
Kalimat-kalimat hikmah keagamaan Islam kemudian disampikannya secara 'offline', yakni di forum-forum pengajian, di kafe-kafe dan rumah-rumah. Awalnya, dia tak langsung merangkul kalangan anak jalanan.
Rangkulan ke pundak-pundak anak punk baru dimulai sekitar lima tahun yang lalu. Halim menceritakan ia mulai merangkul anak punk yang berada di beberapa titik di Jakarta. Tidak hanya itu, ia juga merangkul anak jalanan yang berada di Ciputat dan sekitarnya karena memang itu tempat tinggalnya.
"Sambil kita bikin pengajian yang cukup viral waktu itu di Tebet. Di situ mulai dikenal sama anak punk jalanan. Saya mencoba menarik mereka satu per satu ke kantor saya sejak 5 tahun yang lalu yang saya jadikan asrama bagi mereka," ucapnya.
![]() |
Pondok Tasawuf Underground di Ciputat ini sendiri didirikan belum lama, yakni 2020 lalu. Mulai dari sini anak punk diberikan ruang oleh Halim untuk berkumpul, belajar, dan mengembangkan diri. Berjalannya waktu jumlah anak punk bertambah sedikit demi sedikit.
"Terus berkembang semakin banyak santrinya sehingga saya harus menyiapkan konsep yang lebih matang jadi menggunakan modul pesantren. Akhirnya saya dirikan pesantren tasawuf underground," tutur Halim.
Peta jalan pulang
Ustaz Halim Ambiya dengan Pondok Tasawuf Underground-nya membantu anak-anak jalanan termasuk anak punk untuk menemukan kembali hidup yang baik sesuai ajaran Islam. Anak-anak muda ini ditunjukkan jalan lepas dari jeratan narkoba, kebiasaan minum alkohol, hingga menempuh jalan Tuhan.
"Nah kita sebut program sebagai pengenalan peta jalan pulang kepada Allah dan jalan pulang kepada keluarga," kata Halim.
![]() |
![]() |
![]() |
Peta jalan pulang berupa pendidikan rohani agama Islam. Pondok Tasawuf Underground juga mengembalikan kesadaran mental anak-anak jalanan agar bisa kembali ke masyarakat dan diterima keluarga.
"Itu tidak mudah. Butuh soft skill, butuh kemampuan, ilmu, dan pembelajaran khusus," kata dia.
Selain diberi pendidikan agama, anak jalanan juga diajari ketrampilan berwirausaha. Sudah banyak anak jalanan yang berhasil mentas. Total, sudah ada 130 anak jalanan yang pernah ikut kegiatan yang diasuh Halim Ambiya.
Untuk saat ini, ada 45 anak jalanan yang tengah dibina. Di antara jumlah itu, ada 26 yang bermukim di markas Pondok Underground Ciputat ini.
Simak Video: News of The Week: Bocah Disekap-Disiksa Ayah Tiri, Omicron Terkendali