Iptu Sudali, Polisi 'Petani' yang Sudah Tuai Berbagai Apresiasi

Kandidat Hoegeng Awards 2022

Iptu Sudali, Polisi 'Petani' yang Sudah Tuai Berbagai Apresiasi

Audrey Santoso - detikNews
Jumat, 08 Apr 2022 20:20 WIB
Kandidat Hoegeng Award 2022 Iptu Sudali
Foto: Suasana panen raya di sawah garapan kelompok tani bentukan Iptu Sudali. (dok Iptu Sudali)
Kendal - Perwira polisi di Kendal, Jawa Tengah (Jateng), Iptu Sudali, tak berpuas diri meski upayanya di bidang pertanian sudah mendapat apresiasi di tingkat kota. Iptu Sudali bersama kelompok tani organik yang dibentuknya terus berinovasi demi terciptanya budaya bertani tanaman tanpa zat kimia.

Ipda Sudali sehari-hari menjabat sebagai Kassubag Dalprogar di Polres Kendal. Rejosari Loh Jinawi, nama kelompok taninya, berhasil panen perdana padi organik pada 2020.

"Saya dapat ilmu pertanian ini sewaktu bertugas sebagai Brimob di Papua tahun 1989," kata Ipda Sudali yang diusulkan sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2022, dilansir dari detikJateng, Jumat (8/4/2022).

Melalui perjuangan bertahun-tahun, kini dia berhasil mengembangkan pertanian organik di Kota Semarang. Hasil dari benih padi Inpari 32 dan 34 memuaskan.

"Alhamdulillah tahun 2020 kelompok tani kami panen perdana padi organik yang langsung dilakukan oleh Wali Kota Semarang Pak Hendrar Prihadi dan Wakilnya Bu Hevearita. Ini puncak yang luar biasa bagi kelompok tani kami," ucap dia.

[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

Idenya Sempat Tak Diminati

Sudali mengaku jalannya tak mudah untuk meyakinkan warga bertani tanpa bahan kimia. Semula dia mengajak petani untuk melakukan metode bertani tanpa kimia, namun sepi peminat.

Edukasi yang dilakukan Sudali kepada kelompok tani setempat gagal. Petani tak antusias bertani organik karena hasilnya lebih sedikit dibanding menggunakan pupuk kimia.

Sudali terus berjuang menarik minat warga pada pertanian organik. Pria kelahiran 1969 itu dia mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang untuk mengembangkan pertanian organik pada 2018.

Dalam waktu singkat, 20 orang bergabung dan antusias membentuk sebuah kelompok tani organik, Rejosari Loh Jinawi.

"Di kelompok tani kami, kami ingin mengubah mindset yang selama ini sudah ada yakni menggunakan pupuk kimia lebih bagus. Ini kan mindset yang salah jadi harus diubah dulu. Baru kami akan melakukan pengolahan sawah," jelas Sudali.

[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

1 Hektare Sawah Sewa Jadi Modal Awal

Pada tahap awal, kelompok Rejosari Loh Jinawi menyewa sawah milik desa seluas 1 hektare. Kelompok tani yang dikomandoi Iptu Sudali memulai pengolahan sawah secara manual dan menebar benih padi organik.

Mereka turut menggunakan pupuk organik. Iptu Sudali memegang teguh tekadnya prinsip tak menggunakan pupuk kimia.

"Sejak dari awal kami memang ingin menggunakan padi dan pupuk organik. Bahan yang ada unsur kimianya ya kami tinggalkan. Ini komitmen dari kelompok tani kami," terang Iptu Sudali.

Tak hanya menanam padi, kelompok Rejosari Loh Jinawi juga membuat kolam ikan nila, karper dan bawal di sawah. Keberadaan kolam ikan dinilai dapat menambah pendapatan sekaligus tempat penampungan cadangan air.

[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

Gagal Panen Padi, Kolam Ikan Jadi Penyelamat

Iptu Sudali masih mengalami kendala di musim panen. Padi yang ditanam Rejosari Loh Jinawi mengalami gagal panen akibat serangan hama keong di 2021. Tetapi ternyata kegagalan itu justru memunculkan ide baru, yaitu memperluas kolam ikan.

Budidaya ikan di kolam tersebut mengurangi jumlah kerugian total akibat gagal panen. Rejosari Loh Jinawi masih bisa meraup untung dari kolam ikan.

Kelompok tani bentukan Iptu Sudali lalu menyulap kolam jadi tempat pemancingan umum, yang ternyata mendapat sambutan baik dari warga sekirar. Pemancingan ramai, masyarakat yang memanfaatkan situasi ramai pengunjung pun menggelar lapak dagangan di sekitar lokasi.

"Tahun ini, 2022, kolam sudah jadi. Dan kami isi dengan 10 ribu bibit ikan nila, kalper, bawal dan wader ijo. Rencana akan kami buka untuk umum kolam pemancingan ikan, biar masyarakat sekitar juga bisa jualan untuk mata pencaharian tambahan," ungkap Sudali.

Usaha yang dilakukannya banyak memperoleh apresiasi. Berbagai penghargaan pun diraihnya terutama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021.

"Kalau saya dan kelompok tani yang saya bentuk ini ingin terus mengembangkan pertanian tapi pertanian yang sehat tanpa kimia. Banyak penghargaan yang telah kami terima salah satunya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," ungkapnya.

[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

Sudali Ungkap Awal Mula Jatuh Cinta pada Pertanian

Iptu Sudali menceritakan pelatihan pertanian selama 4 bulan di Papua menjadi bekalnya hingga saat ini. Pelatihan singkat itu membuatnya mampu mengolah sawah non produktif menjadi produktif.

Sudali yang sangat tertarik menekuni pertanian memiliki impian untuk membagi pengetahuannya ke para tetangga dan kerabatnya di Semarang. Saat kembali dari Papua, pada 2007 silam, dia mulai berupaya mewujudkan impiannya.

Meski sejumlah tugas baru di satuan menyita banyak waktunya, Iptu Sudali selalu menyempatkan waktu untuk memikirkan cara memajukan sektor pertanian di daerahnya dengan ilmu yang dia miliki.

"Saya merasa prihatin saat melihat kondisi persawahan di Desa Wonolopo Kecamatan Mijen. Penggarapan atau pengolahannya tidak maksimal sehingga hasilnya pun pasti juga tidak maksimal," terang Sudali.

Kini Sudali menyasar kelompok usia remaja untuk dijejali ilmu pertanian yang dia miliki. Kegiatan tak hanya terpaku pada bertani dan mengolah kolam ikan, namun juga membuat pupuk cair organik dari limbah rumah tangga.

"Saat ini saya sedang mengedukasi 20 remaja milenial agar tertarik tentang pertanian. Kami ajari bagaimana mengolah tanah, membajak, menebar benih, memanennya. Kami juga ajari mereka membuat pupuk cair organik dari limbah rumah tangga," terangnya.

Sudali ingin mengabdikan hidupnya sebagai anggota polisi yang profesional dan berkarya secara tulus untuk pertanian.

Artikel ini adalah bagian dari rangkaian acara Hoegeng Awards 2022. Polisi yang diceritakan dalam artikel ini merupakan salah seorang yang diusulkan pembaca sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Pembaca detikcom bisa mengusulkan anggota polisi kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 melalui link berikut ini: Hoegeng Awards 2022. (aud/tor)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads