Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa disudutkan lewat spanduk. Pesan spanduk tersebut ngeri.
Spanduk ngeri itu bergambar foto Panglima TNI Jenderal Andika dengan narasi pemakzulan. Spanduk ini terpasang di kawasan Jakarta Pusat dan sudah ditertibkan.
Spanduk Jenderal Andika yang dinarasikan PKI itu muncul di sejumlah titik di Jakarta Pusat. Salah satu foto yang beredar di media sosial yakni bergambar Jenderal Andika yang diedit mengenakan baju berwarna merah dengan logo PKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muncul juga spanduk Jenderal Andika yang dikaitkan dengan PKI di kawasan Menteng. Dalam video yang beredar di media sosial, spanduk itu bergambarkan Jenderal Andika mengenakan seragam.
Latar spanduk berwarna merah dengan logo palu arit. Spanduk itu juga bertuliskan 'Pecat P5 PKI atau Dimakzulkan'. Video itu terlihat personel TNI dan anggota Satpol PP sedang menertibkan spanduk tersebut.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PPl) Kecamatan Menteng, Hendra saat dikonfirmasi membenarkan adanya spanduk tersebut. Dia mengatakan saat itu Satpol PP melakukan pendampingan untuk menurunkan spanduk.
"Kemarin hari Minggu, lalu kami berkoordinasi dengan Danramil nya, lalu Danramil, Babinsanya didampingi dengan Satpol PP untuk menurunkan barang buktinya diserahkan ke Koramil untuk disimpan," kata Hendra saat dihubungi, Senin (4/4/2022).
"Banyak ada beberapa tempat juga, di luar wilayah Menteng yang memasang spanduk itu. (Di Menteng) Ada satu yang kemarin kami laporkan ke Danramil. Hari Minggu, Satpol PP mendampingi aja. Jadi kita lapor, berkoordinasi dengan Danramil. Ada di depan lampu merah Jalan Soeroso depan rumah sakit," imbuhnya.
Sementara itu, Kasatpol PP Jakpus, Bernard Tambunan juga mengatakan pihaknya sudah menertibkan spanduk bergambar Jenderal Andika tersebut. "Iya sudah ditertibkan," katanya.
Simak selengkapnya di halaman berikut
Lihat juga Video: PKS soal Keturunan PKI Boleh Jadi TNI: Landasan Kebijakannya Apa?
Upaya Menyudutkan
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai kemunculan spanduk tersebut ada dua penyebab. Yang pertama terkait kebijakan terbaru Jenderal Andika Perkasa yang membolehkan keturunan PKI daftar TNI.
"Pertama, itu pasti efek kebijakan Panglima TNI yang memperbolehkan keturunan PKI ikut seleksi TNI," kata Adi kepada wartawan, Senin (4/4).
Sebagian publik, Adi menjelaskan, mengkritik kebijakan tersebut karena dianggap memaafkan kejahatan PKI. Sedangkan sebagian publik lainnya mengapresiasi karena dianggap menghapus diskriminasi dan jadi ajang rekonsiliasi nasional.
"Di negara ini segala hal yang terkait dengan PKI sangat sensitif, memantik polemik, dan amarah publik. Pasti ada pro-kontra," ujarnya.
Kemunculan spanduk bergambar Jenderal Andika Perkasa dengan narasi PKI juga dinilai berkaitan dengan Pilpres 2024. Menurut Adi, sosok Andika potensial maju pada Pilpres 2024.
"Kedua, bisa saja spanduk semacam itu bagian upaya merusak kredibilitas dan nama baik Panglima Andika yang belakangan santer disebut potensial maju Pilpres 2024 yang akan datang," kata Adi.
"Kebijakan Panglima soal keturunan PKI digoreng untuk kepentingan politik elektoral," imbuhnya.
Lantas siapa yang memasang spanduk bergambar Andika itu? Adi menilai biasanya kelompok yang 'memainkan' isu PKI adalah mereka yang sangat yakin PKI akan bangkit. Kelompok resisten PKI ini bisa dari kalangan mana pun.
"Kelompok resisten PKI bisa dari kalangan nasionalis dan kalangan Islam yang sangat trauma terhadap kejahatan PKI. Tapi orang atau kelompok yang bikin spanduk semacam itu tergolong berani dan punya nyali kuat yang langsung menghakimi Jenderal Andika," imbuhnya.