"Kami yakin maksud Pak Amien baik yakni untuk kemaslahatan negeri ini," ujar Habiburokhman.
"Kami doakan beliau sehat terus dan bisa selalu memberikan kritikan dan masukan terkait penyelenggaraan negara," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NasDem Jawab Amien Rais
Waketum NasDem Ahmad Ali membela Jokowi dari kritikan Amien Rais. Seperti diketahui, kritikan Amien Rais ke Jokowi ini bukanlah yang pertama kali.
"Makanya saya menjaga orang seperti Pak Amien Rais masuk lagi, masuk untuk 'memprovokasi' dan kemudian terjadi polarisasi," kata Ahmad Ali kepada wartawan, Senin (4/4).
Ali kemudian meminta masyarakat yang pro-Jokowi untuk menghentikan gerakan-gerakan yang berpotensi memecah belah bangsa. "Saya pikir masyarakat yang menyayangi Pak Jokowi, mencintai Pak Jokowi, untuk menghentikan gerakan-gerakan yang kemudian berpotensi memecah belah bangsa ini," ujarnya.
Jubir Luhut Serang Balik Amien Rais
Amien Rais menyarankan Jokowi-Luhut pergi ke psikolog untuk mengecek apakah betul mengidap sindrom narsistik megalomania. Jubir Luhut, Jodi Mahardi, heran dengan perkataan Amien Rais.
"Yang harus ke psikolog itu para politikus yang nggak bisa menyampaikan pendapat secara beradab," ujar Jodi saat dimintai konfirmasi, Sabtu (3/4).
![]() |
Jodi menjelaskan seharusnya Amien mendidik generasi muda menjadi manusia beradab, bukan justru sebaliknya. "Bukannya mendidik generasi muda jadi manusia beradab, malah sebaliknya," tukas Jodi.
"Yang paranoid itu yang nggak bisa nerima bahwa demokrasi bukan cuma maunya dia," imbuhnya.
PDIP: Bedakan Megalomania dan Ide Besar
Elite PDIP Hendrawan Supratikno meminta Amien Rais membedakan antara sindrom megalomania dengan ide besar. Amien Rais sempat menyebut Jokowi-Luhut megalomania dalam kritiknya.
"Harus dibedakan antara ide besar (great ideas) dengan sindrom megalomania. Ide besar dibutuhkan sebagai bagian dari strategi dan navigasi di tengah turbulensi dan dinamika lingkungan. Kita tidak boleh terpaku pada status-quo. Konsistensi dan daya adaptasi harus dimainkan secara harmonis dan sinergis," ujar Hendrawan saat dihubungi, Sabtu (2/4).
Meski demikian, Hendrawan meminta kritik Amien Rais itu ditanggapi secara obyektif. Dia pun memaklumi gaya kritik Amien Rais yang biasa menggunakan diksi keras.
"Orang yang bijaksana menjadikan kritik sebagai cara atau instrumen untuk mawas diri. Dengan demikian, kritik keras Amien Rais harus kita tempatkan secara obyektif dan proporsional. Soal diksi-diksi keras yang digunakan, kita pahami itu memang 'nada dasar' irama Amien Rais," paparnya.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya: