Kemunculan Mengejutkan Amien Rais

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 03 Apr 2022 11:30 WIB
Foto: Amien Rais (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta -

Lama tak muncul usai mendeklarasikan berdirinya Partai Ummat, Amien Rais terlihat kembali 'menghiasi' jagat perpolitikan Tanah Air. Kemunculan mengejutkan Amien Rais disertai kritikan yang tertuju kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Bahasa kritikan Amien Rais juga berbeda dengan bahasa kritikan yang belakangan ini muncul. Ketua Majelis Syuro Partai Ummat itu menyebut Jokowi dan Luhut rezim yang paranoid hingga ugal-ugalan.

Kritikan itu disampaikan Amien Rais melalui video yang diunggah di akun YouTube Amien Rais Official dengan judul 'DUET JOKOWI LUHUT TIDAK KITA PERLUKAN LAGI'. Video itu diposting pada Sabtu (2/4/2022).

"Daripada saya bicara dalam rangka membayangkan oknum tertentu, lebih baik saya landing saja realitas politik kita sekarang ini duet Jokowi-Luhut yang saat ini menjadi simbol dan substansi rezim yang berkuasa saat ini bahwa sesungguhnya harus berakhir pada Oktober 2024," kata Amien.

"Jadi, selain itu, tidak boleh lagi dua oknum ini lantas menggerakkan berbagai cara, tekad ala Orde Baru itu, kita masih terngiang-ngiang rakyat kita dibodohi, tapi kadang ditekan, diancam untuk mengegolkan tujuan politik yang sesungguhnya jahat, political crime," imbuhnya.

Rezim Paranoid

Amien Rais menyebut Jokowi dan Luhut sebagai rezim yang punya ambisi berkuasa. Karena ambisi berkuasa itu, menurut Amien, Jokowi dan Luhut jadi rezim paranoid. Dia menyebut ciri-ciri rezim paranoid ada pada Jokowi dan Luhut.

"Saya ingatkan bahwa rezim Jokowi-Luhut, karena ambisi kekuasaannya itu, menjadi sebuah rezim paranoid. Jadi menjadi paranoid rezim, di mana cirinya adalah rasa tidak pernah secure, aman. Kemudian cara menutupi kelemahannya dengan cara menggertak, dengan mengancam, dengan mengerahkan massa yang masif, bahwa duet ini adalah satu-satunya yang dapat menyelamatkan bangsa ini," ujar Amien Rais.

Mantan Ketua MPR RI itu mengaku merasa kasihan dengan rezim Jokowi-Luhut. Amien kasihan karena Jokowi-Luhut sampai sampai mengerahkan lurah atau kepala desa demi ambisi kekuasaannya.

"Jadi saya kasihan melihat keadaan kita sekarang ini, mengerahkan seluruh lurah se-Indonesia, mungkin nanti asosiasi-asosiasi tertentu, mungkin nanti eksponen bangsa petani, nelayan, buruh, pegawai negeri, pensiunan ini pensiunan ini, dan lain-lain," ucapnya.

Amien menganggap pengerahan kepala desa ada cara tak berguna. 'Bapak Reformasi' itu mengibaratkan strategi pengerahan lurah itu sebagai balon, besar namun mudah meledak.

"Tetapi ini adalah suatu cara yang kosong substansi, kemudian abal-abal, tidak ada bobotnya. Karena apa? Karena ini sangat artifisial, ya seperti balon. Kelihatannya besar, tapi jika terkena jarum kecil saja udah kempis," lanjutnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Amien Rais: Duet Jokowi-Luhut Harus Berakhir Oktober 2024!':






(zak/gbr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork